Ciri-Ciri Bullying pada Anak, Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya
Bullying dapat terjadi dalam berbagai bentuk, termasuk fisik, verbal, atau perilaku sosial yang merugikan korban.
Bullying dapat terjadi dalam berbagai bentuk, termasuk fisik, verbal atau perilaku sosial yang merugikan korban.
Ciri-Ciri Bullying pada Anak, Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya
Bullying di sekolah merupakan perilaku agresif dan merendahkan yang sering kali terjadi secara berulang. Di mana satu atau lebih anak dengan sengaja menyakiti, mengintimidasi, atau mendiskriminasi anak lain.
Bullying dapat terjadi dalam berbagai bentuk, termasuk fisik, verbal atau perilaku sosial yang merugikan korban
-
Bagaimana ciri-ciri bullying? Bullying dapat diidentifikasi melalui tiga karakteristik berikut; (1) disengaja (untuk menyakiti), (2) terjadi secara berulang-ulang, dan (3)ada perbedaan kekuasaan.
-
Bagaimana bullying tersebut terjadi? Dalam video tampak korban, AY (14), tak bisa berbuat apa-apa saat menjadi sasaran teman-teman sekelasnya. Dia dimaki dengan kata-kata kasar menggunakan bahasa setempat oleh para pelaku. Korban juga dipaksa sujud dan mencium kaki pelaku. Kepalanya didorong ke bawah oleh salah satu pelaku, sementara pelaku lain tertawa. Kemudian pelaku lain sengaja mendorong temannya dengan tujuan menimpa badan korban. Saat rambut korban berantakan, pelaku memaksanya berkaca ke layar ponsel.
-
Apa yang menjadi sorotan terkait pelaku bullying di Cilacap? Hal lain yang menjadi sorotan adalah sosok pelaku yang merupakan siswa berprestasi. Diketahui bahwa pelaku merupakan juara dua lomba pencak silat tingkat kabupaten dan juara tiga lomba tilawah tingkat kecamatan. Hal inilah yang menjadi sorotan bagaimana sebuah lembaga pendidikan mendidik peserta didiknya.
-
Apa itu bullying? Bullying adalah segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja oleh satu orang atau sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terus menerus.
-
Apa yang dimaksud dengan bullying? Bullying atau perundungan salah satu masalah sosial yang kerap terjadi di lingkungan sekolah, tempat kerja hingga dunia maya.
Anak yang menjadi korban bullying mungkin mengalami dampak negatif yang serius pada kesejahteraan mental dan emosional mereka seperti penurunan harga diri, kecemasan, depresi atau bahkan berpikir untuk melakukan tindakan bunuh diri.
Bullying juga menciptakan lingkungan belajar yang tidak aman dan tidak nyaman di sekolah, memengaruhi kemampuan anak untuk berkembang secara sosial dan akademis.
Ada beberapa ciri-ciri bullying pada anak, antara lain:
Ciri-Ciri Bullying pada Anak
Ada beberapa tanda atau ciri-ciri bullying pada anak yang perlu diketahui orang tua, antara lain:
1. Perubahan Suasana Hati
Perubahan suasana hati dapat terjadi dalam berbagai tingkat intensitas, mulai dari sedih atau marah hingga bahagia atau tenang.
Perubahan ini dapat dirasakan dalam bentuk perubahan mood, perasaan, dan emosi. Efek-efek yang dapat dirasakan termasuk perubahan energi, motivasi, konsentrasi, dan perilaku.
Perubahan suasana hati ini dapat memengaruhi hubungan sosial, pekerjaan, dan kesehatan secara keseluruhan.
Hormon seperti serotonin, dopamine, dan cortisol dapat memengaruhi suasana hati seseorang. Sementara itu, neurotransmitter seperti endorfin dan oksitosin juga berperan dalam mengatur suasana hati.
2. Adanya Perubahan pada Fisik
Ciri-ciri bullying pada anak selanjutnya adalah perubahan pada fisik. Perubahan pada fisik seperti perubahan hormonal dan perubahan fisik selama masa pubertas dapat memiliki dampak besar pada individu.
Perubahan hormonal dapat memengaruhi suasana hati, energi, dan pola tidur seseorang. Sementara perubahan fisik seperti pertumbuhan tubuh, perubahan suara, dan perkembangan organ reproduksi juga dapat memengaruhi kepercayaan diri dan self-esteem individu.
Perubahan fisik juga dapat memengaruhi hubungan sosial individu dengan orang lain. Mereka mungkin merasa canggung atau tidak nyaman dalam interaksi sosial karena perubahan fisik yang mereka alami. Ini dapat memengaruhi hubungan dengan teman sebaya, keluarga, dan pasangan potensial.
3. Gangguan Pola Tidur
Ciri-ciri bullying pada anak berikutnya adalah adanya gangguan pola tidur. Gangguan ini seperti sulit tidur, terbangun secara teratur di malam hari, atau tidur terlalu banyak, dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan fisik dan mental seseorang.
Gejala insomnia yang mencakup kesulitan tidur atau terbangun secara teratur di malam hari, dapat mengakibatkan kelelahan, gangguan konsentrasi, dan iritabilitas.
- Bagaimana Cara Anak Menyesuaikan Diri di Sekolah Baru Agar Tidak Menjadi Korban Bullying
- Tips Parenting agar Anak Tidak Jadi Pelaku Bully, Ajarkan Empati dan Toleransi
- Ini 8 Alasan Mengapa Anak dan Remaja Melakukan Tindakan Bullying
- Kenali 7 Tanda Anak Jadi Korban Bullying & Ciri-Ciri yang Rentan Terkena, Orang Tua Harus Tahu
4. Menghindari Interaksi Sosial
Anak yang mungkin menjadi korban bullying di sekolah memiliki ciri-ciri tertentu seperti lebih pendiam, kurang percaya diri, dan sering menjadi target perilaku agresif dari teman-temannya.
Mereka cenderung menunjukkan perilaku sosial yang menurun, seperti menghindari interaksi sosial atau menjadi lebih terisolasi.
Penting untuk memperhatikan ciri-ciri ini sebagai indikator potensial bahwa seorang anak sedang mengalami bullying. Mendengarkan curahan hati anak dan menanyakan keadaan di sekolah dapat membantu dalam mendeteksi masalah tersebut.
Penyebab Bullying
Penyebab bullying dapat bervariasi tergantung pada konteksnya, namun ada beberapa faktor umum yang dapat menyebabkan terjadinya perilaku perundungan di sekolah. Penelitian mengidentifikasi bahwa faktor-faktor risiko yang berperan dalam bullying meliputi kekuatan fisik, rasisme, dan seksisme.
Anak-anak yang memiliki kemampuan fisik yang lebih kuat atau yang memperlihatkan sikap rasisme dan seksisme cenderung memiliki potensi untuk menjadi pelaku bullying.
Anak-anak yang sering menjadi korban kekerasan atau pengabaian di rumah mungkin menggunakan kekerasan sebagai cara untuk mengekspresikan rasa frustasi dan ketidakmampuan mereka.
Mengetahui faktor-faktor risiko ini penting untuk mengatasi masalah bullying di sekolah.
Tindakan preventif dan intervensi yang tepat perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya bullying, serta membantu para pelaku dan korban bullying untuk memahami konsekuensi dari perilaku mereka dan menemukan cara untuk merespons tindakan tersebut.
Dampak Bullying
Bullying dapat memiliki dampak yang serius terhadap kesehatan mental dan emosional seseorang. Korban bullying seringkali mengalami depresi, kecemasan, dan penurunan harga diri.
Mereka mungkin merasa rendah diri, tidak berdaya, dan kesepian. Hal ini dapat memengaruhi kesehatan mental mereka secara keseluruhan, bahkan dapat menyebabkan pemikiran untuk bunuh diri.
Mereka juga mungkin absen lebih sering, merasa tidak aman, dan kurang percaya diri, semua hal ini dapat berdampak negatif pada prestasi akademis mereka.
Bullying juga dapat memengaruhi hubungan sosial seseorang. Korban bullying mungkin mengalami kesulitan dalam membangun hubungan yang sehat dengan teman-teman sebaya.
Mereka mungkin merasa tidak nyaman dalam berinteraksi sosial dan bahkan dapat mengalami kesulitan dalam mempercayai orang lain.
Dengan demikian, kita perlu menyadari bahwa bullying bukan hanya hal sepele. Dampaknya dapat sangat merusak bagi kesehatan mental, emosional, kinerja akademis, dan hubungan sosial individu yang terkena dampak.