Lapaknya Direlokasi, PKL di Parapat Curhat Ini ke Wagub Sumut
Pedagang di Parapat, Kabupaten Simalungun, Sumatra Utara mengadukan persoalan relokasi kepada Wakil Gubernur Musa Rajekshah.
Beberapa pedagang kios kaki lima di Parapat, Kabupaten Simalungun, Sumatra Utara (Sumut) mengadukan nasib mereka yang tergusur relokasi kepada Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah.
Aduan ini mereka sampaikan langsung saat Wagub Musa melakukan tinjauan ke mess milik Pemerintah Provinsi (Pemrov) Sumut di Parapat pada Rabu (29/9).
-
Apa yang diresmikan oleh Prabowo Subianto di Sukabumi? Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto meresmikan lima titik sumber air di Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu (30/12/2023).
-
Bagaimana perubahan area PKL Sultan Agung? Saat ini, kawasan itu telah ditata oleh pemkot sehingga lebih rapi dan nyaman, dengan jam buka mulai pukul 07.00-17.00 WIB.
-
Siapa saja yang dibebani dengan pajak di Sumut? Pajak adalah pembayaran wajib yang harus dibayarkan oleh individu atau badan usaha kepada pemerintah sesuai dengan undang-undang.
-
Kapan PPK Pemilu dibentuk? Menurut peraturan tersebut, PPK dibentuk paling lambat 60 hari sebelum hari pemungutan suara.
-
Bagaimana Imlek dirayakan di Sumut? Sejarah perayaan Imlek di Indonesia telah ada sejak abad ke-15 ketika pedagang Tionghoa datang ke Nusantara. Perayaan ini telah menjadi bagian dari budaya Indonesia, dengan tradisi seperti memasang lampion, menyiapkan makanan khas Imlek, dan memberikan angpao.
-
Siapa yang meresmikan gedung PLUT-KUMKM di Kota Pasuruan? Walikota Pasuruan H. Saifullah Yusuf (Gus Ipul) meresmikan gedung PLUT dengan tujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas Koperasi dan UMKM di Kota Pasuruan.
Para pedagang ini biasanya berjualan tepat di depan Mess Pora Pora T Rizal Nurdin di Jalan Ihan Pora Pora, Parapat. Namun kini mereka direlokasi ke kawasan Pusat Informasi Geopark Nasional Kaldera Toba di Open Stage Parapat, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon Simalungun.
Dua pedagang, Rusli Boru Sinaga dan Goreti Boru Situmorang, mengeluhkan lokasi relokasi tersebut karena dinilai sepi pengunjung sehingga membuat penghasilan mereka menurun.
Menanggapi hal ini, Wagub Musa pun mengatakan akan mencoba memberi saran kepada Bupati, karena persoalan relokasi tersebut merupakan ranah Kabupaten Simalungun, bukan Pemprov Sumut.
"Tapi nanti saya bisa kasih saran ke Pak Bupati, lewat Pak Camat juga disampaikan. Karena ini ranahnya kabupaten, bukan provinsi," ucapnya.
Melansir dari unggahan akun Instagram @infosumutku pada Kamis (30/9), berikut informasi selengkapnya.
Pedagang Minta Tidak Direlokasi
Instagram/@infosumutku ©2021 Merdeka.com
Rusli dan Goreti mengeluh karena lokasi relokasi saat ini tidak ramai dikunjungi pengunjung. Mereka takut jika terus sepi maka akan membuat penghasilan mereka menurun.
Mereka pun meminta agar tetap diperbolehkan untuk berdagang seperti biasa di lapak dagangan mereka, atau direlokasi ke kawasan yang lebih ramai dikunjungi wisatawan.
"Tapi bagaimana lah Pak, (lokasi relokasi) itu nggak dikunjungi pengunjung, karena ada di bawah, susah turunnya. Satu lagi kalau pun bangunan kios kami dibongkar, entah bisa bikin tenda cafe kami sebelum dibikin relokasi yang bagus bisa Pak?," ucap Rusli.
Salah Satu Program Penataan Kawasan Toba
Wagub Musa mengatakan, relokasi pedagang ini sebenarnya memang menjadi salah satu program dalam proyek penataan kawasan Danau Toba yang merupakan wisata prioritas Presiden.
"Kita kan mau biar bagus supaya ekonomi masyarakat pun bisa meningkat karena akan semakin banyak orang berkunjung ke Danau Toba. Tapi musti ditata bagus memang," ujarnya secara ramah.
Namun, Wagub Musa juga mengakui jika relokasi tersebut harus tetap memikirkan nasib para pedagang.
"Tapi musti ada pengertian dan pengertian dari kita juga. Kalau bisa pindah sama-sama," sebutnya.
Potensi Tempat Relokasi
Wagub Musa juga menyampaikan kepada para pedagang tersebut bahwa lokasi relokasi itu akan punya potensi yang bagus. Pasalnya, apabila semua pedagang dapat pindah ke lokasi relokasi yang telah ditentukan, maka secara otomatis wisatawan akan datang ke tempat tersebut.
Namun, kalau masih ada pedagang yang tetap berjualan di lapak lamanya, lokasi relokasi pasti tetap akan sepi.
"Kalau sudah pindah semua (relokasi), pengunjung pasti akan mencari kemana tempat harus didatanginya. Apalagi di sana sudah ada orang jualan cafe kan sudah bagus. Jadi mesti kompak pindah semua, nanti kalau sudah dapat tempat permanen baru pindah lagi," sarannya.
Meski begitu, Ia mengatakan akan tetap mendiskusikan persoalan itu kepada Bupati agar bisa mendapatkan solusi terbaik bagi para pedagang.