Mengenal Laut Selat Sunda: Ketahui Lokasi, Kedalaman dan Bencana di Selat Sunda
Berikut merdeka.com merangkum selengkapnya tentang laut Selat Sunda terkait dengan lokasi, tsunami, beserta kedalamannya:
Laut Selat Sunda adalah laut yang berada di Selat Sunda. Selat Sunda merupakan perairan yang menghubungkan Laut Jawa dan Samudera Hindia, yang memisahkan Pulau Sumatra dan Pulau Jawa.
Lalu lintas Selat Sunda cukup padat karena menjadi salah satu jalur pelayaran yang merupakan bagian dari ALKI I yang dilalui oleh lalu lintas kapal kargo, kapal tanker, kapal tunda, kapal ikan dan kapal militer.
-
Kapan Rafathar potong rambut? 3 Namun, ternyata Raffi dan Nagita ingin anak mereka tampil berbeda menjelang Hari Raya Idul Fitri yang tidak lama lagi.
-
Kapan Rahmat mulai panen slada? Yang awalnya hanya panen 5 kilogram per hari, kini ia mampu sampai 1,9 ton per bulan. Profesi petani sebenarnya masih sangat prospek untuk didalami, terutama bagi kalangan muda. Jika ditekuni, bukan tidak mungkin bisa menghasilkan keuntungan berlipat seperti seorang pemuda asal Kecamatan Mijen, Kota Semarang, Jawa Tengah bernama Rahmatul Hafid. Rahmat awalnya mencoba peruntungan di bidang pertanian, bahkan dengan modal awal yang minim yakni Rp2 juta. Namun siapa sangka, hampir lima tahun menjalankan pertanian hidroponik slada produknya kini mampu terjual hingga 60 kilogram per hari.
-
Buah apa yang terkenal dengan teka-teki lucu dan khas Sumut? Buah apa yang durhaka?Jawaban: Melon Kundang.
-
Apa itu Serumbung Sumur? Serumbung sumur merupakan alat penjernih air kuno dari masa Kesultanan Banten yang berkuasa pada 1527-1813. Ini dia serumbung sumur yang merupakan alat penjernih air kuno dari masa Kesultanan Banten yang berkuasa pada 1527-1813.
-
Kapan Agus Salim wafat? Tepat hari ini, 4 November pada tahun 1954 silam, Haji Agus Salim meninggal dunia.
-
Apa itu Kapurut Sagu? Kapurut sagu terbuat dari tepung sagu yang sudah agak mengeras dan memiliki warna kecokelatan. Kepulauan Mentawai di Sumatera Barat kaya akan tradisi, budaya, hingga sajian makanan yang unik.Salah satu sajian makanan khas Mentawai yang patut anda coba adalah kapurut sagu.
Karena lalu lintas yang padat, laut Selat Sunda menjadi daerah yang rawan kecelakaan laut. Tak hanya itu, gelombang tinggi dan cuaca buruk juga menambah risiko keselamatan kapal yang berlalu lalang.
Berikut merdeka.com merangkum selengkapnya tentang laut Selat Sunda terkait dengan lokasi, tsunami, beserta kedalamannya:
Lokasi Laut Selat Sunda
Selat Sunda merupakan selat yang terletak di antara Pulau Sumatra dan Pulau Jawa di mana massa air Laut Jawa bercampur dengan massa air yang berasal dari Samudera Hindia.
Laut Selat Sunda secara geografis terletak di sebelah utara dibatasi oleh garis yang menghubungkan dari barat ke timur yaitu Tanjung Sumur Batu pada posisi koordinat 5° 50’ LS dan 105° 47’ BT, di pantai bagian selatan Pulau Sumatera ke Tanjung Pujut pada posisi koordinat 5° 53’ LS dan 105° 02’ BT di pantai sebelah barat laut Pulau Jawa.
Sedangkan batas di sebelah selatan dibatasi laut Pulau Jawa garis yang menghubungkan dari barat ke timur yaitu Tanjung Guha Kolak pada posisi koordinat 6° 50’ LS dan 105° 15’ BT di pantai barat daya Pulau Jawa ke Tanjung Cuku Balimbing pada posisi koordinat 5° 56’ LS dan 105° 33’ BT di pantai sebelah selatan Pulau Sumatea.
Luas dan Kedalaman Laut Selat Sunda
Luas perairan laut Selat Sunda kurang lebih 8.138 km persegi. Selat ini berbentuk seperti corong, bagian utara selat berukuran lebih sempit (± 24 km) dan lebih dangkal (£80m), sedangkan bagian selatan memiliki lebar sekitar 100 km dan kedalaman mencapai 1.575 meter.
Tsunami di Laut Selat Sunda
Laut Selat Sunda pernah mengalami tsunami pada 22 Desember 2018. Tsunami yang menyebabkan gelombang ombak tinggi menerjang pantai di sekitar Pandeglang, Serang, dan Lampung Selatan.
Gelombang ombak tersebut awalnya hanya dinyatakan sebagai gelombang pasang, tetapi kemudian diralat dan disebut dengan kejadian bencana tsunami. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan Badan Geologi, tsunami disebabkan karena longsor bawah laut akibat erupsi Gunung Anak Krakatau.
Mengutip Yudhicara dan K. Budiono dalam tulisannya di Jurnal Geologi Indonesia, sepanjang sejarahnya perairan Selat Sunda memang telah berkali-kali mengalami gempa bumi dalam magnitudo di atas 6 Skala Richter, dengan kedalaman yang relatif dangkal, dan mekanisme gempa vertikal. Hal tersebut dapat berpotensi menimbulkan tsunami.
Pada tahun 1883, di Kawasan Selat Sunda telah terjadi letusan Gunung Api Krakatau. Peristiwa bersejarah tersebut menarik perhatian dari seluruh dunia, karena material yang dimuntahkannya memicu terjadinya tsunami yang melanda sebagian Sumatra bagian selatan dan Jawa Barat bagian barat, sehingga menewaskan lebih kurang 36.000 jiwa manusia.
Berdasarkan katalog tsunami yang ditulis oleh Soloviev dan Go (1974), telah tercatat adanya beberapa kali peristiwa bencana tsunami di Selat Sunda. Di dalam katalog dijelaskan bahwa tsunami tersebut dipicu salah satunya oleh erupsi gunung api yang pernah terjadi pada tahun 416 yang terekam dalam sebuah kitab Jawa yang berjudul Pustaka Raja (“Book of Kings”), yang diduga sebagai gunung api Krakatau kuno.
Setelah peristiwa erupsi gunung api bawah laut Krakatau di tahun 1883, erupsi-erupsi kecil berlangsung pada tahun 1884, menghasilkan tsunami kecil yang teramati di sekitar Selat Sunda. Peristiwa yang sama kembali terjadi pada tahun 1928, dan tsunami kecil teramati sekitar Gunung Api Anak Krakatau.
Dalam katalog tersebut juga dijelaskan bahwa tsunami pernah teramati setelah adanya peristiwa gempa bumi yang berpusat di dasar laut, di antaranya pada tahun 1722, 1757, 1852, dan 1958.