Mengaku Kewalahan, Ini Cerita Petani Gula Aren di Madina Banjir Pesanan saat Pandemi
Para petani gula aren di Mandailing Natal, Sumatra Utara, justru kebanjiran pesanan di masa pandemi Covid-19.
Pandemi Covid-19 membawa dampak yang signifikan bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat, terutama para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Banyak UMKM yang penjualannya menurun, bahkan tak sedikit yang akhirnya harus menutup usahanya.
Namun, kondisi berbeda justru dialami oleh para petani gula aren di Mandailing Natal (Madina), Sumatra Utara (Sumut). Salah satunya di Desa Huta Puli, Kecamatan Kotanopan.
-
Di mana UMKM di Bontang terdampak oleh pandemi Covid-19? Wabah Covid-19 pada awal tahun 2020 memberikan dampak besar terhadap sektor perkonomian Indonesia, termasuk pada UMKM Kota Bontang.
-
Apa yang dilakukan Pemkot Bontang untuk mengembangkan UMKM setelah pandemi Covid-19? Upaya untuk membangkitkan kembali pasar UMKM dilakukan oleh pemerintah. Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan Kota Bontang salah satu instansi pemerintah yang dapat memberikan konsep secara teori maupun praktis untuk pengembangan UMKM.
-
Apa yang dimaksud dengan UMKM? Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor penting yang turut mendukung perekonomian suatu negara.
-
Kapan UGM diresmikan? Universitas Gadjah Mada (UGM) didirikan pada 19 Desember 1949 di Yogyakarta, Indonesia.
-
Siapa saja yang terlibat dalam UMKM? Usaha ini dijalankan oleh perorangan, keluarga, atau kelompok kecil yang memiliki modal terbatas dan dikelola secara mandiri.
-
Siapa yang dilibatkan dalam penanganan pandemi Covid-19 dalam disertasi Kombes Pol Dr. Yade Setiawan Ujung? Analisis ini menawarkan wawasan berharga tentang pentingnya kerjasama antar-sektor dan koordinasi yang efektif antara lembaga pemerintah dan non-pemerintah dalam menghadapi krisis kesehatan.
Para petani gula aren ini justru kebanjiran pesanan selama pandemi. Jika biasanya permintaan akan gula aren hanya ada di musim Lebaran saja, di musim pandemi ini mereka justru merasa kewalahan memenuhi permintaan pasar.
"Pandemi tidak mempengaruhi produksi gula petani, bahkan pada masa seperti sekarang ini permintaan pasar terhadap gula aren semakin meningkat," ujar salah seorang petani gula aren, Mukhlis pada Senin (26/7).
Melansir ANTARA, berikut informasi selengkapnya.
Semakin Ditekuni Masyarakat Desa
Di Kecamatan Kotanopan ini, terdapat beberapa desa penghasil gula aren yang terkenal memiliki kualitas yang bagus. Di antaranya Desa Huta Puli, Desa Sopo Sorik, Ujung Marisi, Sibio-bioa dan Desa Simpang Tolang Julu.
Akibat dari meningkatnya permintaan akan gula aren di masa pandemi, usaha ini pun semakin banyak ditekuni masyarakat di desa-desa tersebut.
Misalnya di Desa Huta Puli, setidaknya 80 persen warganya menggantungkan hidup dari usaha gula aren. Pada masa sebelum pandemi saja, desa tersebut bisa menghasilkan 1,5 ton gula aren setiap minggunya.
Harganya Tetap Stabil
Mukhlis mengatakan, meski permintaan gula aren ini meningkat drastis, namun harganya masih stabil.
"Ke pengumpul per kilogramnya (kg) kita jual Rp20 ribu dan pengumpul biasanya menjualnya kembali di kisaran Rp21,5 ribu. Harganya sampai sekarang masih stabil dan kita berharap ke depan juga begitu," ujarnya.
Hasil produksi petani biasanya dijual kepada pengumpul lokal saja karena jumlah produksinya yang terbatas.
"Produksi petani kan terbatas, dan ada musim-musimnya. Seperti sekarang ini kita menjualnya kepada pengumpul saja di Kotanopan," ujarnya.