Momen Santai Ridwan Kamil Minum Bir Pletok dan Panahan di Pinggir Kali Ciliwung
Ridwan Kamil bercengkrama dengan warga sambil minum bir pletok, minuman asal khas betawi.
Calon gubernur nomor urut 1, Ridwan Kamil (RK) melanjutkan rangkaian kampanyenya dengan menyambangi Kali Ciliwung dari titik Condet Jakarta Timur, Kamis (3/10).
Pantauan di lokasi, sebelum mengawali terjun ke sungai, RK bersilaturahmi terlebih dulu dengan sejumlah warga setempat dan menyerap aspirasi.
Usai mendengar keluhan warga Condet, RK melanjutkan untuk melihat kondisi Kali Ciliwung. Dia mengaku harus ada pembenahan tata kelola pemukiman, khususnya soal sampah.
"Nanti kita carikan solusi-solusinya. Jakartanya boleh jadi Jakarta baru, Jakarta maju. Tapi pelestarian lingkungan, penghormatan sejarah, di kawasan sini perbanyak bambu, di mana bambu itu ada air, ada Pohon Roa dan ada tempat komunitas, ruang sosial, itu nggak ada masalah selama dilakukan dengan baik," janji RK.
RK mencatat usai menyusuri sungai, sampah masih menjadi momok utama. Maka dari itu, dia memastikan akan membenahi agar lebih baik. Selain itu, soal penghijauan juga akan menjadi konsen agar mengurangi tingkat polusi di Jakarta.
"Saya lihat masih banyak sampah, kemudian pepohonan lebih diperbanyak kalau di pinggir sungai. Jadi yang baik kita pertahankan, insya Allah," RK menandasi.
Selain aksi susur Kali Ciliwung, RK juga menanam pohon dan bercengkrama dengan warga sambil minum bir pletok, minuman asal khas betawi. Dia juga ikut memanah di kawasan tersebut.
Kepada RK, warga mengaku membutuhkan calon gubernur Jakarta yang berani membenahi Condet. Warga berharap keberanian itu ada pada sosok RK.
"Jadi condet harus dibenahi, saya butuh gubernur yang harus berani, Pak RK harus berani, kalau gak dibenahi ancur cagar budaya condet," kata salah satu warga kepada RK di lokasi.
Menurut warga, Condet diperuntukan untuk kawasan pemukiman. Namun faktanya, saat ini Condet dipadati dengan ruko bisnis.
"Kalau Condet jadi kawasan bisnis saya tolak, tapi bukan berarti orang Condet enggak boleh dagang, tapi peruntukan, kalau peruntukannya untuk bisnis tanah Condet mahal, Rp100 juta per meter tapi budaya kita ancur," kritik dia.