Mengenal Mejan, Patung Mistis Suku Pakpak Peninggalan Leluhur
Sejumlah prasasti berusia ribuan tahun yang mirip dengan prasasti di Pulau Jawa dan Bali ternyata juga ditemukan di beberapa desa di Kabupaten Pakpak Barat, Sumatera Utara. Salah satunya adalah prasasti Mejan yang terbuat dari batu.
Sejumlah prasasti berusia ribuan tahun yang mirip dengan prasasti di Pulau Jawa dan Bali ternyata juga ditemukan di beberapa desa di Kabupaten Pakpak Barat, Sumatera Utara. Salah satunya adalah prasasti Mejan yang terbuat dari batu.
Prasasti ini berupa patung seorang raja yang menunggangi gajah dan kuda. Mejan yang memiliki berat mencapai 300 kilogram ini diyakini masyarakat setempat memiliki aura mistis sejarah kehidupan Kerajaan Pakpak tempo dulu.
-
Bagaimana Imlek dirayakan di Sumut? Sejarah perayaan Imlek di Indonesia telah ada sejak abad ke-15 ketika pedagang Tionghoa datang ke Nusantara. Perayaan ini telah menjadi bagian dari budaya Indonesia, dengan tradisi seperti memasang lampion, menyiapkan makanan khas Imlek, dan memberikan angpao.
-
Apa yang ditampilkan di Imah Saba Budaya Baduy? Imah Saba Budaya Baduy merupakan mini museum yang menampilkan kekayaan tradisi warga adat Baduy. Di sana ditampilkan berbagai arsip tentang kesenian, kehidupan dan berbagai hal lainnya seputar warisan leluhur masyarakat adat secara turun temurun.
-
Kapan Sujadi memulai budidaya kepiting bakau? Sudah 30 tahun lamanya Sujadi, pria asal Desa Ori, Kecamatan Kuwarasan, Kebumen, menjadi pembudi daya ikan air tawar.
-
Kenapa Suwardi memulai budidaya belut? Pada awalnya, Suwardi ingin memiliki usaha sampingan karena banyak tetangganya yang memiliki usaha sampingan selain pekerjaan tetapnya. Kebanyakan dari mereka punya usaha sampingan sebagai peternak.
-
Bagaimana Suwardi memulai budidaya belut? Waktu itu Suwardi tak punya lahan lain selain lahan rumahnya. Maka dari itu ia memulai beternak belut menggunakan gentong plastik.
-
Apa yang Suwardi budidayakan? Suwardi memulai usaha itu hanya dengan modal Rp300 ribu. Suwardi mengembangkan budidaya belut di Dusun Sabrang Wetan, Desa Wukirsari, Kapanewon Cangkringan, Sleman.
Simbol Kebanggaan
Sumber: dispar.pakpakbharatkab.go.id ©2020 Merdeka.com
Dilansir dari laman sppe.pakpakbharatkab.go.id, Mejan sendiri merupakan simbol kebanggaan dan kemasyuran masyarakat Pakpak. Selain mengandung nilai budaya yang tinggi, Mejan ini juga merupakan lambang kebesaran marga Pakpak atau masyarakat Pakpak.
Patung ini biasanya ditempatkan di gerbang kampung sebagai penangkal bala sekaligus penanda kekuasaan marga selaku pemangku kuta, yaitu pendiri kampung.
Hanya Bisa Dibuat oleh Orang Tertentu
Tidak semua masyarakat Pakpak zaman dulu memiliki Mejan, hanya orang-orang berada saja. Hal ini karena dalam pembuatannya membutuhkan biaya yang lumayan besar dan memakan waktu lama.
Pemahat yang membuat Mejan ini adalah para pertaki dan mereka inilah pemilik mejan sekaligus pande tukang.
Diberi Mantra
Sumber: tobatabo.com ©2020 Merdeka.com
Selain pembuatannya yang memakan waktu yang cukup lama, pembuatan Mejan tidak bisa dilakukan dengan sembarangan. Dalam pembuatannya, harus mengikuti banyak ritual sebagai syarat yang harus dipenuhi agar Mejan tersebut nantinya memiliki kekuatan mistik.
Mejan ini dibuat dengan mantra-mantra untuk mengisinya dengan roh yang biasa disebut masyarakat Pakpak dengan nangguru.
Unsur Mistis Mejan
Pada zaman dulu, Mejan berfungsi sebagai benteng pertahanan terhadap musuh yang akan masuk ke suatu daerah atau kampung. Konon, Mejan ini dapat bersuara saat musuh datang memasuki kampung atau ketika kampung akan mengalami suatu kejadian buruk.
Suara ini diyakini berasal dari nangguru yang berdiam di dalam batu Mejan tersebut. Nangguru ini dipercaya sebagai roh nenek moyang yang dipanggil melalui suatu ritual.