Nasib Pilu Sopir Bus di Tengah Larangan Mudik, Terpaksa Berhenti Beroperasi
Pelarangan mudik berimbas pada puluhan armada bus di Kota Medan, Sumatra Utara (Sumut) yang terpaksa memilih berhenti beroperasi.
Tahun ini pemerintah kembali melarang masyarakat untuk mudik Lebaran karena pandemi Covid-19 yang belum mereda. Larangan mudik ini berlaku mulai tanggal 6 sampai 17 Mei 2021.
Pelarangan mudik ini berimbas pada nasib sopir bus yang ada di Kota Medan, Sumatra Utara (Sumut). Pasalnya, bus antarkota antarprovinsi (AKAP) terpaksa memilih berhenti beroperasi karena menurunnya jumlah penumpang dan tak berani ambil resiko terjaring petugas.
-
Kenapa orang Indonesia melakukan mudik? Momentum Lebaran dipandang baik untuk merajut silaturrahim dengan sanak saudara membuat tradisi mudik awet hingga kini.
-
Kapan Gunawan tertinggal rombongan mudik? Di tengah perjalanan, Senin (8/4) sekira pukul 02.00 WIB saat sopir istirahat, ia pergi ke toilet. Namun saat kembali, mobil yang ditumpanginya sudah pergi.
-
Kapan biasanya orang-orang mudik? Mudik merupakan tradisi pulang kampung yang biasa dilakukan masyarakat Indonesia menjelang Hari Lebaran.
-
Kapan M Rizqi Iskandar Muda lahir? Secara kebetulan, Rizqi yang kelahiran Batang, Jateng, 9 November 2002 itu merupakan legislator termuda di DPRD Jateng pada periode ini.
-
Kapan Danau Masigit mulai mengering? Sudah tiga bulan terakhir lokasi itu tidak digenangi air hingga tanah di dasar danau retak-retak.
-
Kenapa Danis Murib ditembak mati? Komando Operasi Gabungan Wilayah (Kogabwilhan) III di Distrik Bibida Kabupaten Paniai menembak mati seorang desertir TNI karena tergabung dalam Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Salah satunya di pool bus PT Antar Lintas Sumatera (ALS), Jalan Sisingamangaraja, Kota Medan.
"Mulai hari ini tidak ada lagi pemberangkatan sampai tanggal 17 Mei," kata Humas Perusahaan Otobus (PO) PT. Antar Lintas Sumatera (ALS) Alwi Matondang pada Rabu (5/5).
Melansir dari Liputan6.com, berikut informasi selengkapnya.
Penurunan Jumlah Penumpang
liputan6.com ©2021 Merdeka.com
Alwi mengatakan, sejak pandemi, jumlah penumpang saat mudik menurun drastis. Pada 2020 lalu, tak ada penumpang sama sekali karena tutup beroperasi selama 3 bulan.
Sementara pada 2 Mei 2021, pihaknya masih sempat memberangkatkan 60 orang dengan 2 unit armada menuju Jawa. Namun meski begitu, Ia tetap memilih menghentikan operasi sejumlah armada bus miliknya.
"Sopir terpaksa diistirahatkan, kita juga dalam kondisi sulit," ungkapnya.
Tak Berani Ambil Risiko
Alwi mengaku, penutupan aktivitas bus ini sangat berat dirasakan oleh perusahaan otobus dan juga sopirnya.
"Kami pun dalam kondisi sulit saat ini. Harapan para sopir kan di sinilah masa dia untuk ada hasil dibawa ke rumah, tapi karena stop operasi, kita tidak dapat apa-apa dan sampai sekarang belum ada (bantuan) dari pemerintah kepada sopir," katanya.
Namun, pihaknya tak berani ambil risiko jika memaksakan mengoperasikan bus setelah adanya larangan mudik dari pemerintah.
"Karena bus-bus ini bakal melewati pos penjagaan dan penyekatan yang dilakukan petugas kepolisian. Jadi lebih baik ikuti aturan pemerintah," katanya.