Pemuda Ini Juara Olimpiade Tapi Gagal SNMPTN dan SBMPTN, Begini Nasibnya Sekarang
Tak sedikit yang tak diterima di kampus impian mereka. Salah satunya sosok Rayhan Danendra Wiracalosa. Ia tak lolos pada seleksi SNMPTN dan SBMPTN tahun 2020.Terlebih ia merupakan juara Olimpiade Fisika. Tentunya hal ini menjadi sesuatu yang tak terduga bagi Rayhan.
Menempuh pendidikan tinggi merupakan impian banyak orang. Terlebih bisa mengenyam pendidikan di kampus yang diimpikan. Tak heran jika seleksi masuk perguruan tinggi ternama memiliki persaingan yang begitu ketat. Seleksi masuk perguruan tinggi secara nasional menggunakan dua jalur yaitu SNMPTN dan SBMPTN.
Tak sedikit yang tak diterima di kampus impian mereka. Salah satunya sosok Rayhan Danendra Wiracalosa. Ia tak lolos pada seleksi SNMPTN dan SBMPTN tahun 2020. Padahal, ia merupakan juara Olimpiade Fisika saat SMA. Tentunya hal ini menjadi sesuatu yang tak terduga bagi Rayhan dan orang di sekitarnya.
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Apa yang berhasil diamankan oleh prajurit TNI? Menariknya, penyusup yang diamankan ini bukanlah sosok manusia. Salah satu tugas prajurit TNI adalah menjaga segala macam bentuk ancaman demi kedaulatan dan keselamatan bangsa Indonesia.
-
Kapan TNI dibentuk secara resmi? Sehingga pada tanggal 3 Juni 1947 Presiden Soekarno mengesahkan secara resmi berdirinya Tentara Nasional Indonesia (TNI).
-
Kenapa prajurit TNI mengamankan 'penyusup' tersebut? Salah satu tugas prajurit TNI adalah menjaga segala macam bentuk ancaman demi kedaulatan dan keselamatan bangsa Indonesia.
-
Apa itu Tari Sintung Sumenep? Tari Sintung merupakan salah satu ekspresi keimanan umat muslim di Kabupaten Sumenep kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Ia membagikan kisah tersebut melalui akun Twitter miliknya @wiracalosa. Pemuda yang akrab disapa Ocha ini menceritakan perjuangannya masuk ke PTN (Perguruan Tinggi Negeri). Perjuangannya tak mudah untuk masuk ke PTN yang diinginkannya.
Di tengah perjuangannya, Ocha harus kehilangan sang ayah. Berikut kisah inspiratif Rayhan Danendra Wiracalosa.
Juara Olimpiade Fisika
Reyhan berhasil menjadi juara olimpiade Fisika pada tahun 2019. Saat itu ia meraih medali perak OSN (Olimpiade Sains Nasional). Bahkan Rayhan ikut kompetisi Internasional di Moscow, Rusia di tahun yang sama. Ia berhasil mendapatkan medali perunggu di International Olympiad of Metropolises.
Tahun 2019 menjadi momen paling membahagiakan bagi Rayhan. Hal ini membuatnya optimis untuk mengenyam pendidikan di PTN impiannya.
"Gw gak pernah terpikirkan sebelumnya kalo gw bisa jalan jalan ke eropa untuk pertama kalinya dan itu dibiayain," tulis Rayhan.
©2021 Merdeka.com/Instagram Rayhan
Merasa Terpukul Tak Diterima di SNMPTN
Rayhan begitu optimis ketika mengikuti selesi SNMPTN. Menjadi juara olimpiade membuatnya yakin dapat diterima jalur SNMPTN.
Namun hal tak terduga pun terjadi, Rayhan tak diterima ketika mengikuti SNMPTN. Hal ini membuatnya begitu tertekan dan menganggap perjuangannya selama ini sia-sia.
©2021 Merdeka.com/Instagram Rayhan
"Banyak dari kalian pasti berpikir., "Ah ocha mah enak, anak osn fix snm itb". Dan berbagai statement lainnya. Gak cuman kalian yang berpikir, bahkan hampir semua guru berpikir demikian. Pemikiran itu mungkin gk salah tapi gak sepenuhnya benar," ucap Rayhan.
"Tetapi ternyata. Tuhan ingin "menguji" gua dan keluarga Dan ujian itu, mulai dari sini," tambahnya.
"8 April 2020. The announcement of SNMPT i lost of what i've been fighting for. Gagal SNM," tulis Rayhan.
"Butuh 3-4 hari buat move on sampe akhirnya gw bisa nerima kenyataan pahit ini. Seolah-oalah, seluruh capaian yang udah gua raih itu sia sia gak ada artinya ..Baik di lingkungan sekolah, maupun di luar sekolah.
Rayhan akhirnya bangkit untuk berusaha kembali masuk di PTN. Ia pun berusaha keras untuk mengikuti SBMPTN. Namun cobaan terbesarnya pun datang kembali.
"Akhirnya gw bertekad untuk tetep belajar dan berusaha buat UTBK. Forget the SNM, I shoud make my redemption. Tapi ternyata..1 bulan kemudian..," imbuhnya.
©2021 Merdeka.com/Instagram Rayhan
Kehilangan Sosok Ayah
Berbagai cobaan hidup menghampiri Rayhan. Pada Mei 2020, ia kehilangan sosok sang ayah. Hal ini menjadi titik terendah di dalam hidupnya. Di tengah perjuangan dia meraih impiannya, Rayhan harus kehilangan sosok paling penting di hidupnya.
"17 may 2020, my father was gone in the middle of this condition," tulisnya.
Ayahnya menjadi sosok yang paling berjasa untuk Rayhan ketika mendapatkan medali olimpiade. Bersama ayahnya ia selalu bertukar banyak ide dan pikiran. Hal ini pun membuatnya begitu kehilangan.
Rayhan juga harus mengambil tanggung jawab menggantikan ayahnya menjadi kepala keluarga. Di satu sisi ia harus terus bangkit untuk mempersiapkan tes SBMPTN.
"Semua kacau, 1 bulan sebelum utbk gua harus menanggung beban mental seberat ini. Gw harus rela ketinggalan banyak materi buat utbk," tulis Rayhan.
"Kehilangan ptn? oke gapapa karena ptn bisa dicari dengan banyak pintu tapi kehilangan papa? Apakah bisa dicari? Nggak," imbuhnya.
"Mulai 17 Mei 2020 resmi, gue yang mengambil alih tugas Papa untuk menjadi kepala dan bertanggung jawab atas keluarga. Mengemban tanggung jawab seberat itu sebelum pada waktunya, menjadi tantangan baru yang harus gue terima realitasnya," cerita Rayhan.
©2021 Merdeka.com/Instagram Rayhan
Tak Diterima SBMPTN
Setelah kematian ayahnya, Rayhan mengurus banyak hal. Ia mengaku mengorbankan waktu belajarnya. Namun Rayhan masih berjuang dan belajar untuk dapat lolos seleksi SBMPTN. Ia pun menyerahkan hasilnya kepada Tuhan.
"Jam tidur pun menjadi hal yang gue korbankan setiap hati. Tidur hanya 2-3 jam, karena sibuknya ngurusin dokumen dan masih harus tetep belajar buat utbk," tulis Rayhan.
"Bukan berarti gua pasrah dan gak belajar, gua tetep belajar dan gue ngikutin apa yang mama omongin. Dan gak tau kenapa itu ngebuat gua jauh lebih tenang setiap harinya, karena gua tau Tuhan tidak pernah tidur," tambahnya.
Ternyata Rayhan kembali gagal mengikuti seleksi PTN. Mimpinya menjadi dokter pun tak terwujud.
"14 Agustus 2020, ternyata gua gagal sbmptn. Kabar baiknya adalah, gua gak se shock saat SNMPTN dulu. Walaupun pada akhirnya, gua frustasi," kenang Rayhan.
"Mimpi gua setelah papa nggak ada adalah jadi dokter. Karena gua penasaran banget sama penyakit yang papa alamin. Hitung2 gua juga bisa ngrawat keluarga gua. Tapi ternyata Tuhan berkata lain," imbuhnya.
©2021 Merdeka.com/Instagram Rayhan
Diterima di 5 Kampus, dan Pilih UI
Rayhan sempat meluapkan amarahnya di depan nisan sang ayah. Namun dirinya tetap berjuang untuk bisa diterima di PTN. Perjuangannya berbuah manis, Rayhan akhirnya diterima di beberapa PTN ternama. Ia berhasil lolos tes SIMAK UI di jurusan Teknik Mesin.
Rayhan juga diterima di Teknik Mesin UNS melalui jalur prestasi. Ia berhasil masuk jalur prestasi Universitas Andalas di Ilmu Biomedis. Selain itu, impiannya menjadi dokter pun terbuka lebar, Rayhan berhasil lolos seleksi jalur prestasi Fakultas Kedokteran Unpad, namun ia tak mengambilnya. Selain itu, ia juga diterima di Universitas Bina Nusantara (Binus) dengan beasiswa penuh.
Dari beberapa pilihan kampus tersebut, ia memutuskan mengambil Teknik Mesin UI. Alasannya, lantaran ia mengemban amanah menjadi kepala keluarga yang tak mengharuskannya merantau jika memilih UI.
"Gua udah bilang, tanggal 17 Mei 2020 menjadi hari dimana gua resmi harus mengemban amanah sebagai kepala keluarga dan bertanggung jawab buat keluarga gua. Apalagi gua harus ikutan pergi ngekos buat kuliah, Kepala keluarga macam apa gua?" tulisnya.
©2021 Merdeka.com/Instagram Rayhan