Penyebab Gastroparesis yang Perlu Diwaspadai, Begini Cara Mengatasinya
Gastroparesis adalah kondisi medis yang ditandai oleh penundaan pengosongan lambung yang terjadi tanpa sebab yang jelas.
Gejala yang umum dialami oleh penderita gastroparesis meliputi mual, muntah, perut kembung, rasa kenyang yang cepat, dan kadang-kadang rasa sakit di perut atas.
Penyebab Gastroparesis yang Perlu Diwaspadai, Begini Cara Mengatasinya
Gastroparesis adalah kondisi medis yang ditandai oleh penundaan pengosongan lambung yang terjadi tanpa sebab yang jelas.
Orang yang mengalami gastroparesis, otot lambung tidak berkontraksi dengan benar, sehingga makanan dan cairan tidak dapat bergerak melalui lambung dengan normal.
Gejala yang umum dialami oleh penderita gastroparesis meliputi mual, muntah, perut kembung, rasa kenyang yang cepat, dan kadang-kadang rasa sakit di perut atas.
-
Apa yang dimaksud dengan gastroenteritis? Gastroenteritis adalah penyakit yang disebut juga sebagai flu perut. Gastroenteritis adalah kondisi medis berupa peradangan pada dinding saluran pencernaan seperti usus dan lambung.
-
Bagaimana mengatasi sakit perut karena GERD? "Jika kamu mengalami berbagai gejala ini, kamu bisa mengonsumsi produk penurun asam," terang dr. Omino.
-
Apa yang dimaksud dengan penyakit GERD? Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) merupakan salah satu gangguan kesehatan umum yang kerap dialami di masyarakat. Ini merupakan kondisi di mana kandungan asam pada lambung mengalami peningkatan, sehingga menyebabkan berbagai gejala yang tidak nyaman.
-
Kapan gejala gastroenteritis muncul? Gejala gastroenteritis biasanya akan muncul pada 1 sampai 3 hari setelah tubuh terinfeksi oleh virus atau bakteri.
-
Apa saja gejala dispepsia yang dirasakan? Gejala sindrom dispepsia meliputi perasaan kembung, mual, muntah, nyeri atau ketidaknyamanan di perut bagian atas.
-
Bagaimana cara mengatasi gastroenteritis? Kebanyakan kasus penyakit ini biasanya akan sembuh dengan sendirinya tanpa butuh bantuan medis. Namun, untuk mempercepat proses pemulihan dan mencegah dehidrasi, penderita gastroenteritis disarankan agar melakukan perawatan mandiri di rumah. Adapun perawatan yang bisa dilakukan seperti istirahat cukup hingga perbanyak air putih.
Penyebab gastroparesis dapat bervariasi, tetapi yang umum termasuk diabetes, gangguan saraf yang mengatur pencernaan, dan komplikasi dari operasi pada lambung atau usus.
Diagnosis gastroparesis sering melibatkan serangkaian tes, termasuk pencitraan medis dan tes pencernaan.
Berikut penyebab gastroparesis dan cara mengatasinya yang merdeka.com lansir dari berbagai sumber:
Gejala Gastroparesis
Gastroparesis dapat menimbulkan berbagai gejala yang dapat mengganggu kualitas hidup seseorang. Beberapa gejala umum yang terkait dengan gastroparesis meliputi:
1. Perut kembung dan terasa penuh
Rasa kembung dan terasa penuh di perut adalah gejala yang sering terjadi pada gastroparesis. Ini terjadi karena makanan tidak bisa bergerak dengan cepat dari perut ke usus halus.
2. Mual dan muntah
Gastroparesis dapat mengganggu proses pencernaan dan menyebabkan rasa ingin muntah yang persisten. Mual dan muntah dapat terjadi baik setelah makan atau bahkan saat perut kosong.
3. Perasaan kenyang cepat
Orang dengan gastroparesis sering merasa cepat kenyang saat makan hanya sedikit makanan. Hal ini disebabkan oleh terhambatnya pengosongan lambung.
4. Nyeri perut
Nyeri perut juga dapat menjadi gejala gastroparesis. Penderita dapat mengalami rasa sakit atau ketidaknyamanan di perut setelah makan.
5. Gangguan penyerapan nutrisi
Karena makanan tidak dapat bergerak dengan baik melalui sistem pencernaan, penyerapan nutrisi juga dapat terganggu. Ini dapat menyebabkan kekurangan nutrisi dan penurunan berat badan yang tidak diinginkan.
6. Gangguan kadar gula darah
Gastroparesis juga dapat memengaruhi kadar gula darah pada penderita diabetes. Karena makanan tidak dapat digunakan dengan efisien oleh tubuh, gula darah dapat menjadi sulit untuk dikendalikan.
Penyebab Gastroparesis
Gastroparesis adalah kondisi medis di mana pergerakan makanan dari lambung ke usus terganggu atau melambat. Meskipun penyebab pasti gastroparesis masih belum diketahui, ada beberapa faktor yang dapat berkontribusi terhadap perkembangan kondisi ini.
Berikut beberapa penyebab gastroparesis yang perlu diwaspadai, antara lain:
1. Kerusakan saraf vagus
Saraf vagus adalah saraf yang mengendalikan pergerakan otot lambung. Jika saraf ini mengalami kerusakan atau gangguan, dapat menghambat pergerakan makanan dari lambung ke usus.
Penyebab kerusakan saraf vagus dapat bervariasi, seperti diabetes, operasi pada lambung atau esofagus, atau gangguan saraf yang dapat memengaruhi fungsi lambung.
2. Diabetes
Gastroparesis merupakan komplikasi umum yang terkait dengan diabetes melitus. Penyebabnya adalah kerusakan saraf di lambung yang terkait dengan tingginya kadar gula darah yang tidak terkontrol dalam jangka waktu yang lama.
3. Gangguan hormonal
Beberapa hormon tertentu dapat memengaruhi fungsi lambung. Misalnya, hormon tiroksin yang tidak seimbang dalam kondisi hipotiroidisme dapat menyebabkan gastroparesis. Selain itu, gangguan hormonal seperti sindrom ovarium polikistik juga dapat berkontribusi terhadap perkembangan gastroparesis.
4. Obat-obatan
Beberapa obat-obatan tertentu dapat menyebabkan gangguan pada pergerakan makanan dalam lambung. Contohnya adalah obat penghambat asetilkolin, antagonis reseptor dopamin, dan opioid. Penggunaan jangka panjang obat-obatan ini dapat memengaruhi kontraksi otot lambung dan menyebabkan gastroparesis.
5. Faktor Psikologis
Stres, kecemasan, atau gangguan mental tertentu seperti depresi juga dapat berkontribusi terhadap terjadinya gastroparesis. Terkait dengan hal ini, gangguan pada sistem saraf otonom
juga dapat memengaruhi pergerakan makanan dalam lambung.
6. Penyakit Neuromuskuler
Beberapa penyakit neuromuskuler seperti sklerosis lateral amiotrofik (ALS) atau sindrom Guillain-Barré dapat memengaruhi saraf-saraf yang mengontrol pergerakan lambung. Akibatnya, lambung tidak dapat berkontraksi dengan baik, sehingga mengakibatkan gastroparesis.
7. Gastrointestinal surgery
Operasi pada saluran pencernaan, terutama pada lambung atau esofagus, dapat menyebabkan gastroparesis. Hal ini mungkin terjadi karena operasi tersebut dapat merusak saraf vagus yang mengendalikan pergerakan lambung.
8. Faktor genetik
Beberapa orang mungkin memiliki kecenderungan genetik untuk mengembangkan gastroparesis. Meskipun penyebab pastinya belum diketahui, faktor genetik telah diidentifikasi sebagai faktor risiko yang dapat memengaruhi perkembangan gastroparesis pada seseorang.
9. Radiasi
Paparan radiasi yang tinggi, seperti dalam pengobatan radioterapi untuk kanker, dapat mengakibatkan kerusakan saraf di lambung dan menyebabkan gastroparesis.
Cara Mengatasi Gastroparesis
Meskipun penyebab pasti gastroparesis belum diketahui, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengobati dan mencegah kondisi ini, yaitu:
1. Perubahan pola makan
Mengadopsi pola makan yang lebih seimbang dan mengatur ukuran porsi makan dapat membantu mengurangi gejala gastroparesis. Menghindari makanan berlemak tinggi, serat kasar, dan makanan yang sulit dicerna seperti junk food dan makanan olahan dapat membantu mengurangi beban pada lambung.
2. Makan dalam porsi kecil
Mengambil makanan dalam jumlah kecil namun sering dapat membantu kepala lambung mengosongkan makanan lebih efisien. Memiliki 5-6 makanan kecil sepanjang hari dapat membantu mengurangi gejala gastroparesis.
3. Mengunyah makanan dengan baik
Mengunyah makanan dengan baik sebelum menelannya dapat membantu memecah makanan menjadi ukuran yang lebih kecil dan lebih mudah dicerna oleh lambung.
4. Menghindari minuman berkarbonasi
Minuman berkarbonasi, seperti soda, dapat menyebabkan perut menjadi lebih kembung dan dapat memperburuk gejala gastroparesis. Mengganti minuman ini dengan air
atau minuman non-karbonasi seperti jus buah bisa menjadi alternatif yang lebih baik.
5. Obat-obatan: Dokter juga dapat meresepkan obat-obatan untuk membantu mengurangi gejala gastroparesis, seperti obat pengosong lambung dan obat anti-mual.
6. Terapi elektromagnetik
Terapi elektromagnetik merupakan metode terapi non-invasif yang menggunakan pemancaran gelombang elektromagnetik untuk merangsang kontraksi otot lambung. Terapi ini dapat membantu meningkatkan gerakan makanan melalui sistem pencernaan.