Peristiwa 16 September 1979: Tragedi Stadion Teladan Medan saat Konser Penyanyi Cilik, 9 Anak Tewas
Dalam peristiwa ini mengakibatkan 9 anak tewas karena terinjak-injak massa.
Tahun 1970-an merupakan puncak kejayaan musik pop Indonesia. Di masa itu, banyak penyanyi yang tenar dengan karya-karya khasnya seperti Adi Bing Slamet.
Ia merupakan seorang penyanyi cilik yang sedang digandrungi kala itu. Apalagi beberapa lagunya meledak di pasaran, salah satunya “Bernyanyi Bersama” yang diduetkan dengan Chica Koeswoyo.
-
Kenapa Stadion Gelora 10 November dinamai seperti itu? Menjelang jadi lokasi Pekan Olahraga Nasional (PON) VII tahun 1969, Lapangan Tambaksari direnovasi. Saat peresmian namanya diganti menjadi Stadion Gelora 10 November.
-
Kenapa rumput Stadion Pakansari diganti? Selain mengganti rumput, sistem drainase pun akan diperbaiki. Sejak beroperasi pada 2016, rumput Stadion Pakansari, belum pernah diganti sama sekali. Meski begitu, stadion berkapasita 30 ribu penonton itu, masih digunakan sebagai home base Persikabo 1973 dalam mengarungi Liga 1.
-
Dimana Stadion Gelora 10 November berada? Kapten Tim Nasional (Timnas) Australia U-19 Marcus James Younis takjub dengan pemandangan di Stadion Gelora 10 November Surabaya atau juga dikenal sebagai Stadion Tambaksari.
-
Kapan konser Sheila On 7 di Stadion Siliwangi? Sebelum sing a long bersama Sheila On 7, yuk cari tau fakta menarik tentang Stadion Siliwangi sebagai gambaran saat menonton aksi Mas Duta dan kawan-kawan di tanggal 28 September 2024 mendatang.
-
Siapa saja musisi yang terlibat dalam konser "Dunia Saat Mata Terpejam" Aksan Sjuman di Bali? Konser menawan ini didukung oleh musisi handal, antara lain Indra Lesmana dan SB Acoustics. Aksan Sjuman memimpin orkestra, membimbing penonton dalam perjalanan musik yang memikat dengan melodi memukau yang dihasilkan oleh Sjuman + Renanda The Awakening Grand Concert Piano.
-
Kapan Adi Suryanto meninggal? Kabar duka datang dari salah satu instansi pemerintah, Lembaga Administrasi Negara (LAN). Kepala LAN, Prof Dr. Adi Suryanto, meninggal dunia di Yogyakarta pada Jumat (15/12).
Setiap penampilannya selalu dipadati oleh penonton. Namun, sebuah petaka sempat terjadi saat konser mereka untuk kegiatan amal pendidikan di Stadion Teladan Kota Medan, Sumatera Utara pada 16 September 1979 silam.
Saat itu, stadion berkapasitas 20.000 orang tersebut mengalami ambruk karena antusias warga setempat akan kedatangan penyanyi cilik yang sedang ngetop itu. Alhasil, kejadian ini mencuri perhatian khalayak di masanya.
Kronologi Tragis di Stadion Teladan Medan
Mengutip liputan6, pada 16 September 1979, Stadion Teladan Medan, Sumatera Utara, dipenuhi oleh sekitar 200.000 pengunjung yang datang untuk menyaksikan konser artis cilik Adi Bing Slamet, Iyut Bing Slamet, dan Ira Maya Sopha.
Acara ini diselenggarakan oleh Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sumatera Utara dengan tujuan menggalang dana untuk mendirikan sekolah PGRI.
Meski stadion tersebut hanya memiliki kapasitas resmi 30.000 penonton, tingginya antusiasme masyarakat, terutama anak-anak, menyebabkan kepadatan yang luar biasa. Pengunjung datang dari berbagai daerah, secara berombongan.
- Pembangunannya Terus Dikebut, Begini Penampakan Stadion Utama Sumatera Utara Jelang PON 2024
- Puluhan Ribu Warga MTA Gelar Salat Iduladha di Stadion Manahan
- Kata-kata Anies Bikin Stadion JIS Bergetar, Cak Imin Nangis Ditutup Berpelukan Erat
- Bawaslu: Apel Selawat Kebangsaan di Jember Dihadiri Gibran Langgar Pidana Pemilu
Ambruknya Stadion dan Kejadian Tragis
Kondisi menjadi kritis saat pengunjung mulai berdesak-desakan karena stadion hanya memiliki satu pintu masuk yang sempit untuk menampung jumlah orang yang begitu banyak. Situasi ini menyebabkan kepanikan dan kerumunan yang tidak terkendali.
Akibatnya, Stadion Teladan Medan ambruk di tengah kepadatan penonton. Petaka ini mengakibatkan 9 anak tewas karena terinjak-injak massa, sementara puluhan orang lainnya mengalami luka-luka dan ratusan orang jatuh pingsan.
Dalam laporan berikutnya, Harian Kompas melaporkan bahwa jumlah korban tewas meningkat menjadi 10 orang, dengan 8 di antaranya adalah perempuan.
Semua korban tewas adalah anak-anak berusia antara 5 hingga 12 tahun. Pertunjukan yang direncanakan dimulai pada pukul 09.00 WIB pagi terpaksa dibatalkan, dan upaya untuk mengevakuasi stadion memakan waktu hingga pukul 12.00 WIB.
Harga Tiket yang Murah Jadi Penyebab
PGRI awalnya menyediakan 2,5 juta tiket, tetapi hasil persidangan mengungkapkan bahwa jumlah tiket yang sebenarnya diedarkan mencapai 91.500 lembar. Tiket-tiket ini disalurkan ke berbagai sekolah, termasuk 50.000 lembar untuk SD dan 30.000 lembar untuk SMP dan SMA.
Penjualan tiket seharga Rp 250 per lembar menjadi salah satu faktor penyebab kepadatan yang ekstrem di stadion.
Berdasarkan pemberitaan Harian Kompas, jumlah penonton yang hadir melebihi kapasitas yang ditentukan, dengan jumlah penonton yang tercatat mencapai 91.500 orang, jauh di atas kapasitas aman stadion.
Dampak dan Penanganan Pasca-Tragedi
Setelah tragedi tersebut, dampak dari insiden ini sangat besar, tidak hanya secara langsung bagi korban dan keluarga mereka tetapi juga terhadap penyelenggaraan konser dan manajemen acara di masa depan.
Penyelidikan dan persidangan menyusul untuk menentukan tanggung jawab dan mencari solusi untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
Konser yang dimaksudkan untuk menjadi acara amal berakhir menjadi tragedi yang mengguncang masyarakat dan menyoroti pentingnya manajemen kerumunan serta keselamatan publik dalam acara-acara besar.
Kepopuleran Adi Bing Slamet
Mengutip Wikipedia, Adi Bing Slamet merupakan penyanyi sekaligus artis cilik yang tahun 1970-1980 an dikenal luas masyarakat.
Menjadi publik figur dengan seabreg prestasi, mulai dari membintangi film, tampil di layar televisi sampai menjadi penyanyi dengan lagu yang disukai banyak orang.
Beberapa film yang dibintangi di antaranya “Tiga Sekawan”, “Ateng Kaya Mendadak”, “Cinta Kasih Mama”, “Sinyo Adi” hingga “Anak Emas”. Beberapa tahun lalu, ia juga sempat membintangi sinetron “Si Entong” dan memerankan tokoh menjadi seorang ustaz bernama Somad.