Perkuat Physical Distancing, Ini 4 Strategi Pemerintah Tangani Covid-19
Beberapa contoh perilaku tersebut yang menjadi penyebab kebijakan physical distancing belum dapat berjalan dengan efektif di masyarakat. Hal inilah yang mendorong pemerintah untuk membuat beberapa strategi guna memperkuat kebijakan physical distancing itu sendiri.
Diyakini sebagai langkah dasar untuk menekan penyebaran virus Covid-19, kini pemerintah Indonesia tengah menggencarkan sejumlah upaya untuk memperkuat kebijakan physical distancing.
Seperti dilansir dari Covid19.go.id, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto mengatakan bahwa kebijakan physical distancing masih terkendala persoalan disiplin masyarakat.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Bagaimana cara mencegah penyebaran Flu Singapura? Untuk mencegah penyebaran Flu Singapura, penting untuk menjaga kebersihan tangan dan lingkungan, serta menghindari kontak langsung dengan orang yang terinfeksi.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
“Physical Distancing ini dalam beberapa hari terakhir masih terkendala dengan disiplin yang masih belum terbangun bersama di tengah masyarakat,” ungkap Yuri di Gedung Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jakarta, Rabu (8/4).
Dalam hal ini, masih banyak warga atau masyrakat yang mengabaikan begitu saja imbauan menjaga jarak atau physical disatancing. Banyak kelompok masyarakat yang masih pergi ke luar rumah, bahkan mengabaikan larangan berkumpul.
Bukan hanya itu, diketahui masih banyak masyarakat yang tidak mengindahkan imbauan cuci tangan. Tidak heran hingga saat ini rantai penularan virus masih terus terjadi.
Beberapa contoh perilaku tersebut yang menjadi penyebab kebijakan physical distancing belum dapat berjalan dengan efektif di masyarakat. Hal inilah yang mendorong pemerintah untuk membuat beberapa strategi guna memperkuat kebijakan physical distancing itu sendiri.
Beberapa strategi ini akan dilakukan secara konsisten sebagai kunci pemutus rantai penyebaran virus corona.
Dilansir dari laman Covid19.go.id, berikut beberapa strategi yang dilakukan pemerintah untuk menguatkan kebijakan physical distancing, yang perlu Anda ketahui.
Gerakan Masker untuk Semua
2020 Merdeka.com
Strategi memperkuat kebijakan physical distancing yang pertama adalah dengan melakukan gerakan masker untuk semua. Gerakan ini mengampanyekan kewajiban penggunaan masker bagi setiap masyarakat tanpa kecuali, saat berada di luar rumah atau ruang publik.
Menurut Achmad Yurianto, gerakan ini perlu dilakukan sebagai upaya mengantisipasi penularan virus dari penderita Covid-19 yang tidak bergejala atau tanpa gangguan.
"Karena kita tidak tahu apa orang di sekitar kita menderita COVID-19 tanpa gejala atau biasa disebut tanpa gangguan. Karenanya dengan pakai masker, kita yakini kita gak rentan pada penularan COVID-19 ini," kata Yuri di Gedung Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jakarta, Rabu (8/4).
Penelusuran Kontak
Strategi kedua dalam menguatkan kebijakan physical distancing, pemerintah akan melakukan tracing atau penelusuran kontak dari pasien positif yang dirawat. Dalam hal ini penelusuran kontak dilakukan pemerintah melalui rapid test atau tes cepat.
Langkah penelusuran ini, utamanya akan menyasar pada orang terdekat, tenaga kesehatan yang merawat pasien Covid-19, serta masyarakat di daerah yang ditemukan banyak kasus.
"Inilah gunanya pemerintah tentukan kebijakan untuk lakukan screening atau pemeriksaan penapisan dengan Rapid Test. Alat Rapid Test Sudah didistribusikan lebih dari 450 ribu kit ke seluruh Indonesia. Tujuannya untuk penjaringan kasus penelusuran kontak pada tenaga kesehatan dan komunitas di wilayah yang banyak sekali kasus positif. Ini strategi awal yang dilakukan terkait tes," imbuh Yuri.
Edukasi dan Penyiapan Isolasi Mandiri
Langkah memperkuat physical distancing di masyarakat juga ditempuh pemerintah dengan melakukan edukasi dan penyiapan isolasi mandiri. Upaya ini sebagai langkah tindak lanjut dari hasil tracing yang telah dilakukan.
Bagi masyarakat yang mendapatkan hasil tes positif atau negatif dengan gejala dari rapid tes, bisa segera melakukan isolasi mandiri. Hal ini dilakukan agar orang tersebut tidak menularkan virus kepada anggota keluarga atau orang lain.
"Isolasi ini bisa dilakukan mandiri atau berkelompok seperti diinisiasi oleh beberapa kelompok masyarakat. Ini positif patut diapresiasi. Sehingga saudara kita bisa lakukan dengan baik tanpa ada stigmatisasi dan upaya mengucilkan," ujar Yuri.
Pada kelompok ini, nantinya akan dilakukan tes ulang untuk mengetahui perkembangan kondisi orang tersebut. Jika hasil tes kedua menunjukkan tanda positif atau keluhan klinis yang semakin memburuk, kemudian akan segera dilakukan pengecekan antigen melalui metode PCR agar pemeriksaan lebih efektif.
"Sampai sekarang kita sudah laksanakan pemeriksaan lebih dari 15 ribu. Ketersediaan Reagen untuk PCR sudah ada sampai 200 ribu. Tes PCR kita tes untuk menegakan diagnosa dari mekanisme screening yang terarah sehingga persentase positif dari PCR ini relatif tinggi. Karena kita melakukan tidak dengan metode acak, tapi terpilih dan terstruktur dimulai dari awal," tuturnya.
Isolasi Rumah Sakit
2020 Merdeka.com
Kemudian, isolasi rumah sakit menjadi strategi terakhir yang dilakukan pemerintah untuk memperkuat kebijakan physical distancing. Langkah ini akan ditujukan bagi masyarakat yang mempunyai gejala klinis semakin memburuk dan memerlukan layanan intensif dari rumah sakit.
Nantinya, isolasi ini bisa dilakukan di Rumah Sakit Darurat baik di Wisma Atlet maupun di Pulau Galang. Bukan hanya itu, upaya isolasi rumah sakit ini juga akan diikuti beberapa daerah untuk pasien gejala klinis ringan hingga sedang yang tidak mungkin melakukan isolasi mandiri.
"Puncaknya adalah RS rujukan, untuk penanganan kasus dengan keluhan sedang hingga berat yang butuh peralatan bantu yang spesifik termasuk ventilator. Strategi ini kita lakukan dalam rangka mengefektifkan, mengefisiensikan dan tepat sasaran saat kita gunakan Sumber Daya yang kita miliki. Inilah langkah-langkah yang dilakukan dan akan terus konsisten dilakukan," ucap Yuri menambahkan.
Masyarakat Sebagai Ujung Tombak
2020 Merdeka.com
Dalam kesempatan tersebut, Yuri mengingatkan bahwa ujung tombak pencegahan virus corona ini ada di tangan masyarakat. Untuk itu, Ia terus mengimbau masyarakat untuk melakukan beberapa tindakan yang sudah diperintahkan.
Seperti mencuci tangan, menjaga jarak dan menghindari kerumunan, tidak melakukan perjalanan ke manapun untuk sementara waktu, ke luar rumah hanya saat mendesak, juga menjaga kesehatan.
"Kita bisa lindungi diri kita, keluarga kita, tetangga kita dan bangsa kita. Hanya kita dan kita sajalah yang bisa lindungi bangsa ini hadapi COVID-19," kata Yuri tegas.
(mdk/ayi)