Sosok Marzuki Nyak Mad, Bek Andalan Timnas Indonesia Era 80-an dari Tanah Rencong
Pemain yang berposisi sebagai bek tengah asal Aceh ini dikenal sebagai stopper yang tangguh dan mumpuni, serta membawa Timnas juara Sea Games.
Pemain yang berposisi sebagai bek tengah asal Aceh ini dikenal sebagai stopper yang tangguh dan mumpuni membawa Timnas juara Sea Games.
Sosok Marzuki Nyak Mad, Bek Andalan Timnas Indonesia Era 80-an dari Tanah Rencong
Tanah Rencong rupanya juga melahirkan pemain-pemain yang berjasa besar untuk kemajuan dan perkembangan sepak bola di Indonesia. Pemain tersebut bernama Marzuki Nyak Mad, lahir di Sigli pada 17 Juli 1964.
Selama kariernya di sepak bola, Marzuki merupakan salah satu pemain yang dikirim untuk berlatih di negara Brazil pada tahun 1980-an. Tak hanya itu, pria yang bermain di sektor pertahanan ini juga pernah bergabung bersama Timnas Garuda.
-
Siapa sosok atlet catur legendaris Indonesia yang berasal dari Tanah Karo? Atlet catur legendaris Indonesia yang satu ini memiliki gaya bermain yang taktis dan sudah menyabet beberapa gelar skala internasional.
-
Di mana atlet bulu tangkis Indonesia disambut meriah oleh para penggemar? Tak hanya disambut oleh petinggi bulu tangkis tanah air, para juara All England 2024 ini juga disambut meriah oleh para penggemar. Mereka menyanyikan lagu nasional mengiringi kedatangan para atlet di bandara.
-
Siapa yang dijuluki "Maradona Indonesia"? Pria dengan rambut gondrong ini memutuskan untuk gantung sepatu pada tahun 2000 dan sempat melatih SSB Wanita di Bandung. Ia juga merupakan tokoh perkembangan sepak bola wanita dengan menjadi tim pemandu bakat untuk ajang Women Football Road to Asian Games Pertiwi Cup 2017 di Palembang.Pada Jumat, 11 Mei 2018, Zulkarnain meninggal dunia di Rumah Sakit Pertamina Pali, Sumatra Selatan di usia 59 tahun.
-
Siapakah atlet catur Indonesia yang dikenal sebagai Grandmaster tuna rungu? Salah satu atlet yang membanggakan negara dan tanah kelahirannya bernama Cerdas Barus. Ia cukup terkenal sebagai pecatur tuna rungu Indonesia yang sudah meraih gelar Grandmaster atau GM.
-
Siapa pemain legendaris Persija Jakarta yang dijuluki "Dokter"? Endang Witarsa alias Lim Sun Yu atau Liem Soen Joe lahir di Kebumen, 16 Oktober 1916. Sejak kecil dirinya sudah jatuh cinta dengan si kulit bundar. Lebih dari itu, ia juga kerap keliling menonton sepak bola bersama teman-temannya hingga ke Yogyakarta, Purworejo, dan Kutoarjo.Semasa dirinya menjadi pelatih, Endang terkenal dengan sosok yang galak dan juga keras. Dia tak segan-segan menegur anak asuhnya apabila bermain tidak sesuai arahannya. Awal Karier Sepak Bola Mengutip Instagram @umsfc1905, karier Endang Witarsa di dunia sepak bola ketika dirinya bermain untuk klub Union Makes Strength atau UMS di Jakarta yang pada saat itu masih bernama Tiong Hoa Hwee Koan Scholar Football Club. Uniknya, saat bersama UMS ia kerap disapa dengan sebutan "Dokter". Hal ini dikarenakan dirinya sudah mendapatkan gelar dokter gigi.
-
Siapa saja pemain nasional yang memperkuat PSPS saat PON Bandung 1961? Ada beberapa pemain bagus yang memperkuat PSPS saat PON Bandung tahun 1961, seperti Jayusman, Thamrin Manaf, dan Hamid.
Selain memperkuat Timnas Garuda, Marzuki sempat juga bermain untuk beberapa klub besar Indonesia, seperti PSMS Medan dan Persija Jakarta. Ketika berada di atas lapangan, ia dikenal sebagai pemain stopper yang baik dan tidak kenal kompromi terhadap lawannya.
Lantas, seperti apa sosoknya dan bagaimana perjalanan karier sepak bolanya? Simak informasinya yang dirangkum merdeka.com dari beberapa sumber berikut ini.
Awal Karier
Mengutip dari beberapa sumber, sebelum Marzuki dipanggil untuk memperkuat Timnas Indonesia, ia sempat bermain untuk PSMS Medan sebagai bek tengah. Saat itu, ia menunjukkan tajinya sebagai bek handal saat melawan Persib di laga Final kompetisi Divisi Utama Perserikatan tahun 1983/1984.
Ketika itu, Marzuki berhasil menghalau dan mengantongi pemain yang menjadi mesin gol bagi Persib Bandung, Adjat Sudrajat. Kemudian, Marzuki mendapat julukan "Tukang Jagal yang Dingin" oleh Encas Tonif yang juga berposisi sebagai bek di Persib Bandung.
PSMS Medan pun keluar sebagai juara setelah melewati drama adu penalti.
Bergabung Persija Jakarta
Setelah meraih gelar juara bersama PSMS Medan, Marzuki memutuskan untuk hijrah ke klub Ibukota yaitu Persija Jakarta. Di sini, Marzuki bergabung bersama bek-bek handal lainnya seperti Patar Tambunan dan Tony Tanamal.
Kemudian, ia juga satu tim bersama Azhari Rangkuti, pemain gelandang bertahan andalan Persija, Muhammad Yunus, dan gelandang serang Rahmad Darmawan.
Kariernya tidak hanya bergerak di bidang sepak bola saja, Ia pun juga sempat diterima kerja di Bank Bumi Daya Pusat, Jakarta. Karena letak kerjanya yang jauh dari kampung halaman, Marzuki kemudian menetap di Jakarta.
- Sosok Arlyansyah Abdulmanan Pemain Timnas Indonesia U-19, Bintang Baru Garuda Nusantara
- Sosok Ricky Yacobi, Penyerang Tampan Asal Medan yang Sempat Bermain di Liga Jepang
- Mengenang Sosok Abdul Kadir, "Si Kancil" Andalan Timnas Indonesia yang Mulai Terlupakan
- Sosok Zulkarnain Lubis, Pemain Legendaris Asal Sumatra Utara yang Dijuluki Si Maradona Indonesia
Debut Bersama Timnas
Marzuki Nyak Mad menjalani debut bersama Timnas Garuda saat ajang resmi FIFA pada 6 Agustus 1984. Saat itu, Indonesia yang diwakili dengan nama PSSI Garuda melawan Thailand di Senayan pada Kualifikasi Piala Asia 1984.
Kemudian, Marzuki juga bermain untuk Timnas Indonesia ketika ajang Kualifikasi Piala Dunia 1986 dan Kualifikasi Piala Asia 1988. Apabila ditotal, Marzuki bermain sebanyak 16 kali dalam ajang resmi FIFA.
Sementara itu, untuk ajang non-resmi FIFA, Marzuki pernah bermain di Asian Games 1986, Kualifikasi Olimpiade 1988, hingga SEA Games 1987 yang membawa Timnas menjadi jawara dengan meraih medali emas.
Raih Juara
Ketika ajang SEA Games tahun 1987, Indonesia berhasil mencetak sejarah baru dengan raihan medali emas setelah mengalahkan Malaysia 1-0 lewat gol dramatis di menit 91 oleh Ribut Waidi.
Marzuki yang ikut tergabung dalam skuad di bawah arahan pelatih Bertje Matulapelwa itu berhasil membalaskan dendam lamanya setelah Tim Garuda gagal menjadi juara pada SEA Games 1979 di Malaysia.
Saat itu, skuad pertahanan diisi oleh Muhammad Yunus, Marzuki Nyak Mad, Robby Darwis, Jaya Hartono, Sutrisno, dan France Marcus Wenno.
Pensiun dan Nasibnya Kini
Setelah meraih hasil manis di ajang SEA Games 1987, Marzuki tidak lagi dipanggil Timnas setelah pelatih Bertje diganti oleh Anatoli Polosin dari Rusia. Ia pun memilih untuk pulang ke klub lamanya yaitu Persija.
Mengutip dari beberapa sumber, saat ini Marzuki hidup sebagai orang yang biasa saja. Mungkin, saat ini tidak banyak orang yang tahu jika dirinya adalah seorang legenda sepak bola. Ia menghabiskan masa tuanya di Jakarta Barat.