Lika-liku Perjalanan Sejarah Klub PSPS Riau, Penantian 43 Tahun Bermain di Kancah Divisi Utama
Perjalanan yang tak mudah harus dilalui klub kebanggaan kota Riau ini.
Perjalanan yang tak mudah harus dilalui klub kebanggaan kota Riau ini.
Lika-liku Perjalanan Sejarah Klub PSPS Riau, Penantian 43 Tahun Bermain di Kancah Divisi Utama
Persatuan Sepakbola Pekanbaru dan Sekitar Riau atau disingkat dengan PSPS Riau ini berdiri pada tanggal 1 Januari 1955. Klub berjuluk 'Askar Bertuah' ini harus menghadapi berbagai rintangan agar bisa berkompetisi dan menjadi tim yang disegani.
PSPS Riau memiliki basis suporter yang cukup besar biasa disebut dengan julukan Asykar Theking atau Laskar Tabano. Klub ini sudah menjadi ikon dan sebuah kebanggaan bagi masyarakat Riau dan sekitarnya. Meski perjalanan tim ini tak mudah, PSPS Riau selalu bertekad dan memiliki keinginan yang kuat.
-
Siapa klub tertua di Indonesia? PSM Makassar Jawara Liga 1 musim lalu ini merupakan klub tertua di Indonesia.
-
Kapan PSSI didirikan? PSSI sudah hadir sejak zaman penjajahan Belanda dan dibentuk di Yogyakarta pada tahun 1930.
-
Dimana PSS Sleman main di BRI Liga 1? Hampir semua klub peserta BRI Liga 1 sudah bersiap diri untuk mengarungi jalannya musim kompetisi 2023/2024.
-
Mengapa PSBS Biak main di BRI Liga I? Selain PSBS Biak, terdapat juga Semen Padang dan Malut United yang juga berstatus sebagai tim promosi di Liga 1 tahun ini.
-
Siapa yang mendirikan klub Persik Kediri? Persatuan Sepak bola Indonesia Kediri didirikan pada 9 Mei 1950, oleh Bupati Kediri saat itu Raden Muhammad Machin.
Dinamika Kepengurusan Klub
Melansir dari beberapa sumber, awal mula berdirinya PSPS Riau dipimpin oleh Yubahar, mantan Kepala PLN Pekanbaru. Dulu klub ini hanya didukung oleh lima klub anggota saja, salah satunya yaitu PS Elektra milik PLN dan PS PU (Pekerjaan Umum).
Mulai dari berdirinya PSPS Riau, secara hierarki sudah setara atau sejajar dengan perserikatan (bond) lain yang bermarkas di Sumatera. Bahkan, PSPS juga memiliki aset pemain nasional. Ada beberapa pemain bagus yang memperkuat PSPS saat PON Bandung tahun 1961, seperti Jayusman, Thamrin Manaf, dan Hamid.
Potensi dan gairah sepakbola di sana semakin tinggi, Gubernur Riau pun mendirikan stadion yang bernama Stadion Dwikora pada tahun 1963. Stadion ini menjadi pusat olahraga pertama di Pekanbaru dan pusat latihan pemain PSPS.
Sayang, tahun 1972 Stadion Dwikora mengalami kebakaran yang menyebabkan bangunan utama stadion hancur dan sudah tidak bisa digunakan kembali.
Mulai Bangkit
Setelah peristiwa Stadion Dwikora mengalami kebakaran dan terbengkalai selama 6 tahun akhirnya bangkit setelah sebuah perusahaan membangunnya kembali.
Tahun 1980, tempat ini berganti nama menjadi Stadion Hang Tuah yang diresmikan oleh Menpora saat itu.
Seiring berjalannya waktu, PSPS mulai aktif kembali dan bisa menggairahkan pemain-pemain untuk meraih prestasi.
Banyak nama-nama besar pemain sepakbola yang berasal dari PSPS Riau ini mulai dari Sugiarto yang bermain di Olimpiade 1975, Mahmud, Nantan Ibrahim, Nazwar Nurdin, dan sebagainya.
Perjalanan di Divisi I
Tahun 1994, PSPS Riau dipimpin oleh Iskandar Husin yang sudah berhasil membawa klub Persiraja Banda Aceh lolos ke Divisi Utama yang menjadi impian semua klub dan pemain. Kehadirannya pun berdampak signifikan dan tentunya memberikan dampak positif.
Pada tahun 1994/1995, PSPS Riau berhasil menapak Divisi I Indonesia dan harapan para pendukung semakin besar, motivasi pun terus meningkat. Kepengurusan PSPS semakin serius di tahun 1998/1999, seluruh staff dan pelatih melakukan persiapan yang matang untuk mengarungi Divisi I.
Keseriusan klub ini terlihat ketika merekrut pelatih nasional, Sofyan Hadi serta mendapatkan tanda tangan dua pemain asing yaitu Mourmada Marco dan Essama Raymond.
Divisi Utama
Setelah penantian 43 tahun, PSPS Riau akhirnya bisa mencicipi kompetisi tertinggi sepakbola di Indonesia itu. Laga debutnya ini berbuah manis setelah mengalahkan PS Indocement Cirebon dengan skor 2-1.Selama mengarungi Divisi Utama, PSPS sempat diperkuat pemain dengan nama-nama besar, seperti Hendro Kartiko, Bima Sakti, Kurniawan Dwi Yulianto, hingga Aples Gideon Tecuari.
Tahun 2009-2010, PSPS Riau dipromosikan ke Liga Super Indonesia setelah menduduki peringkat ketiga di Divisi Utama.
Musim pertama di LSI berjalan mulus, mereka mampu finis diurutan 7. Klub ini menjadi sorotan karena pada musim itu mereka hanya kalah 1 kali di markas Persipura Jayapura.
Akuisisi Pengusaha Malaysia
Pasang Surut PSPS Riau masih terus berlanjut hingga akhirnya seseorang pengusaha asal Malaysia ingin mengakuisisi klub tersebut. Nama pengusaha itu adalah Norizam Tukiman yang juga pemilik klub TRW Kelantan FC.
Kabar ini menjadi angin segar dan kembali membangun harapan agar klub ini bisa kembali berjaya seperti sedia kala. Pada tahun 2021, klub ini resmi diakuisisi oleh Norizam Tukiman.