11 Hewan yang Mirip dengan Makhluk yang Hidup Jutaan Tahun Lalu
Perjalanan evolusi yang panjang. Konsep ‘fosil hidup’ yang dicetuskan oleh Charles Darwin membawa kita kepada spesies yang seolah-olah membeku dalam waktu.
Dilansir dari livescience, berdasarkan konsep Charles Darwin membawa kita kepada spesies yang seolah-olah membeku dalam waktu, mempertahankan ciri anatomis nenek moyang mereka yang ditemukan dalam catatan fosil. Simak disini!
11 Hewan yang Mirip dengan Makhluk yang Hidup Jutaan Tahun Lalu
1. Coelacanth (Coelacanthiformes)
Coelacanth, ikan bertulang purba yang dianggap punah selama puluhan juta tahun. Merupakan penemuan sensasional( 1938) ketika coelacanth Samudera Hindia Barat ditemukan di lepas pantai Afrika Selatan, spesies ini menjadi sebuah kejutan besar bagi dunia ilmiah.
-
Apa yang terjadi pada lempeng benua selama ratusan juta tahun? Hanya dalam beberapa juta tahun, lempeng benua mulai membengkok dan saling menekan. Sekitar 200 juta tahun yang lalu, muncul Pangaea, benua raksasa yang terkait dengan zaman dinosaurus yang terbentuk sekitar 335 juta tahun yang lalu.
-
Bagaimana Hiu Helicoprion bertahan hidup selama jutaan tahun? Helicoprion adalah hiu pertama yang diketahui dapat menumbuhkan kembali giginya, seperti hiu modern. Ia bertahan selama 40 juta tahun dan selamat dari Kepunahan Besar Permian.
-
Siapa yang merayakan ulang tahun dalam konteks ini? Ulang tahun Shabina Mecca dirayakan secara eksklusif dengan kehadiran keluarga inti saja, sementara Sarita Abdul Mukti dan Faisal Haris bertemu kembali dalam acara tersebut.
-
Bagaimana manusia menghadapi kepunahan 1 juta tahun lalu? Hampir 1 Juta tahun yang lalu, populasi dunia hanya berjumlah 1.300 orang dalam kurun waktu lebih dari 100.000 tahun. Jumlah itu dianggap oleh sebuah penelitian manusia hampir menghadapi kepunahan.
-
Siapa yang hilang selama delapan tahun? Setelah hilang selama delapan tahun, Muhammad Toha (54), warga Desa Bonangrejo, Demak, akhirnya ditemukan.
-
Kenapa manusia hampir punah 1 juta tahun yang lalu? Data genetik menunjukkan bahwa antara 813.000 dan 930.000 tahun lalu nenek moyang manusia modern mengalami penurunan perkembangbiakan. Penurunan ini berimbas terhadap populasi sebanyak 98,7 persen.
Coelacanth, yang muncul dalam catatan fosil pada Periode Devonian sekitar 400 juta tahun yang lalu, menjadi titik fokus penelitianarena kemiripannya yang mencengangkan dengan nenek moyangnya yang kuno.
Meskipun banyak ilmuwan sebelumnya mengira ikan ini telah punah selama periode yang panjang, kemunculannya yang tak terduga menyediakan wawasan berharga tentang kelangsungan hidup spesies primitif ini
2. Kepiting tapal kuda (Limulidae)
Kepiting tapal kuda merupakan makhluk purba yang telah eksis lebih dari 300 juta tahun yang lalu. Meski bentuknya menyerupai kepiting prasejarah, kepiting tapal kuda lebih dekat berkerabat dengan laba-laba dan kalajengking.
Terdapat empat spesies kepiting tapal kuda
Seperti kepiting tapal kuda Atlantik yang ditemukan di pantai Atlantik Amerika Utara dan Tengah, serta tiga spesies lainnya yang tersebar di perairan Indo-Pasifik, di wilayah pertemuan sungai dengan laut.
Memiliki kerangka luar yang kuat, 10 kaki untuk berjalan di dasar laut. Kepiting ini juga memiliki darah yang mengandung protein berbasis tembaga.
Ditemukan tersebar di Samudera Pasifik, Atlantik, dan Hindia, hiu goblin memiliki akar sejarah yang mencengangkan, muncul pertama kali sekitar 125 juta tahun yang lalu
3. Hiu Goblin (Mitsukurina owstoni)
Keunikan hiu ini terletak pada adaptasinya yang membuatnya menjadi predator mematikan.
Dengan panjang mencapai 13 kaki dan berat hingga 460 pon, hiu ini memiliki sirip kecil yang bergerak lebih lambat dibandingkan dengan spesies hiu lainnya.
- Apakah Manusia Masih Terus Mengalami Evolusi Hingga Saat Ini? Ketahui Perubahan yang Terjadi
- Mengguncang Teori Evolusi, Ikan Purba Ini Dijuluki Fosil Hidup Tertua di Dunia, Hidup di Perairan Indonesia
- Meneruskan Teori Darwin, Ilmuwan Soroti Bagaimana Pertama Kali Manusia Bisa Berjalan Tegak?
- Fosil Berusia 1,75 Miliar Tahun Ini Buktikan Fotosintesis Berevolusi
4. Platipus berparuh bebek (Ornithorhynchus anatinus)
Platipus berparuh bebek adalah makhluk yang menggabungkan karakteristik mamalia, burung, dan reptil, menciptakan sebuah adaptasi unik yang terwujud lebih dari 110 juta tahun yang lalu selama periode Kapur.
Kelinci Amami, dengan bulu gelapnya yang khas menjadi saksi hidup dari masa-masa prasejarah pada zaman Pleistosen. Kini, spesies ini hanya dapat ditemukan di dua pulau kecil di Jepang. Dengan populasi yang terus menyusut, hanya tersisa sekitar 5.000 ekor kelinci Amami.
6. Nautilus (Nautilus pompilius)
Nautilus hampir tidak mengalami perubahan signifikan sejak kemunculannya lebih dari 500 juta tahun yang lalu pada awal era Paleozoikum. Habitat alami nautilus meliputi perairan di Samudera Pasifik Barat dan Samudera Hindia.
Keunikan komodo terungkap melalui penelitian ilmiah yang menemukan bahwa nenek moyang yang tampak serupa dengan komodo saat ini muncul di Australia sekitar 100 juta tahun yang lalu.
Habitatnya terutama terdapat di pulau Sunda Kecil di Indonesia, termasuk pulau yang menjadi namanya, yaitu Pulau Komodo.
8. Katak ungu (Nasikabatrachus sahyadrensis)
Keunikan spesies ini terletak pada evolusinya yang mandiri, berkembang selama 100 juta tahun secara terpisah dari spesies lainnya. Penemuan pertama kali dilakukan oleh para ilmuwan di Ghats Barat India pada tahun 2003.
Dikenal juga sebagai katak hidung babi, spesies amfibi yang langka dan menarik dan tergolong dalam famili Nasikabatrachidae.
9. Tikus batu Laos (Laonastes aenigmamus)
Pertama kali ditemukan di Laos pada tahun 2005, menunjukkan keberlanjutan kehidupan sebuah keluarga fosil purba yang dianggap telah punah selama 11 juta tahun.
Sebagai bagian dari ordo serangga tertua, Blattodea. Kecoa
Blattodea sendiri mencakup tidak hanya kecoa tetapi juga rayap, memberikan gambaran tentang kelompok serangga ini yang telah mengisi berbagai ekosistem di seluruh dunia.
Catatan fosil kecoa pertama kali muncul pada periode Karbon Atas, menandakan keberadaan mereka dalam sejarah geologis yang panjang.
Dengan lebih dari 4.000 spesies kecoa yang tersebar di seluruh dunia, mereka mempertahankan kemiripan dengan fosil-fosil purba mereka. Kecoa tetap menjadi kelompok serangga yang sangat sukses dan teradaptasi dengan baik terhadap lingkungan mereka.
Keberlanjutan dan variasi spesies kecoa di seluruh dunia menunjukkan daya tahan dan ketangguhan mereka sebagai ordo serangga yang memiliki dampak signifikan dalam keseimbangan ekosistem.
11. Aardvark (Orycteropus afer)
Aardvark merupakan mamalia nokturnal dan penyendiri asli Afrika, mengekspresikan sejarah panjangnya yang berakar lebih dari 50 juta tahun yang lalu, sebagaimana tercatat dalam catatan fosilnya.
Anggota terakhir dari ordo Tubulidentata yang kuno, Aardvark dapat dianggap sebagai fosil hidup karena sedikit evolusinya sejak masa lampau.
Terjemahan namanya dalam bahasa Afrikaans yakni babi babi tanah yang merujuk pada penampilan tubuhnya yang mirip babi, meskipun kekerabatan Aardvark lebih dekat dengan gajah.