3 hacker Asia dijadikan buronan FBI
Masing-masing buronan ini dilabeli harga USD 50-100 ribu bagi yang bisa menemukannya.
Biro kepolisian federal Amerika Serikat, FBI, baru saja merilis daftar buronan yang diduga berperan dalam kejahatan cyber. Harapannya, publik mampu lapor jika menemukan orang yang mirip dengan daftar tersebut.
Seperti yang dilansir oleh The Hacker News (6/11), lima pria ini disebut terlibat dalam beberapa aksi hacking dan penipuan online dengan skala internasional. Per kepala buronan ini pun dilabeli imbalan USD 50 ribu hingga 100 ribu bagi mereka yang menemukannya.
-
Siapa hacker yang pernah meretas komputer Departemen Pertahanan Amerika Serikat? Jonathan James (c0mrade)Jonathan James merupakan hacker remaja pertama yang pernah ditangkap karena kejahatan siber di Amerika Serikat. Saat ia berusia 15 tahun, di tahun 1999, James pernah melakukan peretasan ke dalam komputer Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Dengan aksinya itu, James berhasil mendapat akses ke lebih dari 3.000 pesan dari pegawai pemerintah, kata sandi, dan berbagai data sensitif lainnya.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Siapa saja yang melakukan serangan hacker ke negara-negara tersebut? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
-
Bagaimana FBI mengakses telepon pelaku? FBI mengatakan mereka telah "berhasil mendapatkan akses" ke telepon milik pelaku, Thomas Matthew Crooks. Sayangnya, tak jelas bagaimana FBI mengakses telepon pelaku tersebut.
Dari daftar tersebut, dua hacker disebutkan berdarah Pakistan, bernama Farnhan Arshad dan Noor Aziz Uddin. Keduanya disebutkan menyebabkan kerugian lebih dari USD 50 juta setelah melakukan aksinya sejak 2008-2012.
Sementara, satu buronan lagi bernama Andrey Taame yang berkebangsaan Suriah. Andrey terlibat aksi Operation Ghost Click yang menyerang lebih dari 100 negara.
Satu warga Rusia, Alexey Belan, juga masuk daftar tersebut karena terlibat kejahatan yang sama. Alexey diduga meretas tiga sistem perusahaan di AS pada 2012-2013.
Nama terakhir adalah Carlos Perez-Melara yang diketahui merugikan pengguna internet dengan spyware. Carlos menggunakan software terebut untuk menangkap percakapan pribadi korbannya pada 2003.