8 Aktivitas nuklir yang jatuhkan korban sipil tak berdosa!
8 Aktivitas nuklir yang jatuhkan korban sipil tak berdosa! Aktivitas nuklir adalah sesuatu yang hanya bisa dilakukan oleh pihak berwenang. Sebagian besar tentu adalah pihak militer yang sedang melakukan agresi ataupun uji coba. Insinyur dan ahlik teknis pun juga bisa terlibat dalam hal ini.
Aktivitas nuklir adalah sesuatu yang hanya bisa dilakukan oleh pihak berwenang. Sebagian besar tentu adalah pihak militer yang sedang melakukan agresi ataupun uji coba. Insinyur dan ahlik teknis pun juga bisa terlibat dalam hal ini.
Meski demikian, yang menerima dampak dari kejamnya nuklir ini bukan mereka, melainkan rakyat sipil. Dampaknya pun beragam. Hilangnya tempat tinggal, kesehatan yang terganggu dengan berbagai tingkatan, bahkan hilangnya nyawa.
-
Kapan Sagil lahir? Mengutip Instagram @majeliskopi, Sabtu (11/5), Sagil diketahui kelahiran Desa Belui pada 7 Juni 2012 lalu.
-
Siapa Pak Sadimin? Di Desa Gempol hiduplah seorang saksi sejarah yang diperkirakan sudah berusia 105 tahun bernama Pak Sadimin.
-
Kenapa NISN penting? Nomor tersebut menjadi pembeda antara satu siswa dengan siswa lainnya di seluruh sekolah Indonesia maupun Sekolah Indonesia di Luar Negeri.
-
Kapan Hasjim Ning lahir? Lahir pada 22 Agustus 1916, Hasjim memang dikenal sebagai pengusaha dengan julukan Raja Mobil Indonesia.
-
Kapan Nurra Datau lahir? Tepat pada 31 Juli kemarin, Nurra Datau baru saja genap berusia 19 tahun. Diketahui, Nurra Datau lahir pada 31 Juli 2004.
-
Kapan Sawah Segar Sentul buka? Sawah Segar Sentul buka setiap Selasa–Minggu pukul 09.00-18.00 WIB saat weekdays. Saat weekend, buka pukul 08.00-18.00 WIB.
Berikut beberapa aktivitas nuklir yang jatuhkan korban sipil tak berdosa. Mari kita simak ulasannya.
Uji coba nuklir Totskoyes
Pada tanggal 14 September 1954, Uni Soviet melakukan tes yang mengungkapkan bahwa peralatan tempur mereka akan beroperasi dengan baik di daerah yang baru saja menjadi situs fisi nuklir. Permasalahannya adalah mereka tak seberapa perhatian dengan apakah peralatan perang tersebut bisa berfungsi dengan baik jika 'terganggu' oleh gelombang elektromagnetik.
Karena ingin melihat bagaimana performa peralatan tempur mereka di kondisi yang 'dekat' dengan perang, mereka mengirim 45.000 tentara ke ground zero yang baru saja ada ledakan nuklir. Ground zero ini terletak di Totskoye, 650 kilometer sebelah utara dari laut Kaspia, dan dekat dengan perbatasan Kazakhstan.
Pemerintah Uni Soviet berbohong tentang bagaimana sifat dari eksperimen ini. Tentara tersebut diberitahu bahwa hal tersebut hanyalah sebuah simulasi nuklir dari bom nuklir. Walhasil, mereka seketika terpapar radiasi dan dideteksi sebagian langsung menderita kanker dan berbagai penyakit yang disebabkan keracunan radiasi besar-besaran. Sayangnya angka tersebut ditutup-tutupi oleh general Zhukov yang dikenal sebagai pahlawan Perang Dunia II, dan menganggap percobaan tersebut sukses.
Reaktor nuklir yang digunakan sebagai senjata pembunuh
Pada tahun 1961, sebuah reaktor nuklir yang berada di 65 kilometer dari air terjun Idaho, mengalami kebocoran nuklir pertama dalam sejarah Amerika Serikat. Hal ini merupakan satu-satunya kegagalan Amerika Serikat dalam mengelola nuklir yang sekaligus secara langsung merenggut korban.
Seseorang bernama Jack Bynes dan Richard Legg tewas di tempat. Richard Legg tewas dengan mengenaskan karena terjepit di langit-langit karena terpental sebuah benda logam. Korban lain bernama Richard McKinley pun meninggal tak lama setelah kejadian tersebut.
Karena kecelakaan tersebut regulasi dan prosedur terkait produksi energi nuklir benar-benar diperketat. Sejak itu tak pernah ada korban jiwa lagi.
Meski demikian, ada hal yang aneh terjadi di kasus ini karena prosedur dan regulasinya sebenarnya tak memiliki cela. Dugaan kuat terjadi sabotase oleh salah satu dari korban, karena permasalahan pribadi. Jika benar, hal ini adalah hal fatal bagi pengembangan nuklir di Amerika Serikat, pasalnya nuklir digunakan untuk kepentingan pribadi.
Limbah radioaktif di Uni Soviet
Uni Soviet cukup dikenal dengan bagaimana mereka memperlakukan limbah nuklir dan abainya mereka atas keselamatan warga negara.
Terdapat sebuah kisah di tahun 2000, tiga orang pencari kayu di Georgia, yang merupakan bekas Soviet, berkendara menyusuri jalan makadam dan menemukan beberapa barel limbah radioaktif. Karena barel tersebut mengeluarkan panas, mereka membawanya pulang untuk jadi penghangat ruangan. Dalam beberapa hari, mereka langsung dirawat di rumah sakit karena keracunan radiasi.
Kisah serupa sering terjadi di Georgia, di mana limbah nuklir dalam jumlah besar berserakan di mana-mana, dan penduduk setempat sama sekali tak curiga.
Uji coba nuklir di Maralinga, Australia
Ketika Inggris mulai menguji coba senjata nuklirnya di era akhir tahun 40an dan awal 50an, negara yang dipimpin Ratu Elizabeth tersebut kebingungan untuk melakukan pengujian di mana. Untungnya, berbagai negara persemakmuran Inggris banyak sekali yang masih memiliki daerah terpencil.
Yang jadi sasaran adalah Australia, di mana dua tempat terpencil di area selatannya yang bernama Maralinga dan Emu Field dipilih. Emu Field menghelat dua uji coba hingga akhirnya pindah secara permanen di Maralinga.
Masalah yang terjadi di sini hanyalah kewajiban relokasi warga asli Aborigin yang dengan mudah dilakukan pemerintah, tapi mereka dengan entengnya kembali ke rumah lamanya.
Pasca berbagai uji coba nuklir dengan media bom hingga rudal yang dijatuhkan dari pesawat, terdapat kontroversi muncul di mana paparan radioaktif dilaporkan membuat beberapa warga Aborigin, Australia, dan prajurit Inggris terkena kanker dan beberapa penyakit terkait radiasi lain.
Ambisi nuklir India
Negeri Hindustan pun juga pernah berurusan dengan nuklir. Mengembangkan nuklir demi memenangkan perang perbatasan dengan China dan percekcokan mendarah daging dengan Pakistan di era tahun 60an, India 'ngebet' untuk uji coba senjata nuklir.
Sebuah kota di daerah Rajashtan bernama Pokhran jadi pilihannya. Namun hal ini jadi kontroversi dunia karena India menguji coba nuklir dengan limbah sebanyak 8 kiloton di kota yang masih memiliki penghuni sebanyak 15.000 orang.
Diduga, berbagai paparan radiasi yang pernah melanda masyarakat Pokhran, diatasi sendiri oleh pemerintah India tanpa boleh ada pemberitaan media dalam ataupun luar negeri.
Uji coba nuklir di Atol Bikini
Atol Bikini atau Bikini Atoll adalah tempat yang terbersit di benak banyak orang ketika mendengar kata nuklir. Tempat yang terletak di Marshall Islands ini sebenarnya terkenal bukan karena nuklirnya, namun karena atol ini diberi nama dengan bikini yang waktu itu diciptakan dalam waktu yang hampir bersamaan dengan waktu uji coba.
Tempat ini adalah tempat baru setelah sebuah tempat bernama Trinity di New Mexico, berhasil menguji coba bom atom yang meluluh lantakkan Hiroshima dan Nagasaki.
Di Atol Bikini, semua warga lokal dipindah ke pulau terdekat dan akhirnya senjata pertama diledakkan para Juli 1946. Setelah puluhan uji coba, para tahun 1957 pulau ini dinyatakan aman. Masalahnya, ketika para penghuni asli pulau ini kembali, mereka terkena berbagai penyakit karena paparan radiasi. Akhirnya, tempat ini tak dihuni hingga sekarang, namun jadi warisan dunia versi PBB.
Semipalatinsk: area yang paling banyak dijatuhi nuklir oleh Soviet
Tercatat, Uni Soviet paling banyak mengadakan uji coba nuklir di tempat bernama Semipalatinsk, Kazakhstan, yang dulu milik Soviet. Selama jangka waktu lebih dari 30 tahun, ada 465 uji coba dilakukan di tempat ini.
Buruknya, permasalahan kesehatan juga tercatat jadi yang paling banyak di tempat ini. Sebanyak 220.000 penduduk lokal melaporkan berbagai penyakit kesehatan akibat paparan radiasi. Angka pengidap kanker pun makin lama makin naik meski uji coba sudah selesai dan tempat tersebut kini dipegang Kazakhstan.
Nevada: Area uji nuklir terbesar di dunia
Dalam daftar ini, mungkin ada Soviet yang pernah mengadakan uji coba terbesar dan banyak. Namun negara adidaya dalam soal nuklir tetap Amerika Serikat.
Di sebuah area berluas 3.500 kilometer di Nevada, tepatnya 107 kilometer sebelah utara Las Vegas, sudah ada 928 uji coba nuklir dilakukan. Hasilnya, di tempat tersebut banyak sekali kawah yang jika dibayangkan mungkin seperti di Mars.
Seperti di berbagai tempat lain, masalah kesehatan jadi masalah di sini. Kenaikan angka anak yang mengidap Leukimia jadi perhatian pemerintah AS. Pemerintah pun menggelontorkan lebih dari 500 juta dollar untuk kompensasi. Bahkan jika ditotal, angka kompensasi kesehatan untuk mereka yang terganggu kondisi kesehatannya karena ini bisa mencapai 5 milyar Dollar. Tempat ini dinyatakan tempat paling terkontaminasi radioaktif kedua setelah Chernobyl.