Ada Dugaan Planet Neptunus dan Uranus Pernah Bertabrakan, Begini Efek Dahsyatnya
Ilmuwan menduga dua planet yang sempat bertabrakan itu adalah Neptunus dan Uranus. Begini analisis ilmuwan.
Ilmuwan menduga dua planet yang sempat bertabrakan itu adalah Neptunus dan Uranus. Begini analisis ilmuwan.
Ada Dugaan Planet Neptunus dan Uranus Pernah Bertabrakan, Begini Efek Dahsyatnya
-
Di mana lokasi planet-planet yang sudah ditemukan? Saat ini, semua planet yang sudah ditemukan berada di Galaksi Bima Sakti.
-
Dimana planet-planet yang berbentuk datar ini terbentuk? Simulasi baru menunjukkan, planet-planet besar yang terbentuk cukup jauh dari bintang induknya memulai kehidupannya bukan sebagai bola yang rapi, namun lebih berupa piringan pipih atau datar atau disebut oblate spheroid.
-
Berapa jumlah planet yang telah ditemukan oleh para astronom? Sejauh ini, para astronom telah berhasil menemukan 5.502 planet di sekitar bintang lain di luar Bima Sakti.
-
Kenapa Neptunus dijuluki planet biru? Sebagai objek langit yang menarik perhatian, Neptunus memiliki atmosfer yang unik.
-
Siapa sebenarnya penemu Planet Neptunus? Meskipun banyak sumber masih menyebut keduanya sebagai penemu Neptunus, bukti sejarah kini mengatakan sebaliknya. Penghargaan atas penemuan Neptunus harus diberikan kepada orang yang memperkirakan lokasi planet tersebut dan meyakinkan para astronom untuk mencarinya: Urbain Le Verrier.
-
Kapan planet ini ditemukan? Pada awal tahun 2000-an, data yang diperoleh dengan menggunakan instrumen Ultra-Violet-Visual Echelle Spectrograph (UVES) pada Very Large Telescope milik European Southern Observatory menunjukkan bahwa WD0032-317 sedang bergerak dan nampak seperti ditarik-tarik oleh bintang yang mengorbit.
Peristiwa besar terjadi di sistem bintang yang berjarak 1.800 tahun cahaya dari Bumi.
Dua planet raksasa bertabrakan dalam ledakan dahsyat, menghasilkan piringan debu dan gas panas yang mengaburkan pandangan terhadap bintang tersebut.
Dilansir dari New Scientist, Selasa (23/4), pada 2021 para astronom menemukan peningkatan kecerahan bintang mirip matahari, ASASSN-21qj, sebelum akhirnya meredup hingga 95 persen.
Setelah menyelidiki lebih lanjut, para peneliti menemukan bahwa penyebabnya adalah tabrakan dua planet raksasa yang menghasilkan gas dan debu yang mengorbit bintang tersebut.
Kedua planet tersebut memiliki massa sebanding dengan Neptunus dan mengorbit bintang tersebut pada jarak yang mirip dengan jarak Jupiter mengelilingi matahari.
Ketika keduanya bertabrakan, mereka hancur dan meninggalkan bola uap silika raksasa yang panas dan menghasilkan cincin berbentuk torus dengan suhu sekitar 700°C yang mengorbit bintang tersebut.
- Ilmuwan Temukan Bukti Adanya Planet Baru, Massanya 10 Kali Lebih Besar Dari Bumi
- Mengapa Ilmuwan Berambisi Mencari Tanda Kehidupan di Planet Lain?
- Peristiwa Langka 6 Planet akan Berjajar Bisa Dilihat Mata Telanjang, Catat Tanggal dan Waktunya!
- Ilmuwan Temukan Planet Baru yang Bisa Ditinggali Manusia
Proses tabrakan ini menghasilkan "tabrakan bercahaya merah terang" yang terlihat dari dekat. Sisa-sisa materi yang terlempar dari inti planet membentuk cincin panas di sekitar bintang. Para peneliti menduga bahwa kedua planet tersebut kaya akan uap air, sehingga mereka mirip dengan Neptunus dan Uranus.
Terkait dengan mekanisme tabrakannya, masih belum jelas apakah orbit kedua planet tersebut terganggu oleh bintang lain atau planet lain sebelum bertabrakan satu sama lain.
Namun, bukti kuat menunjukkan bahwa tabrakan planet memang terjadi, meskipun ada hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa peredupan bintang tersebut disebabkan oleh pecahnya komet di dalam sistem.
Para ilmuwan menyatakan bahwa dampak seperti itu merupakan kejadian yang umum di sekitar bintang-bintang lain. Meskipun demikian, kejadian semacam itu kemungkinan akan semakin berkurang seiring bertambahnya usia sistem bintang.