Planet Disebut Ilmuwan Bisa Berpindah ke Lokasi Lain, Ini Penyebabnya
Teori ini menawarkan pemahaman baru mengenai dinamika tata surya serta proses pembentukan orbit planet.
Teori migrasi planet semakin mendapat perhatian di kalangan ilmiah pada tahun 2024. Istilah ini merujuk pada fenomena ketika planet berpindah dari orbit asalnya ke orbit baru, yang disebabkan oleh interaksi gravitasi antara planet atau dengan objek besar lainnya.
Teori ini memberikan pemahaman baru mengenai dinamika tata surya serta pembentukan orbit planet. Berdasarkan informasi dari laman Science Alert pada Kamis (26/12), para ilmuwan menyatakan bahwa interaksi gravitasi antarplanet kemungkinan pernah terjadi di masa lalu.
-
Dimana planet lain berada? Saat ini, semua planet yang sudah ditemukan berada di Galaksi Bima Sakti. Belum ada planet di luar Galaksi Bima Sakti yang benar-benar ditemukan.
-
Bagaimana alien bisa meninggalkan planetnya? Untuk pergi dari planet kita sendiri, Bumi, kita harus mampu bergerak dengan kecepatan 11 kilometer per detik atau 40,2 kilometer per jam. Itulah kecepatan yang kita butuhkan. Dengan begitu maka kita butuh banyak sekali bahan bakar untuk meninggalkan planet kita, belum lagi jika kita membawa barang bawaan.
-
Bagaimana planet baru dapat keluar dari tata surya? “Saya yakin ada, tetapi porsi memperhatikan planet ini masih sedikit,“ Nathan melanjutkan, planet besar seperti Jupiter dan Saturnus umumnya terlahir kembar. Namun, mereka memiliki tarikan gravitasi yang sangat besar, dan terkadang membuat tidak stabil satu sama lain. Dengan demikian, bisa menyebabkan sebuah planet didorong keluar sepenuhnya dari tata surya atau diasingkan ke jangkauan terluarnya.
-
Mengapa planet-planet ini menarik bagi ilmuwan? Suhunya sangat menarik bagi para ilmuwan yang menemukannya karena suhunya tepat untuk menopang kehidupan.
-
Bagaimana bintang bisa berpindah? Bintang-bintang tersebut bergerak ke beberapa tempat dan merubah letak konstelasi.
-
Kenapa kutub magnet Bumi berpindah? Pergerakan Medan Magnet Magnet Bumi punya 2 jenis medan, di mana masing-masingnya memiliki pergerakan yang berbeda, seperti rotasi dan penghantar layaknya magnet mainan yaitu utara dan selatan.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa adanya objek bermassa besar, dengan massa antara 2 hingga 50 kali massa Jupiter, yang melintasi tata surya di masa lalu mungkin telah memicu migrasi planet-planet tersebut. Objek besar ini diduga mengakibatkan gangguan gravitasi yang mengubah orbit planet-planet raksasa dalam tata surya.
Penelitian ini dipaparkan dalam makalah berjudul "A Substellar Flyby That Shaped The Orbits of The Giant Planets" yang diterbitkan di jurnal Astrophysics pada 5 Desember 2024. Studi ini dipimpin oleh Garett Brown, seorang ilmuwan dari University of Toronto.
Dalam penelitiannya, Brown menjelaskan bahwa evolusi orbit planet dimulai dari interaksi antara cakram gas dan debu yang mengelilingi matahari pada tahap awal pembentukan tata surya. Proses ini menghasilkan orbit yang melingkar dan sejajar, yang menjadi pola umum di tata surya.
Namun, dalam beberapa situasi, orbit planet dapat terganggu oleh objek eksternal. Proses ini sering disebut sebagai ejection protoplanet, di mana benda besar dikeluarkan dari sistem orbitnya.
Brown menambahkan bahwa meskipun fenomena ini sering terjadi dalam pembentukan tata surya, ada kemungkinan bahwa objek asing dari luar tata surya melintasi sistem kita dan menyebabkan perubahan signifikan pada orbit planet.
Dalam penelitian tersebut, Brown dan timnya mempelajari eksentrisitas atau tingkat keovalannya orbit planet-planet raksasa seperti Jupiter dan Saturnus untuk mengidentifikasi penyebab migrasi orbit mereka.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa objek dengan massa antara 2 hingga 50 kali massa Jupiter, yang melintasi tata surya dengan kecepatan hiperbolik lebih dari 6 km/s dan pada jarak kurang dari 20 unit astronomi dari matahari, mungkin menjadi penyebab utama migrasi orbit tersebut.
Brown menyatakan bahwa temuan ini memperkuat hipotesis bahwa gangguan gravitasi dari pengunjung antarbintang dapat memengaruhi evolusi orbit planet-planet raksasa. Menurut perhitungan timnya, ada kemungkinan 1:100 bahwa objek asing seperti ini dapat menghasilkan pola orbit planet raksasa yang kita amati saat ini.
Lebih jauh, penelitian ini tidak hanya membantu kita memahami sejarah tata surya, tetapi juga memberikan wawasan baru tentang kemungkinan adanya fenomena serupa di sistem planet lain di galaksi. Jika interaksi gravitasi dengan objek besar dapat terjadi di tata surya, maka proses serupa juga mungkin terjadi di sistem planet di sekitar bintang-bintang lain.