Alan Turing, Peletak Dasar AI yang Punya Kelainan
Namanya tak terlalu mashyur di zaman sekarang, namun dia adalah peletak dasar teknologi artficial intelligence (AI).
Alan Mathison Turing, seorang jenius yang lahir pada 23 Juni 1912 di London, di tengah-tengah dunia yang belum yang belum sepenuhnya bisa berpihak pada dirinya. Sejak kecil, Turing sudah terlihat berbeda.
Disaat anak-anak lain sibuk bermain, ia justru lebih suka tenggelam dalam dunia matematika dan teka-teki logika. Ia memecahkan misteri dalam pikirannya dengan cara yang tidak pernah akan diduga oleh orang lain.
-
Apa yang dibayangkan oleh AI? Hasilnya sungguh memesona. Coldplay memainkan musik mereka di tengah latar belakang Gunung Bromo yang diselimuti kabut, menambah pesona dan kemegahan dari acara tersebut. Ribuan penonton terlihat memadati area tersebut.
-
Kapan Albert Einstein meninggal? Albert Einstein diduga memiliki kekayaan bersih yang diperkirakan sekitar USD1,5 juta pada saat kematiannya pada tahun 1955. Ini setara dengan sekitar USD14 juta dalam nilai uang saat ini setelah disesuaikan dengan inflasi.
-
Apa yang dimaksud dengan Artificial General Intelligence (AGI)? AGI adalah titik kritis hipotetis yang juga dikenal sebagai “Singularitas,” di mana AI menjadi lebih pintar dari manusia. Generasi AI saat ini masih tertinggal dalam bidang-bidang yang menjadi keunggulan manusia, seperti penalaran berbasis konteks dan kreativitas sejati.
-
Di mana Ki Ageng Tirta tinggal? Tempat tinggal Ki Ageng Tirta di Desa Kanoman, Grobogan sendiri sebuah wilayah yang tidak pernah mengalami kekeringan di musim kemarau.
-
Apa yang dibayangkan dalam postingan di Reddit tentang Albert Einstein? Sebuah postingan di platform komunitas Reddit mengajak untuk membayangkan apa yang akan terjadi bila Albert Einstein terlahir di dunia modern.
-
Kapan Albert Einstein berhenti memakai kaus kaki? Ia mengungkapkan pada sebuah surat yang ditulis untuk sepupunya, bahwa ia menemukan jempol kakinya akan membuat lubang di kaus kaki. Sehingga ia berhenti memakainya. Hal ini menunjukkan cara berpakaian Einstein yang kasual. Tetapi, peneliti belum menemukan kaitan antara tidak memakai kaus kaki dengan kecerdasan Einstein.
Saat menginjak usia 24 tahun, Turing menerbitkan sebuah makalah ilmiah pada tahun 1936 yang di kemudian hari mengubah jalannya sebuah sejarah, “On Computable Numbers with an Application to the Entscheidungsproblem”.
Ia memperkenalkan konsep Mesin Turing, sebuah mesin yang mampu menjalankan algoritma apapun dan menjadi asal usul komputer modern.
Pada saat itu, mungkin dunia belum sepenuhnya memahami bahwa dampak dari ide brilian Turing bisa membantu banyak orang, tetapi Turing dengan jelas sudah melihat jauh kedepan, lebih daripada zamannya. Ia membayangkan suatu hari mesin tidak hanya mampu berhitung, tetapi juga berpikir.
Merasa Berbeda
Namun, meskipun otaknya penuh dengan ide-ide revolusioner, hatinya malah membawa beban yang berat. Alan Turing tahu bahwa ia berbeda, bukan hanya sekedar kecerdasan yang luar biasa, tetapi juga karena perasaannya.
Di masa muda, ia jatuh cinta dengan teman sekolahnya, Christopher Morcom. Tetapi, itu tidak berakhir baik dan tragis ketika Christopher meninggal secara tiba-tiba. Rasa kehilangan itu semakin membuat perasaan Alan Turing terisolasi, tetapi ia juga sadar bahwa ia mencintai seorang pria.
Di tengah masyarakat yang keras dan penuh prasangka, perasaan tersebut bukan sekedar rahasia, itu adalah sebuah ancaman. Bahkan banyak orang menganggap bahwa itu adalah aib pada masanya.
Ketika Perang Dunia II pecah, Turing dipanggil untuk bergabung dengan para pemecah kode di Taman Bletchley, markas besar intelijen Inggris. Pada saat itu, Nazi Jerman menggunakan mesin sandi yang disebut Enigma, yang pesan-pesannya selalu diubah setiap hari dan tak bisa dipecahkan oleh siapapun.
Kode Perang
Bagi dunia, Enigma adalah teka-teki yang tak terpecahkan. Namun bagi Alan Turing, itu adalah sebuah tantangan. Dengan kecerdasan dan keteguhan yang luar biasa, ia mulai merancang bombe, sebuah mesin yang mampu memecahkan kode Enigma.
Hasil karyanya itu bukan hanya sebuah penemuan melainkan senjata yang bisa mengubah arah perang dengan menyelamatkan jutaan nyawa. Meski begitu, dibalik kesuksesannya yang bersejarah dalam memecahkan kode, perang terbesar Turing bukanlah melawan Nazi, melainkan melawan dirinya sendiri dan masyarakat yang menolak menerima siapa dirinya.
Setelah perang usai, Turing melanjutkan pekerjaannya di dunia komputer. Pada tahun 1950, ia menerbitkan makalah berjudul "Computing Machinery and Intelligence" yang mengajukan pertanyaan fundamental: "Dapatkah mesin berpikir?".
Di dalamnya, ia memperkenalkan Turing Test, sebuah eksperimen untuk menentukan apakah sebuah mesin bisa dianggap memiliki kecerdasan. Jika seseorang tidak bisa membedakan apakah ia berbicara dengan manusia atau mesin, maka mesin itu bisa dikatakan "berpikir."
Makalah inilah yang menjadi landasan bagi perkembangan kecerdasan buatan, sebuah visi yang berakar dari mimpi Turing bahwa suatu hari, mesin dapat meniru kemampuan manusia dalam berpikir dan memutuskan.
Berpacaran dengan Pria
Meski sudah berperan sebagai pahlawan jutaan nyawa, justru dunia yang ia selamatkan tidak memberi belas kasih pada dirinya. Pada tahun 1952, kehidupannya hancur ketika hubungannya dengan seorang pria bernama Arnold Murray terungkap.
Saat itu, homoseksualitas di Inggris sangatlah dianggap sebagai kejahatan yang serius. Alan Turing, pahlawan perang yang menyelamatkan negara, dibawa ke pengadilan bukan karena penemuannya, tapi karena siapa dirinya.
Pengadilan memberikan tawaran yang cukup tidak manusiawi, hukuman penjaraatau “penyembuhan” dengan terapi hormon. Lalu, Turing memilih terapi hormon. Terapi yang dianggap akan membuatnya lebih baik justru menyakitkan dan merusak tubuhnya.
Hormon yang dipaksakan ke dalam tubuhnya membuat ia kehilangan tenaga. Tubuhnya berubah, jiwanya layu, dan semangatnya yang perlahan hancur digerogoti pengobatan. Ia kehilangan kendali atas hidupnya. Seorang yang pernah mengendalikan dunia melalui angka dan logika, pada masa ini adalah tak lebih seperti mesin rusak yang kehilangan fungsinya.
Kematian
Pada 7 Juni 1954, Miris, Alan Turing ditemukan tewas di rumahnya. Bak dongeng Snow White, ia ditemukan dengan sebuah apel yang sebagian sudah tergigit di sampingnya. Sampai kini, dunia tak tahu pasti, ia bunuh diri atau dibunuh.
Namun, kematian Turing justru dianggap oleh negaranya sebagai bunuh diri, dengan ia keracunan sianida yang ada pada apel yang dimakan. Butuh waktu bertahun-tahun sebelum dunia menyadari kesalahan besar yang telah dilakukan pada Turing.
Pada 2009, pemerintah Inggris akhirnya mengeluarkan permintaan maaf atas perlakuan yang diterima Turing. Pada 2013, Ratu Elizabeth II memberinya pengampunan anumerta. Tapi pengampunan itu datang terlambat, lebih dari setengah abad setelah kepergiannya.
Alan Turing bukan hanya sekedar pahlawan dalam perang, tetapi juga korban dari ketidakadilan. Di balik temuan-temuannya yang mengubah dunia, ia berjuang dengan rasa sepi yang mendalam, mencari penerimaan di dunia yang belum siap memahami dirinya.
Kisah hidup Turing adalah pengingat bahwa kejenius sejati tak hanya datang dari kecerdasan, tetapi juga dari keberanian untuk menjadi diri sendiri, meski dunia berusaha menekan dan membungkamnya.
"Those who can imagine anything, can create the impossible,” ujar Alan Turing
Reporter magang: Nadya Nur Aulia