APBUJA, cara mahasiswa Malang selamatkan Budaya Jawa lewat Android
Aplikasi Android ini dibuat untuk melestarikan kebudayaan Jawa yang semakin terlupakan
Di era digital ini, anak-anak Indonesia sangat familiar dengan gadget dan budaya modern, seperti smartphone dan jejaring sosial. Namun, seiring dengan hal itu, keberadaan budaya tradisional pun semakin terancam terlupakan. Salah satunya adalah budaya Jawa.
Berawal dari alasan itulah, Gigih Rakayuda Ambara, Mohammad Ilhamudin, Dewanta Ramdhan Al Diki, dan Agus Saputra, mengembangkan sebuah aplikasi edukasi budaya Jawa berbasis OS Android. Aplikasi edukasi buatan empat mahasiswa Politeknik Kota Malang (POLTEKOM) Jurusan Teknik Informatika itu akhirnya diberi nama APBUJA (Aplikasi Penyelamat Budaya Jawa).
-
Siapa yang mengembangkan aplikasi Narajiwa? Tim Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta berhasil membuat aplikasi layanan kesehatan mental.
-
Siapa yang membuat aplikasi Siap Gepang? Sistem Aplikasi Pendakian Gede Pangrango atau Siap Gepang merupakan aplikasi yang dikeluarkan Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP), Kabupaten Cianjur, Jawa Barat untuk memudahkan pendakian.
-
Apa saja ide bisnis startup yang ditawarkan peserta Jagoan Digital? Dalam presentasi (pitching) Jagoan Digital sejumlah ide bisnis start up diangkat oleh peserta. Seperti layanan jasa servis elektronik, jasa pendidikan, kesehatan hingga pariwisata. Juga ada marketplace untuk UMKM, fashion batik lokal, pertanian hingga produk digital. Selain itu ada juga ide pengembangan usaha dan investasi yang semuanya dikembangkan lewat platform teknologi digital.
-
Siapa yang memiliki ide untuk membuat aplikasi Madhang? Aplikasi Madhang yang diluncurkan Kaesang untuk menjembatani antara ibu-ibu yang jago masak, dengan para konsumen.
-
Apa yang terjadi pada aplikasi Sirekap KPU di dapil DKI Jakarta II? “Dalam hitungan tersebut terdapat penggelembungan jumlah perolehan suara yang bila dijumlahkan melebihi jumlah DPT DKI Jakarta II,” kata Kiki, Minggu (18/2).
-
Di mana perusakan APK terjadi? Puluhan APK milik caleg PAN yang dirusak berada di dua kecamatan yaitu, Kecamatan Kota dan Pesantren, Kota Kediri.
Aplikasi yang dibuat dalam waktu 4 bulan itu memiliki konten yang fokus pada kebudayaan Jawa Tengah dan Jawa Timur. Misalnya, bahasa, aksara, hingga kuliner khas Jawa. Selain itu, terdapat tambahan konten seperti lagu, tari, dan legenda daerah Indonesia.
Menariknya, pengguna bisa mendengarkan streaming video dan audio untuk belajar kebudayaan Jawa dari APBUJA secara langsung. Namun, fitur ini hanya tersedia di smartphone Android ICS (Ice Cream Sandwich) versi 4.0 ke atas.
Bagi Anda yang belum pernah mengenal aksara Jawa, APBUJA bisa membantu Anda belajar huruf-huruf Jawa kuno itu dari awal. Kabar baiknya, tim pengembang APBUJA akan menambahkan fitur baru seperti latihan menulis aksara Jawa langsung di smartphone Android Anda.
Untuk membantu melestarikan budaya Jawa sekaligus mengenalkan salah satu budaya kebanggaan Indonesia ini, Anda bisa mengunduh APBUJA di Google Play Store. Anda juga tidak perlu meluangkan banyak memori, sebab aplikasi ini hanya 2,1 MB.
Selain APBUJA, mahasiswa POLTEKOM Malang juga telah mengembangkan aplikasi-aplikasi edukasi Android lain yang tidak kalah menarik dan penting. Di antaranya, 'Asuhan Keperawatan' atau buku saku untuk paramedis, UU Hukum Republik Indonesia, Topeng Malangan, hingga Wisata Blitar.
"Harapan kami, anak muda Indonesia bisa melestarikan budaya kita, budaya Jawa agar tidak terpuruk atas kemajuan teknologi yang ada. Lalu, semoga APBUJA bisa berguna bagi masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Jawa," ujar salah satu tim pengembang APBUJA, Gigih saat dihubungi Merdeka.com lewat pesan singkat.
Baca juga:
Atase Pendidikan KBRI di India jalin kerjasama dengan APTIKOM Malang
Mini Racing Adventures, game anak bangsa yang berhasil mendunia
Ghost Battle 2, game peperangan seru hantu Indonesia asal Malang
Merdeka bangkitkan semangat teknopreneur
KlikIndonesia, solusi hosting murah untuk entrepreneur muda