Australia tanggapi serius serangan hacker Indonesia
Hal ini disampaikan perwakilan resmi RBA dan AFP.
Bank Sentral Australia, RBA, dan Kepolisian Federal Australia, AFP, mengakui adanya serangan hacker yang ditujukan pada situs mereka. Bahkan, mereka menanggapi hal ini dengan serius.
Seperti yang dilansir ABC (21/11), kedua situs milik lembaga penyelenggara negara Australia ini diakui telah disusupi para dedemit dunia maya dari Indonesia. Namun begitu, keduanya menyatakan tidak ada data berbahaya atau sensitif yang berhasil dicuri oleh para hacker tersebut.
-
Siapa saja yang melakukan serangan hacker ke negara-negara tersebut? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Siapa hacker yang pernah meretas komputer Departemen Pertahanan Amerika Serikat? Jonathan James (c0mrade)Jonathan James merupakan hacker remaja pertama yang pernah ditangkap karena kejahatan siber di Amerika Serikat. Saat ia berusia 15 tahun, di tahun 1999, James pernah melakukan peretasan ke dalam komputer Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Dengan aksinya itu, James berhasil mendapat akses ke lebih dari 3.000 pesan dari pegawai pemerintah, kata sandi, dan berbagai data sensitif lainnya.
-
Apa yang menjadi sasaran utama hacker dalam serangan siber terkait pemilu? Laporan dari Pusat Keamanan Siber Kanada ungkapkan bahwa serangan siber yang menargetkan pemilihan umum (pemilu) telah meningkat di seluruh dunia.
"Kami menemukan serangan pada situs open source kami, untungnya serangan ini tak mampir ke jaringan kami yang rahasia, serangan tersebut pun masih sedang kami tanggulangi," kata Komisioner AFP, Tony Negus.
Kepolisian Federal Australia ini pun tak mau menanggapi siapa yang menyerang situs mereka. Namun, mereka mengaku akan menghadapi para hacker ini dengan serius.
"Saya tak yakin siapa penyerangnya, namun kami tengah menginvestigasi hal ini," sambung AFP.
RBA juga memberikan pernyataan yang sama terkait serangan hacker pada situs mereka. Disebutkan pula, data penting mereka masih aman meski situs utamanya diserbu hacker.
"RBA mengonfirmasi adanya serangan DDoS. Situs kami tak jatuh, namun mungkin agak lambat bila diakses beberapa pengguna," kata seorang juru bicara RBA.
Sebelumnya, hacker Indonesia memang mengaku menyerang kedua situs ini secara berturut-turut pada dua malam kemarin. Untuk situs RBA memang gagal diruntuhkan karena situs tersebut tiba-tiba saja mengganti IP-nya. Sementara situs AFP dan tiga situs lain bisa diserang dan tak bisa diakses.
Baca juga:
Diduga kena serangan hacker, situs BNN tidak bisa diakses
Tiga situs kepolisian Australia masih lumpuh
Saran Jim Geovedi terkait serangan hacker Indonesia ke Australia
Jim Geovedi: Penyadapan itu bukan hal baru
Hacker jempolan Indonesia: Cyberwar itu belum pernah ada
Jim Geovedi angkat bicara soal penggunaan kata
Anonymous deklarasikan perang dengan Amerika Serikat