Baju Perang Zaman Perunggu ini Punya Kekuatan Super
Ada bahan khusus yang dibuat untuk baju perang ini.
Ada bahan khusus yang dibuat untuk baju perang ini.
Baju Perang Zaman Perunggu ini Punya Kekuatan Super
Pelindung tubuh dari Zaman Perunggu terbukti cukup tangguh untuk melindungi prajurit Mycenaean dalam pertempuran 3.500 tahun yang lalu, menurut penelitian terbaru.
Studi ini melibatkan 13 tentara dari marinir Angkatan Bersenjata Hellenic yang mengenakan replika baju zirah selama 11 jam. Penelitian ini dipublikasikan pada 22 Mei di jurnal PLOS One.
-
Apa yang menjadi ciri khas Baju Kurung Tanggung? Baju kurung tanggung ini masih kental dengan nuansa Melayu. Pasalnya populasi masyarakat Melayu di Jambi memang cukup tinggi. Setiap daerah di Indonesia dikenal memiliki pakaian adatnya masing-masing. Di Provinsi Jambi, ada pakaian adat bernama baju kurung tanggung yang keberadaannya masih lestari hingga kini.
-
Apa yang ditemukan oleh para peneliti mengenai baju zirah Zaman Perunggu? Penelitian baru menemukan, pelindung tubuh dari Zaman Perunggu cukup kuat untuk melindungi seorang prajurit Mycenaean dalam pertempuran 3.500 tahun yang lalu.
-
Di mana Baju Kurung Tanggung berasal? Setiap daerah di Indonesia dikenal memiliki pakaian adatnya masing-masing. Di Provinsi Jambi, ada pakaian adat bernama baju kurung tanggung yang keberadaannya masih lestari hingga kini.
-
Bagaimana makna warna hitam di Baju Pesa'an? Menurut Mahfud MD, warna hitam Baju Pesa’an melambangkan kegagahan dan pantang menyerah yang merupakan kerja khas warga Madura.
-
Mengapa Baju Kurung Tanggung memiliki lengan pendek? Jenis lengan semacam ini ternyata memiliki filosofi tersendiri, yakni pria Melayu Jambi harus tangkas dan cekatan saat bekerja.
-
Apa yang menjadi ciri khas dari Baju Pesa'an? Keunikan baju ini terletak pada motifnya yang bergaris merah putih dengan kombinasi luaran berwarna hitam.
Baju zirah tersebut termasuk helm dari gading babi hutan dan pakaian dari pelat perunggu.
Andreas Flouris, penulis utama studi dan profesor fisiologi di Universitas Thessaly, Yunani, menyatakan bahwa sejak ditemukan, masih ada pertanyaan apakah baju zirah ini hanya untuk seremonial atau benar-benar digunakan dalam pertempuran.
Untuk menguji efektivitasnya, sukarelawan dilengkapi dengan replika baju zirah dan senjata seperti tombak dan batu, kemudian menyelesaikan simulasi peperangan Zaman Perunggu selama 11 jam.
Simulasi ini berdasarkan catatan sejarah dari karya terkenal penyair Yunani, Homer, yaitu "Iliad," yang menceritakan sekitar 50 hari terakhir Perang Troya.
Peneliti mengumpulkan informasi untuk membuat protokol simulasi pertempuran Zaman Perunggu Akhir, mereplikasi aktivitas sehari-hari prajurit elit saat itu.
Mereka juga menggunakan data paleoklimat untuk menciptakan kembali kondisi lingkungan pada akhir Zaman Perunggu di Troy, dengan suhu sekitar 18 hingga 20 derajat Celcius dan kelembapan relatif tahunan antara 70% dan 80%.
Replika baju zirah dibuat menggunakan campuran logam berlapis emas yang terdiri dari tembaga dan seng, meniru bahan perunggu asli. Jas tersebut mengikuti ukuran artefak aslinya, termasuk dimensi, kelengkungan, dan perforasi dengan berat 23 kilogram.
Menariknya, hasil glukosa darah menunjukkan bahwa rencana nutrisi ini memberikan energi cukup selama simulasi 11 jam.
Peneliti menyimpulkan bahwa pasukan Mycenaean adalah salah satu prajurit dengan perlengkapan terbaik pada masa itu.
Kombinasi prajurit lapis baja yang tiba di medan perang dengan kereta membuat mereka menjadi lawan yang tangguh.