Begini latar belakang pendidikan pendiri startup sukses
Begini latar belakang pendidikan pendiri startup sukses. Saat ini perusahaan-perusahaan rintisan digital atau startup bak jamur di musim penghujan. Muncul sebagai alternative layanan yang menawarakan kemudahan bagi masyarakat. Sebut saja, Go-Jek, Tokopedia, Traveloka, dan lain sebagainya.
Saat ini perusahaan-perusahaan rintisan digital atau startup bak jamur di musim penghujan. Muncul sebagai alternative layanan yang menawarakan kemudahan bagi masyarakat. Sebut saja, Go-Jek, Tokopedia, Traveloka, dan lain sebagainya. Dari sekian banyaknya perusahaan yang berbasis teknologi itu, ternyata para pendirinya juga dibekali dengan latarbelakang pendidikan tinggi yang terbilang mumpuni dan bergengsi.
Cobalah tilik pendiri Go-Jek, Nadiem Makarim. Nadiem merupakan lulusan Harvard Business School, Amerika Serikat. Harvard Business School merupakan sekolah bergengsi yang terkenal menelurkan lulusan jempolan di dunia. Selain Nadiem, ada juga Ferry Unardi. Dia adalah pendiri dari situs booking tiket, Traveloka. Ferry adalah lulusan dari Purdue University. Sama halnya dengan Harvard, Purdue University juga perguruan tinggi yang sukses menciptakan para lulusan berpengaruh di dunia.
-
Apa saja ide bisnis startup yang ditawarkan peserta Jagoan Digital? Dalam presentasi (pitching) Jagoan Digital sejumlah ide bisnis start up diangkat oleh peserta. Seperti layanan jasa servis elektronik, jasa pendidikan, kesehatan hingga pariwisata. Juga ada marketplace untuk UMKM, fashion batik lokal, pertanian hingga produk digital. Selain itu ada juga ide pengembangan usaha dan investasi yang semuanya dikembangkan lewat platform teknologi digital.
-
Kenapa perusahaan startup di bidang teknologi dan informasi berbasis internet disebut unicorn? Dalam mitologi Yunani, unicorn adalah hewan langka mirip kuda yang memiliki tanduk di kepala. Kemudian istilah ini diambil untuk menggambarkan perusahaan startup dengan nilai valuasi yang mencapai 1 miliar dollar.
-
Bagaimana Hadinata Batik menggunakan platform digital untuk mengembangkan bisnisnya? Banyak bermunculan brand batik baru di tengah disrupsi digital menjadi tantangan sekaligus motivasi bagi Hadinata Batik untuk terus berkembang. Hadinata Batik pun terus beradaptasi dengan berinovasi membuat model batik yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan serta bergabung di platform digital seperti Tokopedia dan ShopTokopedia guna mempercepat laju bisnis lewat pemanfaatan platform digital.
-
Siapa saja yang terlibat dalam pendanaan startup nasional ini? PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) melalui entitas Corporate Venture Capital (CVC) MDI Ventures, dan juga Telkomsel Mitra Inovasi (TMI), berpartisipasi dalam penandatanganan Perjanjian Partisipasi Merah Putih Fund di Jakarta, Senin (4/9).
-
Bagaimana cara IndiBiz mendorong digitalisasi pendidikan? Indibiz, ekosistem solusi digital dari PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk berkomitmen mendorong digitalisasi pendidikan salah satunya melalui penyelenggaraan Indonesia Digital Learning (IDL).
-
Di mana Sule mengungkapkan keinginannya untuk fokus membangun perusahaan digital? Dalam sebuah wawancara dengan Onadio Leonardo di kanal YouTube The Leonardo's, Sule mengungkapkan keinginannya untuk membesarkan perusahaan digital miliknya.
Lantas, apakah semua para pendiri startup lulusan luar negeri? Tidak juga. Kampus-kampus dalam negeri pun tak kalah hebat. Terbukti, beberapa di antaranya banyak yang lulusannya membangun startup. Berdasarkan data riset iPrice, Institut Teknologi Bandung (ITB), Binus University, dan Universitas Indonesia (UI), adalah kampus dalam negeri yang banyak mencetak lulusannya membangun bisnis teknologi. Bukalapak, Tokopedia, Printerous, dan Hijup merupakan di antara para pendirinya memiliki latarbelakang pendidikan tinggi di Indonesia.
Achmad Zaky pendiri Bukalapak merupakan alumni dari ITB, Pendiri Tokopedia William Tanuwijaya lulusan Binus University, dan Kevin Osmond dari Printerous juga jebolan Binus University. Dari UI, ada Diajeng Lestari pendiri sekaligus CEO Hijup. Meski begitu, prosentase jumlah antara lulusan luar negeri dengan dalam negeri yang mendirikan perusahaan teknologi, kebanyakan memang dari luar negeri.
Berikut terdapat beberapa infografis dari hasil riset iPrice, tentang latar belakang perintis bisnis baru berbasis teknologi.
Latar belakang pendidikan pendiri startup sukses ©2017 Merdeka.com
Latar belakang pendidikan pendiri startup sukses ©2017 Merdeka.com
Latar belakang pendidikan pendiri startup sukses ©2017 Merdeka.com
iPrice meriset, terdapat 58 orang yang pendiri startup menimba ilmu di luar negeri, sementara 44 orang berlatarbelakang pendidikan tinggi di Indonesia. Walaupun pada dasarnya perusahaan yang didirikan berbasis teknologi, namun yang menarik adalah tidak semuanya para pendiri mengambil jurusan teknologi semisal ilmu komputer. Justru, kebanyakan mereka yang sukses berasal dari lulusan non teknologi. iPrice menuliskan sekitar 58 persen para pendiri startup sukses adalah lulusan non teknologi.
Maklum, kebanyakan orang berfikir bahwa, untuk merintis perusahaan yang berbasis teknologi, mereka harus mengambil jurusan yang berbau teknologi. Namun pada kenyataannya mayoritas dari para pendiri yang sukses tidak mempunyai latar belakang pendidikan teknologi.
Dari 102 pendiri perusahaan rintisan yang sukses, 59 orang mengambil jurusan non-teknologi dan sisanya 43 orang lagi mengambil jurusan Teknologi. Dari 59 orang tersebut, jurusan yang paling banyak diambil adalah Finance (8), Teknik Industri (6), Ekonomi (6), Marketing (5), Akuntansi (4) dan masih ada banyak lagi.
Baca juga:
Modalku masuk list 250 perusahaan fintech terbaik di dunia
Tampilan baru, OLX sebut ada peningkatan pengguna 15 persen
Punya mobilitas tinggi, nilai perusahaan GO-JEK tembus Rp 39,9 T
Driver marah-marah ke konsumen dan mengusirnya, Grab 'pecat' mitra
CEO Uber mundur
Kisi-kisi wawancara kerja paling diburu sepanjang Ramadan
Bhinneka sosialisasi belanja mudah lewat e-Katalog LKPP