Begini potensi pasar online travel di Indonesia
Nilai reservasi hotel di Indonesia diperkirakan mencapai Rp 2 triliun per tahun
Pertumbuhan bisnis online travel agent (OTA) memang kini sedang berkembang. Berdasarkan data yang dipaparkan Tiket.com, sejak tahun 2010, bisnis OTA selalu tumbuh. Di mana pada tahun tersebut, pertumbuhan bisnis itu 20 persen dan diprediksi saat tahun 2012 mengalami peningkatan double digit.
Sementara itu, menurut data dari Phocuswright dan Expedia (yang meneliti pasar OTA di Australia, China, Jepang, India, Indonesia, Malaysia, Selandia Baru, Singapura, dan Thailand), di Asia Pasifik pasar pemesanan online travel tahun 2011 diperkirakan mencapai USD 1,6 Miliar, per tahunnya nilai tersebut diprediksi naik 30-40 persen pada periode-periode berikutnya.
-
Apa perbedaan utama antara e-commerce dan marketplace? Meskipun keduanya seringkali digunakan secara bergantian, namun sebenarnya ada perbedaan yang signifikan di antara keduanya.
-
Siapa yang melakukan riset tentang kepuasan berbelanja online di e-commerce? Melihat situasi pasar digital di awal tahun 2024 yang terus bergerak mengikuti perkembangan kebutuhan dan preferensi masyarakat, IPSOS melakukan riset dengan tajuk ”Pengalaman dan Kepuasan Belanja Online di E-commerce”.
-
Kenapa Hari Jomblo di Tiongkok menjadi Hari Belanja Online? Seperti halnya Hari Valentine di Amerika Serikat yang dianut oleh Hallmark, Hari Jomblo di Tiongkok juga dikooptasi oleh raksasa e-commerce Alibaba pada tahun 2009 dan diubah menjadi hari belanja online besar-besaran.
-
Siapa yang membangun bisnis melalui marketplace? Selain itu, penjual bisa secara independen membangun bisnisnya melalui fasilitas yang ada di platform ini.
-
Kenapa Jack Ma memulai bisnis e-commerce? Berkat kesabarannya, Ma bersama rekannya memberanikan diri untuk memulai bisnis di bidang e-commerce pada tahun 1999 silam.
-
Kenapa bisnis baju bekas impor dilarang di Indonesia? Presiden Jokowi mengungkapkan bisnis baju bekas impor ilegal sangat mengganggu industri tekstil dalam negeri.
Masih menurut data yang sama, nilai reservasi hotel di Indonesia melalui OTA diperkirakan mencapai USD200 juta atau berkisar Rp 2 triliun per tahun. Dengan laju pertumbuhan rata-rata sebesar 200-300 persen setiap tahunnya, Indonesia menjadi pasar yang potensial untuk mengembangkan market travel online.
Nah, dari potensi yang itu, pemasukan terbesar masih datang dari wisatawan mancanegara dengan perbandingan 20:80. Angka wisatawan lokal yang hanya 20 persen dinilai menjadi peluang bisnis travel online yang diprediksi lebih berkembang di Indonesia. Angka tersebut belum termasuk penerbangan, penyewaan kendaraan, kuliner dan bisnis lainnya.
Di sisi lain, menurut Commercial Director Tiket.com, Dimas Surya, pertumbuhan pengguna internet sangat tinggi terutama dalam kurun waktu 2-3 tahun kedepan.
"Peluang penjualan offline juga akan sangat tinggi, terlebih jika didukung dengan sistem yang sangat baik. Jadi Tiket.com secara bersamaan mendorong penjualan melalui offline agent, dan online melalui website & mitra online Tiket.com," kata dia di Jakarta, Selasa (29/12).
Dengan cara ini, menurut Dimas, pihaknya dapat meningkatkan pasar dengan cara yang jauh lebih cepat. Selain itu juga terus meningkatkan pilihan yang ditawarkan sehingga customer mempunyai pilihan yang beragam.
Dalam koridor nasional, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sedikitnya ada 123 juta wisatawan lokal Indonesia selama tahun 2011. Sedangkan dalam tingkatan provinsi – DKI Jakarta, data Pemerintahan Provinsi menunjukkan peningkatan jumlah wisatawan Nusantara sebesar 31,72 persen selama lima tahun terakhir. Hal ini tentu membuka gerbang kesempatan bagi para pegiat di bisnis travel online lokal untuk berkembang.
Baca juga:
Blibli.com bekukan sementara penjualan smartphone ZUK Z1
Road map e-commerce bakal tertunda
Garuda Indonesia bakal jual tiket secara online tahun depan
Ini cara jitu Tokopedia bantu pebisnis Indonesia lebih sukses
Sempat ada diskon tipuan, trafik Lazada tetap meroket saat Harbolnas