Berusaha retas iPhone sendiri, FBI tak lagi butuh bantuan Apple
Mampukah FBI retas sendiri password iPhone?
Drama panjang antara FBI dan Apple, rencananya dilanjutkan di hari selasa ini di pengadilan. Namun mendadak FBI menunda gugatannya karena sebuah alasan.
Dilansir dari Gizmodo (22/3), FBI mendapat pendekatan dari 'pihak luar,' untuk membuka iPhone dari teroris Syed Farook. Kini mereka mungkin tak butuh lagi campur tangan Apple untuk membuka kuncinya, karena mereka akan mencoba 'retas' sendiri. Syed Farook sendiri adalah salah satu penembak di San Bernardino, California, yang membunuh 14 orang pada November lalu.
-
Bagaimana cara mengetahui asal negara iPhone? "iPhone yang dipasarkan di setiap negara memiliki kode yang berbeda. Untuk iPhone resmi yang dipasarkan di Indonesia memiliki kode dari ponselnya lihat pada Settings, General, About," pesan Alfons.
-
Di mana iPhone penumpang Alaska Airlines itu ditemukan? Seorang pria di Vancouver, Washington, Sean Bates, memposting di X bahwa dia menemukan iPhone di Portland pada hari Minggu .Ia menemukan setelah Dewan Keselamatan Transportasi Nasional meminta orang-orang di daerah tersebut untuk mencari potongan-potongan yang mungkin jatuh dari jet.
-
Siapa yang memanfaatkan celah IMEI iPhone ilegal? Celah ini yang kemudian dimanfaatkan pedagang culas.
-
Mengapa para penyerang menargetkan ID Apple? Kredensial ini sangat dihargai, memberikan kontrol atas perangkat, akses ke informasi pribadi dan keuangan, dan potensi pendapatan melalui pembelian tidak sah.
-
Mengapa Apple disebut-sebut menunda peluncuran iPhone lipat? Analisa itu sejauh ini masih misterius. Yang jelas Apple telah menerima paten baru terkait dengan perangkat elektronik dengan layar lipat yang tahan lama.
-
Bagaimana Apple merespon ketertinggalan di bidang AI? Berbagai perusahaan teknologi, terutama yang berkutat di industri ponsel, telah menyoroti sekaligus mengintegrasikan kecerdasan buatan (AI) ke dalam berbagai perangkat mereka. Apple pun telah menyusul langkah adopsi teknologi AI tersebut, seperti dengan mengakuisisi lebih dari 30 perusahaan rintisan AI sejak 2023.
Hal ini pertama kali ditemukan oleh Nate Cardozo, seorang pengacara dari Electronic Frontier Foundation. Melaluinya, FBI meminta untuk menunda persidangan, berharap usaha untuk 'meretas' sendiri iPhone sang teroris mungkin saja berhasil.
Tidak ada indikasi siapakah 'pihak luar' yang dimaksud oleh FBI. Namun, semenjak hari minggu lalu, FBI telah menguji coba hal ini. Pemerintah Amerika Serikat yang memang menaungi FBI, akhirnya menghubungi Apple pada hari senin, beberapa jam saja pasca mereka merilis iPhone SE terbarunya.
Peristiwa ini bermula ketika 'pihak luar' mendemonstrasikan kepada FBI, metode yang memungkinkan untuk membuka kunci dari iPhone milik Farook. Uji coba memang diperlukan untuk menentukan apakah metode ini layak, dan tak akan membahayakan data-data penting yang tersimpan dalam iPhone Farook. Jika cara ini berhasil, maka bantuan dari Apple yang selama ini diharapkan, tak akan dibutuhkan lagi.
Sebelumnya, berbagai riset pun banyak dilakukan oleh FBI untuk mendapat akses data yang tersimpan dalam iPhone tersebut, meski hasilnya nihil. Namun karena kasus ini memang mendunia, tak heran banyak sekali pihak yang menawarkan FBI untuk meretas sistem keamanan yang dikembangkan Apple, tanpa bantuan sang pembuat sistem.
Selama berminggu-minggu, Apple dan Departemen Keadilan telah berargumen agar Apple dapat membuat versi baru dari iOS, untuk menghindari enkripsi dari iPhone tersebut. FBI menginginkan Apple untuk membuat sebuah software, agar password iPhone sang teroris dapat ditebak.Apple menolak dengan alasan hal ini dapat membahayakan proteksi privasi dari orang lain.
Hal ini menyebabkan dua kubu antara pertahanan nasional dan privasi digital, bertarung tanpa ujung. Jika FBI berhasil meretas sendiri iPhone dari Farook, mungkin konflik ini akan segera selesai.
(mdk/idc)