Bocah SD Ini Sempat Mengira Kakinya Terkilir, Ternyata Justru Digigt Ular Berbisa
Kejadiannya terjadi pada malam 16 September waktu setempat, ketika Allie dan keluarganya sedang berjalan-jalan di Gilbert Regional Park dan dia terjatuh.
Seorang anak berusia tujuh tahun dari Gilbert, Arizona, Amerika Serikat, hampir kehilangan kakinya akibat gigitan ular derik. Allie Brasfield, yang merupakan siswa kelas dua SD, harus menunggu selama 30 jam sebelum menerima perawatan yang tepat untuk luka gigitannya.
Awalnya, keluarga Allie tidak menyadari bahwa ia telah digigit ular berbisa.
-
Apa yang diumumkan oleh BPBD DKI Jakarta? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengumumkan, cuaca ekstrem berpotensi melanda Ibu Kota hingga 8 Maret 2024.
-
Kapan Belva Ugraha lahir? Dengan cepat, pria yang lahir pada tahun 2001 ini telah tumbuh menjadi dewasa dan terlihat seperti kakak-adik dengan Abimana.
-
Mengapa benteng Ulak Karang terbengkalai? Hal ini kurangnya perhatian dari pemerintah setempat untuk menjaga bangunan bersejarah tersebut yang berpotensi sebagai objek wisata karena dekat dengan pantai.
-
Kapan Hari Brimob diperingati? Bangsa Indonesia memperingati Hari Brimob setiap tanggal 14 November.
-
Kapan upacara bekakak diadakan? Upacara ini dilaksanakan pada hari Jumat bulan Sapar.
-
Kapan Kurniawan Dwi Yulianto lahir? Kelahiran Kurniawan Dwi Yulianto 13 Juli 1976
"Tidak ada luka gigitan, tidak ada yang melihat ular, dan tidak ada yang mendengar suara ular derik," ungkap Amber Brasfield, ibu Allie, seperti dilansir dari 12News pada Senin (14/10).
Peristiwa tersebut terjadi pada malam 16 September saat Allie dan keluarganya sedang berjalan-jalan di Gilbert Regional Park dan dia terjatuh. Menurut Allie, dia tidak merasakan sakit secara langsung.
Setelah berjalan pulang, Amber mulai menyadari bahwa pergelangan kaki Allie terlihat memar. Orang tua Allie membawanya ke rumah sakit dan diberitahu bahwa pergelangan kakinya mungkin terkilir.
"Mereka bilang 'semuanya baik-baik saja, pulanglah'," kata Amber.
Setelah pulang, Allie mulai merasa tidak enak badan, dan memar di pergelangannya semakin gelap serta menyebar ke kakinya. Allie juga mengalami muntah-muntah, yang membuat ibunya khawatir.
- Bocah 4 Tahun Hilang Sepekan, Ditemukan Tewas di Bawah Gardu Listrik
- Hilang Sejak 17 Agustus, Bocah Enam Tahun Ini Ditemukan Selamat di Hutan, Begini Cara Dia Bertahan Hidup
- Hilang Sepekan di Garut, Bocah Ditemukan jadi Mayat di Bendungan Jatigede Sumedang
- Bocah Kelas 5 SD Ini Berhasil Taklukan Gunung Rinjani, Aksinya Banjir Pujian
"Itu bukan hal yang biasa; biasanya, Anda tidak akan muntah hanya karena pergelangan kaki terkilir," jelas Amber.
Ia mengklaim bahwa mereka telah mengunjungi beberapa rumah sakit, tetapi dokter tidak dapat menemukan penyebab masalah meski telah melakukan banyak pemindaian dan rontgen.
Akhirnya, saat mereka pergi ke Rumah Sakit Anak Phoenix, suami Amber, Keith, bertanya apakah mungkin ini disebabkan oleh gigitan ular berbisa. Amber menyatakan bahwa dokter kemudian melakukan pemeriksaan toksikologi dan menemukan adanya bisa ular derik dalam darah Allie.
"Semua ini menjadi jauh lebih menakutkan setelah mengetahui kebenarannya," kata Kendra Nadler, kakak Allie.
Dokter segera membawa Allie ke ruang operasi darurat untuk merawatnya lebih dari 30 jam setelah insiden gigitan ular terjadi.
40 Botol Antivenom Dihabiskan
"Dia mendapatkan beberapa transfusi darah dan lebih dari 40 botol antivenom," kata Amber.
Mengutip dari Arizona's Family, Allie menerima lebih dari 40 botol antivenom dan harus menjalani dua operasi untuk mengurangi pembengkakan agar aliran darah di kakinya tetap lancar.
Amber meyakini bahwa banyaknya botol antivenom yang diperlukan disebabkan oleh penanganan yang baru bisa dilakukan setelah gigitan terjadi. Akhirnya, usaha para dokter membuahkan hasil. Nyawa Allie dan kakinya berhasil diselamatkan.
"Kami sangat berterima kasih, Rumah Sakit Anak Phoenix luar biasa," ungkap Amber.
Saat ini, Allie sudah kembali ke rumah dan sedang beristirahat. Amber menjelaskan bahwa putrinya belum bisa menopang berat badan atau meregangkan kakinya dengan normal. Setelah menjalani operasi, Allie akan melanjutkan dengan terapi fisik. Amber optimis mengenai proses pemulihan putrinya.
"Kamu pasti bisa," ucap Amber kepada Allie.
Di sisi lain, keluarga tersebut merasa khawatir tentang biaya yang harus ditanggung untuk semua botol antivenom yang digunakan. Amber menyatakan bahwa asuransi mereka tidak menanggung biaya tersebut dan menambahkan bahwa harga satu botol bisa berkisar antara USD1.000 (Rp15,2 juta) hingga $17.000 (Rp258 juta).
"Kami sangat bersyukur karena mereka telah menyelamatkan nyawanya dan memberikan antivenom, tetapi sangat berat memikirkan kemungkinan harus membayar tagihan sebesar $400.000 (Rp6,08 miliar)," ujar Amber.