Bos baru Indosat sebut tak mau main-main lagi di bisnis e-commerce
Bos baru Indosat sebut tak mau main-main lagi di bisnis e-commerce. Joy Wahjudi baru saja dipercaya untuk menahkodai Indosat Ooredoo. Ia menggantikan Alexander Rusli yang tidak memperpanjang masa jabatannya sebagai President Direktur & CEO Indosat Ooredoo.
Joy Wahjudi baru saja dipercaya untuk menahkodai Indosat Ooredoo. Ia menggantikan Alexander Rusli yang tidak memperpanjang masa jabatannya sebagai President Direktur & CEO Indosat Ooredoo. Ditemui pada acara Digital Economic Briefing 2017, Joy berbicara soal target Indosat Ooredoo di era kepemimpinannya.
Kata dia, target yang diberikan pemegang saham sama seperti pada umumnya perusahaan-perusahaan lainnya. Detailnya seperti apa, dia tak membeberkan.
“Target yang diminta pemegang saham, ya sesuai dengan business plan saja. Pastinya targetnya bisa tumbuhlah. Naikkan keuntungan lebih besar. Itu sajalah,” katanya di Gedung Indosat Ooredoo, Jakarta, Kamis (16/11).
Menurutnya, banyak upaya untuk bisa melakukan hal itu. Terutama tak melanjutkan lagi bisnis digitalnya. Ke depan akan lebih fokus di bisnis basic Indosat Ooredoo sebagai provider telekomunikasi. Misalnya akan lebih agresif untuk pembangunan jaringan.
“Saya mau fokus lagi ke bisnis dasarnya Indosat. Saya mau memperkuat di bisnis itu saja. Kalau dulu kita banyak bermain-main ke new business apa, sekarang kita stop. Jadi kita gak akan lagi bisnis-bisnis seperti e-commerce dan macam-macam itu. Banyak banget kita itu kan. Udah tutup semua itu,” ungkapnya.
Sebelumnya, Indosat Ooredoo pernah membuat lini bisnis e-commerce yakni Cipika. Namun, karena terus membebani induk usaha, awal Juni 2017 resmi ditutup.
Dengan mengembalikan ke bisnis dasarnya itu, Joy meyakini bila Indosat Ooredoo akan tetap berjaya sebagai operator terbesar nomor dua. Namun, ketika ditanyakan akankah Indosat Ooredoo mampu menjadi nomor satu, Joy hanya tersenyum dan menjawabnya.
“Kalau jadi nomor satu sih kita realistis saja ya. Kita mau jadi strong number two-lah,” terang dia.
Sebagaimana diketahui, saat ini operator seluler dengan jumlah pelanggan terbanyak masih dipegang oleh Telkomsel. Setelah itu, Indosat Ooredoo dan disusul oleh XL Axiata.
Baca juga:
Joy Wahjudi resmi gantikan Alexander Rusli jadi bos Indosat Ooredoo
Hebat, proyek Balon Google berhasil sambungkan internet pasca badai Puerto Riko
Layani pelanggan di pelosok, Telkomsel gunakan armada motor
Di kawasan perkebunan ini, bakal terkoneksi jaringan internet
Ada perubahan perilaku masyarakat saat isi data pribadi
XL raih pertumbuhan kuat di kuartal III 2017
Kata XL soal registrasi kartu prabayar
-
Mengapa industri telekomunikasi di Indonesia terus berkembang? Pada tahun 2021, sektor informasi dan komunikasi menyumbang sekitar Rp 748,75 triliun terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
-
Apa yang dilakukan Telkomsel dan Google dalam kerja sama ini? Kerja sama ini bertujuan meningkatkan pengalaman komunikasi pelanggan dan menyajikan solusi pesan singkat yang lebih canggih. Telkomsel mengumumkan kemitraan strategis dengan Google untuk menghadirkan layanan Rich Communication Services (RCS) dengan Rich Business Messaging (RBM).
-
Kenapa Telkom yakin Indibiz bisa bersaing dengan kompetitor di Bali? Pihaknya yakini dapat bersaing dengan sejumlah kompetitor yang sudah ada sebelumnya di Bali. Antara lain karena pengelola Indibiz sudah berpengalaman sebelumnya dalam mengelola Indihome.
-
Mengapa keberadaan layanan OTT menjadi ancaman bagi penyedia layanan seluler di Indonesia? Kekhawatiran tersebut muncul karena saat ini masyarakat Indonesia, semakin ketergantungan dengan layanan OTT asing, yang teknologi dan inovasinya sangat berkembang cepat. Akan tetapi, hal ini justru bukan menguntungkan, malah menjadi ancaman bagi penyedia layanan seluler di Indonesia.
-
Apa yang ditawarkan dalam kolaborasi Vidio dan Telkomsel? Kolaborasi Vidio dan Telkomsel memberikan penawaran eksklusif menonton seluruh tayangan paket Vidio Diamond, termasuk Liga Inggris hanya dengan Rp1.000 (tidak termasuk PPN) untuk pelanggan baru IndiHomeTV, selama periode 1 hingga 31 Desember 2023.
-
Apa saja dampak yang bisa ditimbulkan oleh layanan OTT terhadap industri seluler di Indonesia? “Apa sih dampaknya? Kalau kita lihat dalam 5-7 tahun terakhir penurunan dari pendapatan sms. Kalo kita lihat secara global ancaman terhadap operator ini juga terjadi di seluruh dunia,” Sigit juga menambahkan terdapat setidaknya beberapa dampak yang akan dipengaruhi oleh ketidakadaan regulasi yang mengatur operasional OTT di Indonesia. Efek Gunting kehadiran OTT ini pada satu sisi menaikan traffic penggunaan pada penyedia layanan seluler di Indonesia. Akan tetapi, pada sisi lainnya meskipun traffic dari pengguna akan naik, pendapatan yang dihasilkan akan datar dan sama saja. Sebab, nilai yang masuk itu diterima oleh OTT, bukan penyedia layanan seluler.