Bukan Starlink, Indosat sedang Jajaki Kerja Sama dengan Penyedia Satelit Ini
Operator seluler berlomba-lomba melakukan kerja sama dengan penyedia satelit orbit rendah, termasuk Indosat Ooredoo Hutchison.
Operator seluler berlomba-lomba melakukan kerja sama dengan penyedia satelit orbit rendah, termasuk Indosat Ooredoo Hutchison.
Bukan Starlink, Indosat sedang Jajaki Kerja Sama dengan Penyedia Satelit Ini
Belum lama ini, Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) dikabarkan tengah menjajaki kerjasama dengan salah satu jasa penyedia internet berbasis satelit.
Kabarnya, bukan Starlink. Satelit orbit rendah milik Elon Musk. Lalu milik siapa?
- Tiga Syarat Ini Diajukan Pemerintah ke Starlink agar Bisa Beroperasi di Indonesia
- Satelit Starlink Milik Elon Musk Targetkan Masuk Indonesia 2024, Ini Respons Operator Seluler
- Dirut Pertamina: BBM Pertalite Dihapus Tahun Depan
- Operator Seluler Was-Was Pemerintah Kasih Karpet Merah Satelit Starlink Elon Musk
IOH tengah melakukan penjajakan dengan penyedia satelit, OneWebb. OneWebb sendiri merupakan penyedia internet satelit yang beroperasi di orbit rendah Bumi (LEO). Jaringan ini juga sama dengan pesaingnya yaitu Starlink, milik SpaceX.
“Benar demikian apa adanya bahwa memang ada pembicaraan terkait Indosat akan memakai OneWeb. Tapi Ini masih penjajakan,”
jelas Michael Alifen, Direktur Utama PT Dwi Tunggal Putra (DTP), melalui pesan singkat pada Merdeka.com, Jumat, (11/11).
Dalam hal ini, PT Dwi Tunggal Putra (DTP) sendiri memang sudah memegang hak labuh terhadap jaringan internet miliki OneWebb dan sebagai distributor tunggal di Indonesia.
Michael berujar layanan OneWebb memiliki kualitas keunggulan High Bandwidth and Low Latency akan sangat cocok untuk digunakan pada layanan 4G dan 5G di seluruh pelosok Indonesia.
Ketika dimintai penjelasan, Muhammad Danny Buldansyah, Director & Chief Business Officer IOH, mengatakan, “Kami selalu melihat dan mengevaluasi perkembangan industri telekomunikasi global. Dan kami terbuka untuk berkolaborasi dengan pihak-pihak yang selaras dengan visi Indosat dan pemerintah untuk pemberdayaan seluruh masyarakat Indonesia.”
Mengenal Satelit LEO
Mengutip laman NASA, satelit LEO memiliki ketinggian 2.000 km (1.200 mil) atau kurang.
Dengan orbit yang cukup dekat dengan Bumi, umumnya digunakan untuk salah satunya penerapan satelit internet.
Karena dengan orbit rendah, akan memengaruhi kecepatan internet dibandingkan dengan satelit GEO orbit.
Dengan latensi rendah, maka aplikasi-aplikasi yang mensyaratkan memakai jaringan internet dengan delay yang sensitif, kini tak bersoal.
Sebagai contoh untuk bermain game. Beberapa game saat ini ada yang membutuhkan latensi internet rendah. Syarat tersebut bisa dipenuhi oleh satelit LEO.