Ini yang Bakal Terjadi Pada Kuku Astronot kalau Terlalu Lama di Luar Angkasa
Berikut dampak pada kuku jika astronot terlalu lama berada di luar stasiun luar angkasa.
Berikut dampak pada kuku jika astronot terlalu lama berada di luar stasiun luar angkasa.
Ini yang Bakal Terjadi Pada Kuku Astronot kalau Terlalu Lama di Luar Angkasa
Perjalanan ke Luar Angkasa bukan hanya memakan waktu yang lama bagi para astronot, tetapi juga memberikan dampak tersendiri bagi tubuh mereka.
Ketika ke Luar Angkasa, tubuh astronot akan berhadapan dengan tekanan atmosfer dan gaya gravitasi yang berbeda. Apa efeknya?
-
Apa yang terjadi pada otot dan tulang astronot di luar angkasa? Massa otot dan tulang akan cepat berkurang di luar angkasa karena tubuh mengalami kondisi ketiadaan gravitasi. Massa otot akan berkurang hingga 30% terutama pada otot-otot yang membantu menjaga postur tubuh seperti punggung, leher, betis dan paha.
-
Apa yang terjadi pada tubuh astronot di luar angkasa? Perlu diketahui bahwa tanpa sadar cahaya matahari ternyata memengaruhi tubuh dalam mengatur jadwal tidur setiap harinya. Ketika sedang berada di luar angkasa menemui banyak sekali matahari terbit dan tenggelam dalam waktu singkat tentunya akan mengubah ritme sirkadian.
-
Apa yang terjadi pada astronot? Pada 25 oktober, salah satu astronot dirawat di rumah sakit setelah mendarat di atas kapsul SpaceX Crew Dragon yang mengakhiri misi 235 hari.
-
Apa bahaya yang dihadapi astronot di luar angkasa? Mereka akan mengalami suhu ekstrem, mulai dari minus 240 hingga 250 derajat Fahrenheit atau minus 120 derajat Celcius di orbit rendah Bumi (LEO). Kondisi ini akan menyebabkan luka bakar atau pembekuan.
-
Apa yang terjadi pada tubuh astronot setelah tinggal di luar angkasa? Catatan The Washington Post, Scott Kelly yang menghabiskan satu tahun di luar angkasa, kembali ke Bumi dengan tubuh lebih pendek, mata lebih rabun jauh, tubuh lebih ringan. Gejala baru yakni penyakit jantung.
-
Kenapa astronot rawan sakit saat di luar angkasa? Kekebalan yang lebih lemah meningkatkan risiko penyakit menular, membatasi kemampuan astronot untuk melakukan misi berat mereka di luar angkasa
Faktor ini yang kemudian menjadikan tubuh para astronot harus beradaptasi. Tak jarang menimbulkan efek tertentu pada tubuh mereka, seperti kehilangan kepadatan tulang dan otot karena terlalu lama pada tempat yang tidak mempunyai gaya gravitasi seperti di Bumi.
Bukan hanya itu saja, dampak yang lebih parah bisa terjadi pada astronot, khususnya ketika mereka sedang menjalankan extravehicular activity (EVA) atau berkegiatan di luar stasiun luar angkasa.
Saat tengah melakukan EVA, biasanya kuku para astronot bisa rontok dari jari-jarinya.
Pelepasan kuku pada astronot ini dikenal dengan istilah onikolisis, yang disebabkan oleh tekanan atmosfer yang berbeda.
“Cedera pada tangan sering terjadi pada astronot yang berlatih untuk aktivitas EVA,” jelas Jacqueline Charvat, ahli epidemiologi, dari Wyle Laboratories dalam makalah konferensi tahun 2015.
Pernah Diuji Coba
Mengutip Science Alert, Kamis, (30/11), seorang insinyur Lockheed Martin, Christopher Reid, pada awal tahun ini mempelajari peristiwa cedera onikolisis pada astronot, dan menemukan setidaknya terdapat 31 cedera onikolisis selama 27 kali latihan dari 4 aktivitas EVA.
Meskipun ketika sedang menjalankan EVA mereka diberikan sarung tangan khusus, tetapi benda ini yang ternyata membuat mereka mengalami cedera.
Sarung tangan mereka yang merupakan bagian dari pakaian luar angkasa, ternyata membatasi pergerakan kuku dan jari-jari mereka.
Sehingga hal ini memberikan tekanan yang lebih besar dan mengakibatkan berkurangnya aliran darah, kerusakan jaringan, serta onikolisis pada astronot.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh insinyur dari Lockheed Martin, cidera ini juga bisa jadi berasal dari desain sarung tangan yang mereka miliki.
Berdasarkan studi mereka, penggunaan sarung tangan ini memiliki resiko kehilangan kuku sebanyak 8,5 kali, dan paling sering terjadi di jari tengah dengan lebih banyak menyerang astronot perempuan dibandingkan laki-laki.
Oleh karena itu, untuk menghindari itu semua, saat ini sedang dibuat pakaian astronot terbaru di era artemis untuk menghindari risiko ini.