Dibanding Laki-laki, Perempuan Lebih Tangguh kalau Jadi Astronot
Hasil ini menunjukkan perlunya penelitian lebih lanjut untuk memahami secara mendalam bagaimana perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuan.
Terdapat bukti yang menarik bahwa perempuan mungkin memiliki keunggulan sebagai astronaut berdasarkan penelitian terbaru tentang respons tubuh terhadap penerbangan luar angkasa.
Penelitian tersebut menyoroti potensi bahwa wanita mungkin lebih toleran terhadap tekanan yang dihadapi di luar angkasa dibandingkan dengan pria.
Mengutip IFLScience, Jumat (28/6), studi yang dilakukan pada anggota Misi SpaceX Inspiration4 menemukan bahwa penerbangan luar angkasa dapat menyebabkan gangguan signifikan pada sistem kekebalan tubuh.
Dampak ini meliputi perubahan dalam ekspresi gen yang terkait dengan peradangan, penuaan, dan homeostasis otot yang menunjukkan adaptasi tubuh terhadap lingkungan antigravitasi dan radiasi di luar angkasa.
Menariknya, penelitian ini juga menyoroti perbedaan respons tubuh antara laki-laki dan perempuan.
Para peneliti menemukan bahwa laki-laki cenderung mengalami gangguan yang lebih besar dalam ekspresi gen pasca-penerbangan luar angkasa dibandingkan dengan perempuan.
Hal tersebut dapat mengindikasikan sistem kekebalan tubuh wanita mungkin lebih mampu menanggapi dan beradaptasi dengan stres fisik yang terkait dengan penerbangan luar angkasa.
-
Apa yang dilihat astronot perempuan itu? Sebuah video di media sosial memperlihatkan ekspresi melongo seorang astronot perempuan ketika roket yang ditumpanginya baru saja sampai di luar angkasa. Apa yang dilihatnya? Berikut ulasannya.
-
Apa tugas astronot? Astronot adalah pekerjaan yang banyak menjadi mimpi banyak orang. Kesempatan untuk menjelajahi luar angkasa, terlibat dalam pengembangan dan pengujian teknologi canggih, hingga pengalaman untuk hidup di lingkungan baru yang penuh tantangan juga menjadi alasan-alasan mengapa pekerjaan sebagai astronot banyak diminati orang.
-
Apa tugas astronot saat berada di luar angkasa? Ketika astronot pergi ke luar angkasa, mereka akan dilibatkan oleh sejumlah tugas penting dengan tanggung jawab yang cukup besar dan berdampak bagi kehidupan orang banyak.
-
Bagaimana cara menjadi astronot? Astronot adalah pekerjaan yang banyak menjadi mimpi banyak orang. Kesempatan untuk menjelajahi luar angkasa, terlibat dalam pengembangan dan pengujian teknologi canggih, hingga pengalaman untuk hidup di lingkungan baru yang penuh tantangan juga menjadi alasan-alasan mengapa pekerjaan sebagai astronot banyak diminati orang.
-
Siapa yang memakai baju astronot? Berikut deretan kostum yang dikenakan astronot dari berbagai negara ketika sedang bertugas di luar stasiun luar angkasa.
-
Siapa yang punya gaji astronot paling tinggi? NASA National Aeronautics and Space Administration (NASA) bisa dibilang sebagai badan antariksa paling besar yang ada hingga saat ini. Terbentuk di Amerika Serikat pada tahun 1958, NASA telah membuat banyak penemuan hebat sehingga sulit bagi perusahaan-badan antariksa lainnya untuk menyaingi NASA.
Penemuan ini penting mengingat peran gender dalam penelitian respon fisiologis terhadap lingkungan ekstrem seperti luar angkasa masih minim dipahami dengan baik.
Hasil ini menunjukkan perlunya penelitian lebih lanjut untuk memahami secara mendalam bagaimana perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuan dapat memengaruhi kesiapan dan pemulihan fisik pasca-misi luar angkasa.
Profesor Christopher Mason, penulis senior dalam penelitian ini, mengemukakan bahwa perbedaan tersebut mungkin terkait dengan karakteristik biologis yang unik pada tubuh wanita yang mungkin memberikan keuntungan dalam mengelola stres fisik seperti yang terjadi selama penerbangan luar angkasa.
Meskipun demikian, alasan pasti di balik perbedaan ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
Implikasi dari temuan ini dapat signifikan untuk masa depan eksplorasi luar angkasa.
Misalnya, jika perempuan memang lebih toleran terhadap kondisi ekstrem di luar angkasa, hal tersebut dapat memengaruhi pemilihan awak untuk misi-misi mendatang, termasuk misi ke bulan dan ke planet-planet lainnya.
Saat ini, perempuan hanya menyusun 11 persen dari jumlah total astronaut di seluruh dunia.
Temuan ini mendorong perlunya mempertimbangkan lebih banyak penelitian dan integrasi perempuan dalam program luar angkasa untuk memastikan bahwa semua potensi sumber daya manusia yang tersedia dapat dimanfaatkan dengan optimal.
Reporter magang: Nanda Sekar Ayu Alifah