Begini Kondisi Bekas Luka Seseorang jika dari Luar Angkasa, Ilmuwan Menyukainya
Bekas luka ini semakin meyakinkan ilmuwan bahwa manusia akan selamat jika pergi ke Mars.

Bekas luka ini semakin meyakinkan ilmuwan bahwa manusia akan selamat jika pergi ke Mars.

Begini Kondisi Bekas Luka Seseorang jika dari Luar Angkasa, Ilmuwan Menyukainya
Sebuah tinjauan komprehensif tentang dampak kesehatan dari perjalanan luar angkasa telah diterbitkan pada hari Selasa.
Penelitian ini menggunakan data baru dari empat turis SpaceX yang mengikuti penerbangan orbit sipil pertama di 2021.
Peneliti lebih dari 100 institusi di seluruh dunia mengungkapkan bahwa tubuh manusia mengalami berbagai perubahan saat berada di luar angkasa, namun sebagian besar kembali normal dalam beberapa bulan setelah kembali ke Bumi.
Mengutip Science Alert & Nature, Senin (18/6), tubuh manusia mengalami tekanan besar di luar angkasa, mulai dari paparan radiasi hingga efek disorientasi karena kondisi tanpa bobot.
Selama bertahun-tahun, penelitian pada astronaut telah menunjukkan bahwa perjalanan luar angkasa dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti hilangnya massa tulang, masalah jantung, penglihatan, dan ginjal.
Temuan menunjukkan bahwa manusia mengalami perubahan pada darah, jantung, kulit, protein, ginjal, gen, mitokondria, telomer, sitokin, dan indikator kesehatan lainnya saat berada di luar angkasa.
Namun, sekitar 95 persen kesehatan mereka kembali ke tingkat normal dalam waktu tiga bulan.
Salah satu penulis utama studi, Christopher Mason dari Weill Cornell Medicine, menyatakan bahwa sebagian besar orang bisa pulih dengan cepat setelah penerbangan luar angkasa.
Dia berharap penelitian ini akan membantu ilmuwan memahami obat atau tindakan apa yang diperlukan untuk melindungi mereka yang bepergian ke luar angkasa.
Misi Inspiration4 yang dibiayai oleh miliarder Jared Isaacman bertujuan untuk menunjukkan luar angkasa dapat diakses oleh orang-orang tanpa pelatihan bertahun-tahun.
Para astronaut sipil menjalani berbagai tes kesehatan. Perawat Hayley Arceneaux, salah satu peserta, mengatakan dia menyukai bekas luka luar angkasanya yang berasal dari biopsi kulit.
Penelitian menemukan bahwa telomer, pelindung ujung kromosom, memanjang secara dramatis ketika tiba di luar angkasa.
Namun, telomer kembali ke panjang semula dalam beberapa bulan setelah kembali ke Bumi. Susan Bailey dari Colorado State University menyatakan bahwa pemahaman tentang telomer ini dapat membantu melawan penuaan.
Melihat data sejauh ini, Christopher Mason berpendapat tidak ada alasan manusia tidak bisa pergi ke Mars dan kembali dengan selamat, meskipun radiasi tetap menjadi tantangan.
Studi menunjukkan tikus yang terkena radiasi setara dengan 2,5 tahun di luar angkasa mengalami kerusakan ginjal permanen.
Menariknya, data menunjukkan bahwa astronaut perempuan mungkin lebih toleran terhadap tekanan luar angkasa, kemungkinan karena adaptasi tubuh mereka terhadap perubahan besar selama melahirkan.