Kepala Manusia akan Bengkak jika Terlalu Lama Tinggal di Luar Angkasa, Ini Penyebab dan Solusinya
Salah satu yang akan terjadi pada tubuh astronot adalah Sindrom Neuro-Okular atau kepala jadi bengkak.
Salah satu yang akan terjadi pada tubuh astronot adalah Sindrom Neuro-Okular atau kepala jadi bengkak.
Kepala Manusia akan Bengkak jika Terlalu Lama Tinggal di Luar Angkasa, Ini Penyebab dan Solusinya
Baru-baru ini terjadi lonjakan penerbangan luar angkasa secara komersial. Tak menutup kemungkinan dalam beberapa dekade mendatang akan meningkat.Untuk bersiap menghadapi kemungkinan tersebut, para ilmuwan, insinyur, dan profesional medis telah bekerja untuk mengidentifikasi dan mengurangi tantangan baru yang ditimbulkan oleh perjalanan luar angkasa terhadap kesehatan dan kesejahteraan manusia.
Ada beberapa masalah dan solusi yang sedang dipertimbangkan para ahli untuk menjaga agar astronot tetap bahagia dan sehat dalam perjalanan mereka ke Bulan, Mars, dan seterusnya dikutip dari Astronomy, Rabu (10/1).
-
Kenapa astronot sakit kepala di luar angkasa? 'Sakit kepala yang terjadi kemudian bisa diakibatkan oleh peningkatan dalam tekanan intrakranial. Akibat dari mikrogravitasi, terdapat lebih banyak cairan yang terakumulasi di bagian atas tubuh dan kepala, yang mengakibatkan tekanan lebih tinggi di tengkorak,'
-
Bagaimana sakit kepala astronot di luar angkasa? Sakit kepala yang diderita para astronot ada yang menyerupai migrain, ada pula yang menyerupai sakit kepala tegang.
-
Apa yang terjadi pada tubuh astronot setelah tinggal di luar angkasa? Catatan The Washington Post, Scott Kelly yang menghabiskan satu tahun di luar angkasa, kembali ke Bumi dengan tubuh lebih pendek, mata lebih rabun jauh, tubuh lebih ringan. Gejala baru yakni penyakit jantung.
-
Di mana astronot mengalami sakit kepala? Tim peneliti melakukan penelitian terhadap 24 astronot yang pergi ke Stasiun Antariksa Internasional (ISS) selama 26 minggu.
-
Apa yang terjadi pada tubuh astronot di luar angkasa? Perlu diketahui bahwa tanpa sadar cahaya matahari ternyata memengaruhi tubuh dalam mengatur jadwal tidur setiap harinya. Ketika sedang berada di luar angkasa menemui banyak sekali matahari terbit dan tenggelam dalam waktu singkat tentunya akan mengubah ritme sirkadian.
-
Kenapa astronot rawan sakit saat di luar angkasa? Kekebalan yang lebih lemah meningkatkan risiko penyakit menular, membatasi kemampuan astronot untuk melakukan misi berat mereka di luar angkasa
Menghilangkan gravitasi berarti mendapatkan semua pompa dan tidak ada pembuangan - cairan tengkorak tidak terkuras sepenuhnya.
Hasilnya adalah cairan menggenang di wajah dan tengkorak. Ini dikenal sebagai Spaceflight Associated Neuro-ocular Syndrome atau disingkat SANS.
Bengkak di wajah selama beberapa hari pertama misi dengan cepat teratasi seiring tubuh menyesuaikan diri dengan gayaberat mikro.
Namun untuk cairan serebrospinal yang mengelilingi otak, diperlukan waktu berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun agar perubahannya pulih setelah penerbangan luar angkasa jangka panjang.
Tekanan tambahan pada otak ini mendorongnya ke atas melawan tengkorak, menyebabkan ventrikel, atau rongga yang berisi cairan di dalam otak membesar. Tekanan tersebut juga menekan bola mata astronot sehingga menyebabkan perubahan penglihatan yang memerlukan kacamata.
Para peneliti masih belum sepenuhnya memahami semua gejala SANS atau cara memeranginya secara efektif.
Namun beberapa ide untuk tindakan pencegahan telah muncul.
Hal ini dapat mencakup penciptaan gravitasi buatan atau menempatkan astronot dalam pakaian khusus bertekanan negatif untuk mengambil cairan dari kepala mereka.