Cerita Astronot saat Hari Pertama sampai di Luar Angkasa, Ada Penurunan Kesehatan yang Tidak Biasa Ganggu Aktivitas
Gejala penurunan kesehatan ini menjadi perhatian utama ilmuwan.
Dampak dari penerbangan luar angkasa terhadap tubuh manusia merupakan hal yang masih diperhatikan oleh para ilmuwan hingga saat ini. Contoh penelitian yang diperoleh dari misi Polar Dawn milik SpaceX.
Mengutip Futurism, Selasa (29/10), ada beberapa hal yang mengkhawatirkan efeknya. Salah satunya adalah bola mata yang tidak dapat berfungsi dengan baik. Benarkah? Seorang pilot misi tersebut, Scott Poteet menceritakan adanya penurunan penglihatan saat ia berada di luar angkasa di hari pertama.
-
Kenapa astronot rawan sakit saat di luar angkasa? Kekebalan yang lebih lemah meningkatkan risiko penyakit menular, membatasi kemampuan astronot untuk melakukan misi berat mereka di luar angkasa
-
Apa yang terjadi pada astronot? Pada 25 oktober, salah satu astronot dirawat di rumah sakit setelah mendarat di atas kapsul SpaceX Crew Dragon yang mengakhiri misi 235 hari.
-
Apa bahaya yang dihadapi astronot di luar angkasa? Mereka akan mengalami suhu ekstrem, mulai dari minus 240 hingga 250 derajat Fahrenheit atau minus 120 derajat Celcius di orbit rendah Bumi (LEO). Kondisi ini akan menyebabkan luka bakar atau pembekuan.
-
Apa saja masalah yang dihadapi astronot setelah kembali dari luar angkasa? Seperti yang dialami Frank Rubio. Seorang astronot NASA yang baru kembali dari luar angkasa selama setahun. Menurut para tim medis, Rubio mengalami penurunan massa otot serta pengeroposan tulang.
-
Apa yang terjadi pada tubuh astronot di luar angkasa? Perlu diketahui bahwa tanpa sadar cahaya matahari ternyata memengaruhi tubuh dalam mengatur jadwal tidur setiap harinya. Ketika sedang berada di luar angkasa menemui banyak sekali matahari terbit dan tenggelam dalam waktu singkat tentunya akan mengubah ritme sirkadian.
-
Apa yang dialami hampir semua astronot saat di luar angkasa? Lebih parahnya lagi, berdasarkan hasil penelitian terbaru dari tim peneliti Pusat Medis Universitas Leiden (LUMC), hampir semua astronot yang pergi ke luar angkasa pernah mengalami sakit kepala yang hanya dirasakan di luar angkasa.
Persoalan ini cukup serius terlebih manusia punya ambisi untuk melakukan perjalanan ke planet Mars. Oleh sebab itu, tim Polaris Dawn telah melakukan eksperimen medis selama di orbit untuk memastikan dampak penerbangan antariksa terhadap kesehatan manusia.
Tak hanya Poteet, Jared Isaacman, komandan misi dan miliarder juga mengatakan, ia seperti melihat sebuah cahaya saat dirinya menutup mata, sebuah gejala misterius yang berkaitan dengan radiasi luar angkasa yang juga telah dilaporkan oleh astronot lainnya.
Radiasi persisten adalah faktor dimanapun di luar angkasa, tetapi misi tersebut justru membawa para astronot ke ketinggian yang lebih tinggi daripada Stasiun Luar Angkasa Internasional, menempatkan mereka dalam wilayah radiasi yang sangat intens, disebut sabuk Van Allen. Penglihatan buruk yang dialami Poteet terjadi karena suatu kondisi yang dikenal sebagai sindrom neurookular yang berhubungan dengan penerbangan antariksa, atau SANS.
Kondisi ini diyakini sebagai akibat dari lingkungan gravitasi mikro yang menyebabkan saraf optik membengkak, dan cairan di mata serta otak bergeser. SANS sendiri masih kurang bisa dipahami. Jadi, keempat awak menggunakan lensa kontak berteknologi tinggi yang terlihat seperti cyberpunk, untuk mengukur tekanan intraokular selama misi, dengan harapan bisa mengetahui penyebabnya.
Poteet mengatakan bahwa penglihatannya bisa kembali normal apabila ia segera kembali ke Bumi. Namun, menurut insinyur SpaceX dan petugas media misi Anna Menon, dampaknya akan menjadi bencana jangka panjang jika tidak ditangani.
“Jika Anda membayangkan masa depan di mana ada ribuan orang yang tinggal di luar angkasa dan mereka akhirnya sampai di permukaan Mars, dan sebagian besar (orang) mengalami perubahan penglihatan yang membuat mereka tidak dapat melakukan pekerjaan mereka, tidak dapat membaca prosedur mereka, itu masalah besar,” katanya.
Reporter magang: Nadya Nur Aulia