Data Penumpang Bocor, Perwakilan Lion Air Temui Kemkominfo
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) melakukan pemanggilan terhadap perwakilan Lion Air Group. Pemanggilan itu terkait dengan kebocoran data penumpang.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) melakukan pemanggilan terhadap perwakilan Lion Air Group. Pemanggilan itu terkait dengan kebocoran data penumpang.
Menurut Dirjen Aplikasi dan Informatika (APTIKA), Kemkominfo, Semuel Abrijani Pangerapan, pertemuan dengan perwakilan Lion Air Group untuk melakukan klarifikasi terhadap kejadian itu.
-
Bagaimana cara Lion Air merawat pesawatnya? Corporate Communications Strategic of Lion Air Group, Danang Mandala Prihantoro mengungkapkan, Batam Aero Technic (BAT) menjalankan proses MRO secara transparansi dan kepatuhan terhadap standar internasional. Setiap pesawat diperlakukan (penanganan) penuh perhatian dan ketelitian, mengikuti regulasi yang ketat industri penerbangan.
-
Apa saja jenis perawatan yang dilakukan pada pesawat Lion Air? Berbagai jenis pemeriksaan perawatan dan perbaikan pesawat terbang yang dilakukan di bengkel atau di bandar udara (line maintenance) Pemeriksaan harian yang dilakukan sebelum dan sesudah pesawat terbang beroperasi, seperti sebelum keberangkatan (preflight check/ inspection), transit check dan daily inspection.
-
Kenapa pesawat Lion Air masuk bengkel? Pesawat memasuki bengkel atau hanggar untuk menjalani proses Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO) karena alasan krusial yang berkaitan dengan keamanan, kinerja, dan keandalan pesawat.
-
Kenapa hacker bisa mengakses data penumpang di pesawat? Ketika berada di dalam pesawat, terutama pada masa kini, akses internet dapat dilakukan dengan melakukan sambungan internet ke Wifi yang disediakan oleh pesawat. Kemudahan internet yang diberikan oleh pihak pesawat tersebut tidak serta-merta membuat penumpang dapat menggunakan internet pesawat tanpa perhatian khusus. Wifi pesawat, khsuusnya yang bisa diakses secara gratis, merupakan koneksi internet publik yang memiliki risiko lebih tinggi diserang oleh hacker atau peretas.
-
Apa yang dilakukan hacker setelah berhasil meretas perusahaan? Perusahaan yang berbasis di Chicago membayar para peretas sekitar dua minggu setelah sejumlah data perusahaan dicuri, dan pejabat CNA dikunci dari jaringan mereka.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
"Tadi kami sudah bertemu dan berkoordinasi untuk mendapatkan klarifikasi dari Lion Group. Jadi tadi, dilaporkan memang ini ada kejadiannya dan kejadiannya itu ada di data Malindo dan Thai Lion yang beroperasi dari Malaysia," ungkap Semuel kepada awak media di Gedung Kemkominfo, Jakarta, Kamis (19/9).
Lebih lanjut, kata Semuel, untuk berapa jumlah data penumpang yang bocor, belum diketahui. Sebab, masih dalam tahap investigasi. Yang jelas, menurut dia, data penumpang Lion telah diproteksi.
"Nah, berapa jumlahnya kita belum tahu. Lagi dilakukan investigasi. Tapi posisi data penumpang Lion sudah teramankan atau terproteksi. Hal ini sudah dilaporkan ke otoritas di Malaysia untuk dilakukan investigasi karena kejadiannya di sana. Kita harus menunggu dari sana," jelas pria yang karib disapa Semmy ini.
Managing Director Lion Group, Capt. Daniel Putut Kuncoro Adi, memastikan bahwa setelah mendapatkan informasi kebocoran data itu melalui screenshot, pihaknya langsung menghubungi seluruh administrator sistem IT-nya. Diberitakan sebelumnya, Amazon Web Service (AWS) merupakan pihak administrator sistem IT dari Lion Group.
"Kami langsung menghubungi pihak administrator kami pada hari itu juga dan menanyakan terkait dengan ada tidaknya data yang leak. Setelah itu, dari pihak administrator menyatakan tidak ada kebocoran data lagi. Artinya sudah terproteksi," ungkap Daniel.
"Jadi kami bisa pastikan, data penumpang tidak bocor lagi," tambahnya.
Sebelumnya, Kaspersky Lab, perusahaan keamanan siber Rusia, melaporkan sekitar 30 juta data penumpang Malindo Air dan Thai Lion Air bocor. Data yang bocor meliputi passport, alamat, dan nomor kontak.
Pihak Kaspersky sebetulnya telah memberikan peringatan kepada penggunanya pada 13 September terkait kebocoran data penumpang grup Lion Air. Tepatnya dua hari setelah informasi mengenai pelanggaran data Malindo Air dan Thai Lion Air dipublikasikan.
(mdk/faz)