Demi Mendulang Banyak Likes, Lokasi Tsunami Banten Jadi Tempat Selfie
Laporan itu ditulis manakala mereka melakukan peliputan di lokasi bencana Tsunami Banten, baru-baru ini. Di sana mereka mendapati sejumlah orang justru memanfaatkan lokasi bencana untuk swafoto.
Media sosial memiliki power yang kuat ketika digunakan. Sebagaimana teknologi itu bersifat netral. Hal yang sama juga dengan fungsi media sosial. Jika berbagi dengan sesuatu yang baik-baik itu tak mengapa, namun jika sebaliknya? Atau yang lebih ironisnya adalah memanfaatkan lokasi bencana untuk berfoto selfie mendulang ‘likes’.
The Guardian, media asal Inggris melaporkan demikian. Laporan itu ditulis manakala mereka melakukan peliputan di lokasi bencana Tsunami Banten, baru-baru ini. Di sana mereka mendapati sejumlah orang justru memanfaatkan lokasi bencana untuk swafoto.
-
Kapan tsunami Storegga terjadi? Tsunami kolosal yang melanda Eropa utara lebih dari 8.000 tahun yang lalu mungkin telah membinasakan penduduk Zaman Batu di Inggris utara.
-
Kapan tsunami terjadi? Tsunami merupakan gelombang air laut besar yang dipicu oleh pusaran air di bawah laut akibat pergeseran lempeng bumi, erupsi gunung berapi bawah laut, hingga jatuhnya meteor ke laut.
-
Di mana tsunami Storegga terjadi? Tsunami kolosal yang melanda Eropa utara lebih dari 8.000 tahun yang lalu mungkin telah membinasakan penduduk Zaman Batu di Inggris utara.
-
Bagaimana cara BPBD Bantul mengatasi kekurangan EWS Tsunami? “Ke depan akan kita anggarkan lebih banyak lagi. Pengadaan EWS tsunami juga akan kita ajukan ke APBD maupun pusat. Kapan terealisasi tidak tahu yang penting kami mengusulkan dulu,” kata Agus.
-
Mengapa Indonesia sering mengalami bencana alam seperti tanah longsor, tsunami, gempa, dan gunung meletus? Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng Australia yang bergerak saling menumbuk. Hal itu mengakibatkan Indonesia kerap mengalami bencana alam seperti tanah longsor, tsunami, gempa, maupun gunung meletus.
-
Apa penyebab tsunami Storegga? Dipicu oleh tanah longsor besar di bawah air di lepas pantai Norwegia, peristiwa ini menyebabkan gelombang raksasa setinggi lebih dari 20 meter (65 kaki) menghantam Kepulauan Shetland, yang terletak di utara daratan Skotlandia.
Dalam sebuah foto, ada empat perempuan berhijab yang tersenyum ke arah kamera smartphone. Salah satunya bahkan mengacungkan jari, membentuk huruf V. Tidak tanggung-tanggung, para pencinta selfie ini sengaja bepergian berjam-jam untuk mencapai lokasi. Kemudian di sana mereka ber-selfie dan mengunggahnya di media sosial.
Salah satunya mengaku datang dari Cilegon. Mereka memang tak datang dengan tangan kosong. Para pencinta selfie ini sebelumnya melakukan bakti sosial dengan membawa sejumlah pakaian untuk didonasikan.
"Foto ini diunggah ke Facebook sebagai bukti bahwa kami benar ke sini dan memberikan bantuan," tutur perempuan yang mengaku bernama Solihat.
Dia menambahkan, banyak orang menganggap bahwa berfoto selfie sebagai hal dangkal. Namun, pilihan background selfie yang tak biasa bisa menunjukkan makna lebih.
"Ketika orang-orang melihat foto tempat bencana, mereka sadar mereka ada di posisi yang lebih baik. Foto lokasi bencana akan mendapatkan tanda likes lebih banyak. Mungkin karena itu mengingatkan orang lain untuk bersyukur," tuturnya.
Saat ditanya kepantasan ber-selfie di depan lokasi bencana atau mayat, Solihat menjawab, "Tergantung dari niatnya. Jika ber-selfie untuk pamer, jangan. Tapi kalau untuk berbagi kesedihan dengan orang lain, oke saja."
Sayangnya, dari berbagai gambar yang dijepret oleh jurnalis The Guardian, Jamie Fullerton, tak terlihat bahwa orang-orang ber-selfie sambil menunjukkan kesedihan mereka.
Pasalnya, Fullerton melaporkan, ada seorang wanita dengan pakaian mirip tentara justru menghabiskan waktu setengah jam mengarungi tengah lapangan yang banjir agar bisa berfoto selfie dengan sebuah mobil SUV yang sudah rusak.
Sementara itu, pemilik mobil SUV yang mobilnya rusak, Bahrudin, mengaku kecewa dengan para pecinta selfie yang jauh-jauh datang ke desanya. Pria yang jadi ketua petani lokal ini berdiri di kubangan air dengan boot-nya. Ia mengaku kecewa saat ditanya bagaimana perasaannya melihat lokasi bencana jadi populer di media sosial.
Sementara, seorang gadis 18 tahun dari Jawa Tengah, Valentina Anastasia, mengaku tidak kecewa harus datang jauh-jauh dari Jakarta berkendara dengan mobil selama tiga jam.
"Saya ingin melihat lokasi bencana, kerusakannya, dan orang-orang yang terdampak," katanya kepada The Guardian.
Saat ditanya berapa banyak foto selfie yang diambil, dia malah tersenyum.
"Banyak. Untuk media sosial dan grup WhatsApp," katanya.
Dia pun kemudian mengambil banyak foto selfie dengan smartphone-nya dengan latar orang-orang sedang evakuasi kendaraan rusak di belakangnya.
Sumber: Liputan6.com
Reporter: Agustin Setyo Wardani
(mdk/faz)