Dua Astronot Terpaksa Tinggal Lebih Lama di ISS: Bagaimana Mereka Bertahan Hidup?
Dua astronot terpaksa tinggal lebih lama di ISS karena masalah teknis pada Starliner. Artikel ini menjelaskan kondisi mereka dan ketersediaan persediaan di ISS.
Sunita "Suni" Williams dan Komandan Barry "Butch" Wilmore tiba di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) pada bulan Juni sebagai kru pertama yang menguji Starliner baru dari Boeing. Namun, pesawat tersebut mengalami kebocoran helium dan kegagalan pendorong sebelum akhirnya berhasil merapat.
Kejadian ini menimbulkan kekhawatiran mengenai keamanannya untuk penerbangan kembali ke Bumi. Awalnya, mereka seharusnya hanya berada di luar angkasa selama delapan hari, tetapi kini sudah lebih dari dua bulan dan mungkin harus bertahan hingga Februari tahun depan. Namun, bagaimana dengan persediaan bekal mereka? Berikut penjelasan lengkapnya yang dikutip dari NewsSky, Kamis (15/8).
- Kondisi Stasiun Luar Angkasa ISS Mulai Banyak yang Retak dan Bocor
- Suara Sorak-sorai Menggema di Stasiun Luar Angkasa saat Misi Penyelamatan 2 Astronot yang ‘Terjebak’
- Astronot NASA Laporkan Suara Misterius dari Pesawat Boeing Starliner yang Terjebak di Stasiun Ruang Angkasa
- Dua Astronot NASA Terjebak di ISS, Ini Daftar Antariksawan yang Paling Lama Tinggal di Ruang Angkasa
Ukuran dan Fasilitas ISS
ISS memiliki panjang 356 kaki (109 meter), hampir sepanjang lapangan sepak bola Amerika. Ruang hidup dan kerja di ISS, menurut NASA, lebih besar dari rumah dengan enam kamar tidur, dan dilengkapi dengan enam tempat tidur, dua kamar mandi, gym, serta jendela bay 360 derajat.
Namun, meskipun terdengar luas, kehidupan di ISS tidak semewah yang dibayangkan. Williams dan Wilmore tidak sendirian; mereka berbagi fasilitas dengan tujuh astronot lainnya dari misi berbeda, empat di antaranya orang Amerika Serikat dan tiga orang Rusia.
Apakah Persediaan Cukup?
Ya, ada persediaan cadangan di ISS yang cukup untuk menjaga para astronot dalam waktu yang lama. Stasiun luar angkasa ini memiliki sistem penghasil oksigen sendiri, dan sekitar 50% oksigen yang dihembuskan dari karbon dioksida bisa dipulihkan.
Untuk air, ISS dilengkapi dengan sistem daur ulang air seni menjadi air minum, dan sebagian dari sistem ini juga menangkap kelembapan yang dilepaskan ke udara kabin dari nafas dan keringat kru.
Untuk makanan, pasokan cukup variatif. Makanan di ISS dibuat di Laboratorium Sistem Makanan Luar Angkasa NASA di Houston, dengan fokus pada kelezatan dan nutrisi. Banyak makanan yang dikeringkan, sehingga perlu diisi air sebelum dikonsumsi, sementara beberapa lainnya siap saji dan hanya perlu dipanaskan.
Menu mereka mencakup daging (seperti brisket sapi panggang), telur, sayuran, roti, makanan ringan gurih, dan camilan manis. Anggota kru juga bisa meminta makanan favorit mereka. Dalam sebuah video di kanal YouTube NASA, Williams menunjukkan bahwa makanan favoritnya adalah Nutter Butter spread, yang dikirimkan oleh keluarganya.
Kapan Persediaan Terakhir Dikirim?
Pesawat luar angkasa secara rutin menerima lebih banyak pasokan dari Bumi, dengan pengiriman terakhir tiba pada 6 Agustus. Pasokan tersebut diluncurkan dengan roket dari Kazakhstan pada 30 Mei dan mencakup sekitar tiga ton makanan, bahan bakar, dan barang-barang lainnya untuk Williams, Wilmore, dan tujuh kru lainnya di ISS.
Kru ISS dapat memesan apa yang mereka inginkan dengan berbicara kepada Mission Control sebelum peluncuran. Ini menjadi kabar baik bagi Wilmore dan Williams, yang terpaksa meninggalkan koper pribadi mereka sebelum lepas landas pada bulan Juni untuk memberi ruang bagi peralatan tambahan.
Mereka harus mengenakan pakaian cadangan yang sudah ada di ISS saat tiba. Pakaian mereka akhirnya tiba dengan pasokan pada 6 Agustus, dan lebih banyak pasokan akan dikirim dalam beberapa bulan mendatang. Setelah pesawat pasokan dikosongkan di ISS, kru akan mengisinya dengan sampah mereka sebelum mengirimkannya kembali ke Bumi.