E-Commerce dan toko online terancam kolaps akibat hacker
Sebuah malware disebutkan telah mengancam alur transaksi beberapa e-commerce besar dunia.
Setelah munculnya serangan hacker ke sebuah e-commerce besar Amerika Serikat bernama Target, FBI mulai waspada. Polisi Federal Amerika Serikat tersebut juga menghimbau agar mereka yang melakukan jual beli online juga harus berhati-hati mulai dari sekarang.
Seperti dilansir oleh ZDNet (24/1), himbauan ini dikirimkan pada para pelaku usaha jual beli online lewat sebuah email. Dalam email itu juga disertakan laporan rahasia mengenai pola serangan yang menggunakan malware.
-
Kenapa para hacker mengubah harga barang di toko penjara? Para peretas yang mendukung Navalny mengakses database narapidana Rusia, melakukan tindakan yang mengubah harga barang di toko penjara dan menyebarkan pesan-pesan yang mendukung tokoh oposisi tersebut.
-
Dimana para penjahat siber menyembunyikan malware? Karena sebagian besar mod dan cheat didistribusikan di situs web pihak ketiga, penyerang menyamarkan malware dengan berpura-pura sebagai aplikasi ini.
-
Apa yang dilakukan para hacker terhadap toko penjara? Para peretas memanipulasi daftar harga di toko penjara, menurunkan harga barang menjadi jauh di bawah nilai normalnya.
-
Bagaimana Malware berhasil menyebar dan menyerang sistem Indodax? Meskipun engineer yang terlibat bukan engineer utama, dia tetap memiliki akses ke server. Akses inilah yang kemudian menjadi celah awal masuknya Malware yang menyebar pada sistem. Menurut Oscar, meski server yang diretas bukan server utama, Malware tersebut berhasil menyebar dan mengeksploitasi server yang lainnya.
-
Apa jenis malware yang menginfeksi aplikasi pinjaman tersebut? Dikenal sebagai aplikasi SpyLoan, aplikasi bermasalah ini banyak ditemukan di Google Play Store — dan beberapa juga ditemukan di App Store Apple.
-
Bagaimana para hacker menurunkan harga barang di toko penjara? Para peretas memanipulasi daftar harga di toko penjara, menurunkan harga barang menjadi jauh di bawah nilai normalnya.
Adapun sasaran e-commerce sendiri dianggap sebagai target bernilai mahal untuk para kriminal karena menyangkut perputaran uang yang amat besar. Meski e-commerce telah dienkripsi, tetap saja ada celah untuk malware tersebut untuk melacak alur uang dan kemudian dimanfaatkan.
Setidaknya, saat ini ada sekitar enam e-commerce Amerika Serikat yang diancam oleh malware tersebut. Padahal, e-commerce ini juga memiliki jaringan hingga Kanada dan Australia yang berarti jumlah perputaran uangnya sangat banyak.
(mdk/nvl)