Esports Bakal Masuk Ekstrakulikuler Tingkat SMP dan SMA
Ketua Bidang Humas dan Komunikasi Pengurus Besar Esports Indonesia (PBESI), Ashadi Ang mengatakan, sedang mengupayakan agar esports masuk dalam kegiatan ekstrakulikuler di tingkat SMP dan SMA. Saat ini pihaknya telah menggandeng Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Pemuda dan Olahraga.
Ketua Bidang Humas dan Komunikasi Pengurus Besar Esports Indonesia (PBESI), Ashadi Ang mengatakan, sedang mengupayakan agar esports masuk dalam kegiatan ekstrakulikuler di tingkat SMP dan SMA. Saat ini pihaknya telah menggandeng Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Pemuda dan Olahraga.
"Rencananya ekskul ini dimulai Januari 2022," kata dia.
-
Di mana anak-anak di Jakarta bermain layang-layang? Seperti yang terlihat di Jalan Inspeksi, Jakarta Barat, beberapa anak tampak asyik bermain layang-layang di pinggiran kali.
-
Apa yang membuat anak-anak di Jakarta terpaksa main di pinggir kali? Minimnya ruang terbuka hijau, membuat anak-anak di Jakarta bermain di tempat tak semestinya.
-
Apa saja game yang mereka mainkan? Mereka dikenal sebagai gamers profesional yang ahli di berbagai macam game seperti PUBG Mobile, GTA V, DOTA 2, dan game lainnya.
-
Kapan PSP Padang menjuarai turnamen HUT PSSI di Jakarta? Tahun 1982, PSP Padang yang ikut serta dalam turnamen HUT PSSI di Jakarta berhasil meraih kampiun.
-
Apa julukan internasional Jakarta? Istilah ini agaknya masih asing di telinga masyarakat Indonesia, terlebih bagi warga Jakarta itu sendiri. Padahal, kepopulerannya sudah lama melekat di kalangan internasional. Menariknya, sematan kata “The Big Durian” membuatnya sering disamakan dengan Kota New York di Amerika.
-
Siapa saja yang diarak di Jakarta? Pawai Emas Timnas Indonesia Diarak Keliling Jakarta Lautan suporter mulai dari Kemenpora hingga Bundaran Hotel Indonesia. Mereka antusias mengikuti arak-arakan pemain Timnas
Lebih lanjut Ashadi mengungkapkan untuk tahap awal ekskul ini akan dilakukan di beberapa sekolah swasta di Pulau Jawa. Nantinya, tidak menutup kemungkinan akan diterapkan pula di sekolah-sekolah negeri.
"Sekolah negeri belum, karena harus menunggu tahun ajaran baru," ungkapnya.
Perlu diketahui, ekskul ini bukan sebagai kurikulum yang diwajibkan kepada murid dan diterima oleh orangtua. Meski begitu, pihaknya berharap agar esports juga dapat masuk lebih dalam ke kurikulum sekolah.
"Karena masih ekskul, ini bukan kurikulum yang bisa dipaksakan ke orang tua dan murid sendiri. Oleh sebab itu, kita tidak akan menerima murid tanpa persetujuan orang tua. Tapi kita berahap bisa masuk kurikulum kelak. Nah, sebelum ke sana, kita bereskan dulu ekosistemnya dan ekses negatif tentang esports di masyarakat," ujar dia.
Sebagai langkah awal, PBESI sudah melakukan pelatihan esports kepada guru-guru dan pelatih agar nantinya pelajaran di ekstrakulikuler sesuai dengan standar telah dibuat.
"Beberapa minggu lalu kita sempat mengadakan pelatihan soal esports kepada guru dan coach, mereka mendapatkan informasi dan materi ekskul yang sesuai dengan standar," terang dia.
Sumber: Liputan6 / Yuslianson
(mdk/faz)