FBI rekrut hacker untuk mata-matai sasarannya
Hacker ini menggunakan malware sehingga mampu menguasai webcam milik sasaran.
FBI ternyata memiliki sebuah tim hacker elit yang mampu menggunakan malware untuk memata-matai sasarannya. Bahkan, hacker ini juga mampu memantau lewat webcam milik gadget sasaran tersebut.
Seperti yang dilansir oleh The Verge (8/12), hal ini pun langsung memicu adanya kekhawatiran terhadap keamanan pribadi seseorang di Amerika Serikat. Sayangnya, karena tidak ada bukti yang jelas, tim hacker FBI ini pun masih rahasia hingga sekarang.
-
Siapa hacker yang pernah meretas komputer Departemen Pertahanan Amerika Serikat? Jonathan James (c0mrade)Jonathan James merupakan hacker remaja pertama yang pernah ditangkap karena kejahatan siber di Amerika Serikat. Saat ia berusia 15 tahun, di tahun 1999, James pernah melakukan peretasan ke dalam komputer Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Dengan aksinya itu, James berhasil mendapat akses ke lebih dari 3.000 pesan dari pegawai pemerintah, kata sandi, dan berbagai data sensitif lainnya.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Siapa saja yang melakukan serangan hacker ke negara-negara tersebut? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
-
Mengapa FBI membuka enkripsi HP pelaku? Butuh waktu beberapa hari, namun FBI akhirnya berhasil memecahkan sandi dari telepon pria berusia 20 tahun yang tewas.
Adapun data ini diketahui dari persidangan yang menjelaskan adanya teknik tinggi yang dipakai FBI tersebut. Pada kasus Mo, yang melibatkan seorang warga Iran yang mengancam membunuh puluhan warga Amerika Serikat, metode ini diterapkan.
Sayangnya, kemudian baru diketahui bahwa aksi yang dilakukan FBI terhadap Mo gagal karena tidak banyak bukti bisa dikumpulkan berkat bantuan hacker tersebut. Namun, diperkirakan masih banyak lagi sasaran lain selain Mo.
FBI sendiri sempat hampir gagal memata-matai Mo karena mereka salah alamat saat mengirim malware tersebut lewat email. Beruntung, aksi kedua berhasil membuat malware tersebut diaktifkan Mo.
(mdk/nvl)