Global Innovation Index: Anggaran Riset dan Pengembangan (R&D) Indonesia Lemah
Anggaran kegiatan riset atau research and development (R&D) di Indonesia memang lemah, mengutip data The Global Innovation Index (GII). Dampaknya ekosistem ekonomi digital Indonesia kalah jauh dibandingkan Singapura atau India!
Anggaran kegiatan riset atau research and development (R&D) di Indonesia memang lemah, menurut M Rahmat Yananda, doktor jebolan Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia yang menekuni isu inovasi. Dia mengutip data The Global Innovation Index (GII), yang dipublikasikan INSEAD Business School bekerja sama dengan World Intellectual Property Organization (WIPO).
Secara umum, The Global Innovation Index 2018: Energizing The World Innovation menyebutkan, Indonesia di peringkat 85 dari 126 negara. Peringkat Indonesia tersebut naik 2 posisi dari 2017. Namun, untuk negara-negara Asia, posisi tersebut masih di bawah Singapura (peringkat 5), Korea (12), Jepang (13), Hong Kong (14), Cina (17), Malaysia (35), Thailand (44), Vietnam (45), India (57), Brunei Darussalam (67), dan Filipina (73).
-
Siapa yang terlibat dalam studi tentang penggunaan platform digital di pedesaan Indonesia? Menko Airlangga memberikan apresiasi atas penelitian yang telah dilakukan oleh DFS Lab dan RISE Indonesia dengan dukungan Bill and Melinda Gates Foundation. Studi yang melibatkan multipihak tersebut akan mengeksplorasi dan mendokumentasikan kondisi ekonomi platform di daerah peri-urban dan pedesaan Indonesia saat ini, dengan fokus khusus pada mata pencaharian yang didukung secara digital dan inklusi keuangan.
-
Kapan hasil studi tentang penggunaan platform digital di pedesaan Indonesia diluncurkan? Menko Airlangga Hartarto yang hadir secara virtual dalam acara Peluncuran Hasil Studi Penggunaan Platform Digital di Pedesaan Indonesia oleh DFS Lab, Selasa (25/7).
-
Dimana tempat penelitian ini dilakukan? Bukti ini ditemukan lewat studi yang dipimpin oleh Gaia Giordano dari Universitas Milan, Italia.
-
Kenapa PANDI Meeting 2024 mengusung tema "Indonesia Berdaulat Digital"? PANDI sebagai Registri Nama Domain .id sangat memiliki perhatian terhadap upaya mewujudkan kedaulatan Indonesia, misalnya dalam konteks penatakelolaan .id sebagai demarkasi wilayah Indonesia di internet.
-
Kapan penelitian ini dilakukan? Studi ini didasarkan pada National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) 1999–2018, yang melibatkan lebih dari 17.000 wanita berusia 20 hingga 65 tahun.
-
Bagaimana cara Indonesia dan Singapura meningkatkan kerja sama ekonomi digital? Pada pertemuan bilateral tersebut, kedua Menteri membahas upaya peningkatan kerja sama ekonomi digital melalui ASEAN Digital Economy Framework Agreement dan Joint Initiative on e-Commerce di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
Posisi Indonesia hanya di atas Srilanka (88), Kamboja (98), Nepal (108), Pakistan (109), dan Banglades (116).
Dia menjelaskan, GII membagi indeks-indeks tersebut terdiri atas indikator kuat, lemah, kelompok dengan pendapatan kuat, dan kelompok dengan pendapatan lemah. Peringkat Indonesia di subindeks output inovasi di posisi 73 (12 peringkat di atas rata-rata/peringkat). Sementara peringkat Indonesia berdasarkan subindeks input inovasi bdi posisi 90 (5 peringkat di bawah rata-rata/peringkat).
SDM dan Riset sendiri berada di peringkat 94, yang berada 4 posisi di bawah rata-rata peringkat subindeks input inovasi (90). SDM dan Riset memiliki turunan beberapa indeks, salah satunya R&D. R&D terbagi atas peneliti dan FTE, pengeluaran kotor dan persentase GDP, pengeluaran perusahaan global, dan peringkat QS.
Untuk ini, indeks R&D Indonesia di peringkat 60. Peringkat tersebut jauh di atas rata-rata indeks SDM dan riset (94) dan subindeks input inovasi (90). Melonjaknya peringkat tersebut didorong peringkat QS (37) dan anggaran R&D perusahaan global (40), meski secara kelompok pendapatan perusahaan peringkat tersebut diindikasikan lemah.
"Ternyata benar pengeluaran Indonesia untuk R&D terindikasi lemah yang bertengger di peringkat 107. Posisi tersebut cukup jauh di bawah peringkat Indonesia (85), subindeks input (90) dan subindeks output (73), indeks SDM dan Riset (94), dan R&D (60). Pengeluaran untuk R&D tidak hanya menduduki peringkat terendah, untuk indeks R&D juga merupakan peringkat terendah di indeks SDM dan riset. Keadaan tersebut berdampak kepada pertumbuhan ekosistem ekonomi digital," ujar Rahmat Yananda yang juga CEO Makna Informasi pada Merdeka.com, kemarin.
Maka itu, lanjut dia, seharusnya kita semua khawatir dengan kondisi inovasi Indonesia. Tertinggal jauh dari negara-negara di Asia, apalagi dengan negara-negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Brunei Darussalam. Startup dan unicorn asli Indonesia sebagai karya anak bangsa menjadi tidak kompetitif yang memudahkan pemain asal negara tetangga masuk ke pasar Indonesia.
Sebagai perusahaan yang dapat tumbuh dan berkembang dengan logika moore’s law, tentu saja unicorn-unicorn Indonesia dapat terkena dampak yang telah memberikan keunggulan untuk mereka, yaitu disrupsi.
Apa yang terjadi jika inovasi teknologi tak kunjung datang dan ekosistem ekonomi digital tak kunjung subur? Para pendiri unicorn yang telah berjuang dari perusahaan rintisan akan mendatangi ekosistem terdekat seperti Singapura dan India. Mereka akan mendapatkan sebagian kebutuhan yang diperlukan. Jika mereka punya mimpi lebih besar dari unicorn, maka mereka akan mencari ekosistem kelas dunia seperti Silicon Valley, ujar dia.
Sebagai informasi penting, unicorn-unicorn papan atas di Silicon Valley dan AS secara umum, para pendirinya adalah imigran seperti Elon Musk (SpaceX/Afsel), Garrett Camp (Uber/Kanada), Ash Ashutosh (Actifio/India), Kenneth Lin (Credit Karma/Cina), Stepan Pachikov (Evernote/Azerbaijan), dan lain-lain. 50 dari 91 (55 persen) pendiri unicorn di AS adalah imigran.
(mdk/sya)