Greenwashing: Sebuah Pembohongan Publik yang Kita Konsumsi
Banyak perusahaan yang hanya menggunakan embel-embel ‘go-green’ tanpa benar-benar berkomitmen nyata pada praktiknya. Hal ini dikenal sebagai greenwashing dan merupakan bentuk pembohongan publik di siang bolong.
Dewasa ini, masyarakat perlahan semakin sadar dengan dampak lingkungan dari kegiatan konsumsinya. Etis dan berkelanjutan, telah menjadi perhatian dan pertimbangan dalam mengonsumsi.
Menyadari hal ini, berbagai perusahaan pun akan berupaya memenuhi keinginan baru konsumen akan produk yang ‘hijau’. Hal ini dapat mendorong perusahaan untuk mengubah produknya menjadi lebih ramah lingkungan sehingga minim limbah dan emisi karbon.
-
Apa yang dimaksud dengan pecinta lingkungan? Pecinta lingkungan adalah suatu kelompok yang peduli terhadap kelestarian dan kesehatan alam. Biasanya kelompok ini berupa komunitas yang di dalamnya tergabung orang-orang yang menaruh perhatian sama tentang isu-isu lingkungan.
-
Apa yang dimaksud dengan Hari Lingkungan Hidup Sedunia? Hari Lingkungan Hidup Sedunia merupakan momen penting yang dirayakan setiap tanggal 5 Juni untuk meningkatkan kesadaran global tentang perlindungan dan pelestarian lingkungan.
-
Mengapa penting menjaga kelestarian lingkungan? Dengan begitu, penting bagi setiap masyarakat untuk memahami apa saja dampak negatif merusak kelestarian lingkungan. Selain itu, perlu juga dipahami apa saja faktor penyebab kerusakan lingkungan dan upaya yang bisa dilakukan untuk menjaga lingkungan tetap sehat.
-
Kenapa menjaga kebersihan lingkungan penting? Kebersihan adalah sebagian dari iman. Bersih itu indah, bersih itu anugerah. Kebersihan menjadi awal dari penilaian baik buruknya seseorang. Kepribadian yang baik akan menjaga kebersihan dirinya, lingkungannya dan sekitarnya.
-
Kenapa kebersihan lingkungan sangat penting? Kebersihan lingkungan adalah salah satu hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Lingkungan yang bersih dan sehat akan memberikan dampak positif bagi kesejahteraan, kenyamanan, dan kualitas hidup manusia.
-
Di mana letak Pegunungan Kendeng? Perbukitan Kendeng melintang dari barat ke timur melintasi wilayah Kabupaten Kudus, Pati, Rembang, Tuban, hingga Lamongan.
Namun kenyataannya, lebih banyak perusahaan yang hanya menggunakan embel-embel ‘go-green’ tanpa benar-benar berkomitmen nyata pada praktiknya. Hal ini dikenal sebagai greenwashing dan merupakan bentuk pembohongan publik di siang bolong.
Lantas, apa sebenarnya greenwashing itu dan bagaimana cara kita sebagai konsumen, dapat menghindari tipu muslihat ini?
Apa itu Greenwashing?
Greenwashing adalah istilah yang dikenalkan pada tahun 1986 oleh aktivis lingkungan Jay Westerveld dalam kritik terhadap gerakan “Save the Towels” oleh hotel-hotel yang hanya berupaya menghemat biaya mencuci.
Pada dasarnya, istilah ini mengacu pada tipuan pemasaran oleh perusahaan yang mengklaim bahwa produk dan layanan mereka bersifat berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Padahal kenyataannya, hal ini tidak benar dan manfaat lingkungan yang dihadirkan tidak sebesar seperti yang diklaim.
Kenapa Perusahaan Melakukannya?
Greenwashing ini dapat dilakukan secara sengaja maupun tidak. Bagaimana bisa?
Pertama-tama, perusahaan melakukan tindakan ini sebagai reaksi dari perubahan perilaku konsumen yang kini lebih memilih produk yang berkomitmen dan bertindak nyata terhadap kelestarian lingkungan.
Dilansir dari Earth.org, laporan dari McKinsey menyebutkan bagaimana Gen Z cenderung mengonsumsi produk-produk yang dinilai etis. Selain itu, riset oleh Nielsen’s Global menyatakan 73% konsumen millennial akan memilih produk yang berasal dari merek yang sustainable (berkelanjutan).
Konsumen yang berpindah tentu dapat merugikan perusahaan. Untuk menghindari hal ini, perusahaan kemudian akan ‘rebranding’ melalui iklan, desain kemasan, atau jargon-jargon yang berkaitan dengan go-green.
Terkadang, upaya ini bisa dilakukan perusahaan tanpa sengaja—seperti yang disebut sebelumnya. Perusahaan bisa saja kurang memahami apa dan bagaimana untuk benar-benar menjadi produk yang berdampak positif bagi lingkungan.
Kurangnya riset lebih mendalam terkait isu lingkungan dan label-label ramah lingkungan dapat menyebabkan perusahaan terjebak dalam tindakan greenwashing.
Bagaimana Cara Mengenali Greenwashing?
Tipu muslihat seperti greenwashing ini selain merugikan konsumen, juga merugikan perusahaan yang benar-benar berkomitmen akan kelestarian lingkungan, karena rusaknya kepercayaan konsumen secara umum.
Dilansir dari Corporate Finance Institute, sebuah studi dilakukan oleh TerraChoice pada tahun 2008 dan 2009 terhadap perusahaan-perusahaan retail di Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan Britania Raya yang melakukan ribuan klaim ramah lingkungan.
7 Sins of Greenwashing
©pexels-Mikhail Nilov
Melalui riset ini, TerraChoice kemudian memaparkan apa yang mereka sebut sebagai “Tujuh Dosa Greenwashing” yang bisa digunakan untuk mengenali praktik-praktik greenwashing:
- Dosa Pertukaran Tersembunyi
Klaim ramah lingkungan yang dibesar-besarkan padahal sebagian besar aspek dari produk atau layanannya masih tidak ramah lingkungan atau pun sustainable (berkelanjutan), dan hal inilah yang disembunyikan perusahaan.
- Dosa Ketiadaan Bukti
Klaim-klaim ramah lingkungan tanpa adanya bukti atas klaim ataupun sertifikasi dari pihak ketiga. Perusahaan bisa saja mengklaim bahannya diperoleh secara etis dan berkelanjutan, tapi tidak ada data yang mendukung pernyataan tersebut.
- Dosa Ketidakjelasan
Menggunakan kata-kata buzzwords ramah lingkungan yang sebenarnya tidak jelas dan tidak substantif. Hal ini bisa seperti “natural”, “eco”, “kebaikan alami”, dsb.
- Dosa Pemujaan Atas Label Palsu
Perusahaan menggunakan label-label dan sertifikasi yang palsu pada produknya untuk mengelabui konsumen. Misalnya berupa pemasangan gambar seperti sertifikasi tidak jelas bertuliskan “melawan pemanasan global” pada produk tisu toilet.
- Dosa Akan Penyimpangan
Menggunakan isu lingkungan yang tidak berkaitan terhadap produknya. Misalnya seperti klaim “CFC-free” padahal CFC memang sudah dilarang penggunaannya secara hukum.
- Dosa Mengurang-ngurangi
Klaim ramah lingkungan terhadap produk yang pada dasarnya tidak ramah lingkungan. Contohnya seperti rokok yang mengatakan bahannya adalah organik, tetapi pada dasarnya merokok itu tidak membawa manfaat apa pun bagi lingkungan.
- Dosa Pembohongan
Klaim ramah lingkungan yang jelas-jelas salah, misalnya seperti mobil tenaga diesel tidak menimbulkan emisi karbon dioksida.
Selain tujuh dosa di atas, greenwashing juga bisa dikenali dari penggunaan istilah-istilah yang terlalu teknis yang hanya bisa dipahami oleh profesional namun sebenarnya tidak bermakna atau hanya dilebih-lebihkan dari pemilihan katanya. Hal ini dikenal sebagai gobbledygook.
Greenwashing memang membuat upaya konsumsi yang benar-benar berkelanjutan dan etis menjadi lebih sulit. Perusahaan tampaknya lebih memedulikan citra yang disenangi konsumen tanpa benar-benar mengambil tindakan nyata untuk berubah.
Tampaknya konsumen memang harus lebih cermat dengan memahami apa itu greenwashing dan mengenali tanda-tandanya, agar benar-benar bisa mencapai tujuan konsumsi yang berkelanjutan.
Reporter: Prilisa Septi Hariani