Hadapi Kabut Asap, Trip.com Beri Edukasi dan Masker Bagi Pelajar Palembang
Hadapi Kabut Asap, Trip.com Beri Edukasi dan Masker Bagi Pelajar Palembang
Perusahaan aplikasi teknologi penyedia layanan perjalanan, Trip.com, hadir dan memberikan edukasi penanggulangan asap di SDN 042 Palembang, Sumatera Selatan pada Kamis, (10/10).
Kegiatan edukasi ini dilanjutkan dengan penyerahan bantuan berupa masker dan peralatan sekolah bagi para pelajar yang menjadi korban bencana nasional kabut asap. Kegiatan ini adalah bentuk inisiatif dan dukungan langsung Trip.com kepada para pelajar di kota Palembang.
-
Apa itu pindang tulang iga sapi khas Palembang? Pindang tulang iga sapi dapat menjadi menu alternatif dalam acara makan Anda bersama keluarga.
-
Apa pasal yang menjerat pelaku pembunuhan siswi di Palembang? Para pelaku terjerat pasal penganiayaan dan pencabulan anak yakni pasal 76 C dan Pasal 80 ayat 3 UU No. 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara dan denda Rp3 miliar.
-
Kapan Ragit Jalo diburu masyarakat Palembang? Biasanya, ragit jalo diburu oleh masyarakat Palembang ketika Ramadan.
-
Apa yang dimaksud dengan Telok Abang di Palembang? Dalam bahasa Palembang, telok diartikan telur dan abang artinya merah. Artinya secara keseluruhan, Telok Abang merupakan telur rebus yang cangkangnya diberi warna merah.
-
Kapan Pallu Butung sering diburu? Makanan tersebut banyak dicari ketika Bulan Ramadan karena cocok sebagai menu berbuka puasa.
-
Kenapa Lak masuk ke Palembang? Konon, Lak masuk ke Palembang diperkirakan pada zaman awal berdirinya Kerajaan Palembang sekitar abad 16.Saat itu, banyak dijumpai gaya arsitektur rumah Palembang yang dibangun dalam bentuk limas.
"Trip.com melihat urgensi untuk memberikan dukungan kepada para korban bencana kabut asap, secara khusus para pelajar. Kami berharap bantuan yang diberikan dapat memberi motivasi dan semangat bagi para pelajar untuk tetap setia menuntut ilmu di tengah keadaan yang kurang signifikan saat terjadi kabut asap," ujar Stanly Fredrik Napoleon, General Manager Indonesia Trip.com - Ctrip Group dalam keterangan persnya.
Bencana kabut asap yang menyelimuti daerah Sumatera hingga ke negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura, memang menghambat berjalannya aktivitas masyarakat. Bahaya yang dapat ditimbulkan oleh kabut asap terutama para pelajar, tidak dapat banyak beraktivitas di luar ruangan.
Pelaksanaan kegiatan luar ruangan seperti upacara bendera dan olahraga, seringkali dialihkan menjadi pelajaran di dalam ruangan, fenomena inilah yang menjadi perhatian khusus Trip.com.
"SDN 042 Palembang sangat mengapresiasi tindakan kepedulian yang diinisiasi oleh Trip.com. Di tengah-tengah selimut kabut asap yang tebal, banyak murid yang menjadi enggan dan mengalami kesulitan untuk pergi ke sekolah. Bantuan yang diberikan oleh Trip.com dapat membantu anak-anak untuk beraktivitas di sekolah dan pastinya memberikan semangat tersendiri bagi Siswa-Siswi SDN 042 Palembang," ujar Roslina Tampubolon, Kepala Sekolah SDN 042 Palembang.
Gerakan sosialisasi penanggulangan kabut asap ini adalah sebagai bentuk kepedulian Trip.com menjelang hari jadi ke 20 tahun Ctrip International, Ltd., induk perusahaan Trip.com asal China, yang diharapkan dapat membangun kesadaran para pelajar sejak dini untuk bersama-sama menjaga kelestarian lingkungan hutan, guna menghindari ancaman kebakaran.
Trip.com juga memberikan tips dan trik dalam menghadapi kabut asap kepada masyarakat Indonesia, secara khusus kepada pelajar yang berada di daerah Sumatera dan Kalimantan. Penting bagi generasi muda untuk mengantongi pengetahuan, untuk mengambil langkah yang tepat saat terjadi hal yang serupa di kemudian hari.
Baca juga:
Alasan Indonesia Saat ini Sulit Swasembada Pangan Versi Wapres JK
Asosiasi Teknologi Protes Draft Revisi PP PSTE
Deretan Fakta Soal Deepfake dan Cara Video Palsu ini Dibuat
5 Teknologi Baru yang Ancam Keamanan Siber, Salah Satunya Deepfake
Pakar Sebut Deepfake Hancurkan Hak dan Privasi Kaum Wanita
Deepfake Mulai Diregulasi, Bentuk Kriminal Baru yang Ancam Demokrasi
Deepfake Tak Bisa Dihentikan, Teknologi Paling Berbahaya Saat Ini?