Iluni FIB UI: Kecerdasan Buatan seperti ChatGPT Pacu Pengembangan Kebudayaaan
Penggunaan AI di sektor kebudayaan dan seni dilakukan oleh sejumlah negara di Uni Eropa dan diperluas implementasinya di ruang publik.
Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) perlu dioptimalisasi oleh para penggiat kebudayaan seiring makin mudahnya penggunaannya.
Ikatan Alumni Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (Iluni FIB UI) pun mencermati penggunaan AI di platform digital ChatGPT, yang akan berdampak positif terhadap pengembangan kebudayaan.
-
Apa yang dibayangkan oleh AI? Hasilnya sungguh memesona. Coldplay memainkan musik mereka di tengah latar belakang Gunung Bromo yang diselimuti kabut, menambah pesona dan kemegahan dari acara tersebut. Ribuan penonton terlihat memadati area tersebut.
-
Apa yang dimaksud dengan perkembangan teknologi? Perkembangan teknologi adalah fenomena yang tidak dapat dielakkan dalam kehidupan manusia. Teknologi telah mengubah cara kita hidup, bekerja, dan berinteraksi satu sama lain.
-
Apa yang sedang disiapkan oleh Kementerian Kominfo terkait teknologi AI? Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) tengah menyiapkan pengaturan mengenai Tata Kelola Teknologi Kecerdasan Artifisial atau Artificial Intelligence (AI).
-
Apa alasan Suriah melarang penggunaan ChatGPT? Singkatnya, kebijakan ini diambil Suriah untuk melindungi warganya dari risiko buruk yang bisa terjadi dari ChatGPT.
-
Bagaimana Korea Utara melarang penggunaan ChatGPT? Kebijakan tak terduga itu pun dilakukan dengan mempertahankan pembatasan saluran informasi di Korea Utara, sehingga ChatGPT benar-benar tak sampai digunakan oleh warganya.
-
Kapan algoritma AI baru ini diuji coba? Para tim pertama kali mencoba algoritma pembelajaran mesin dengan 134 sampel, yang terdiri dari 59 sampel biotik dan 75 sampel abiotik.
“Praktisi budaya dapat mengeksplorasi AI yang bermanfaat untuk pengembangan kebudayaan. Perpaduan budaya dan teknologi akan mengkreasikan individu yang berkepribadian untuk pengembangan kebudayaan di era digital,” kata Patria Pinandita Ginting Suka, Ketua Umum Iluni FIB UI di Depok, Jawa Barat, Ahad (2/4).
Hal tersebut, lanjut dia, berdasarkan pengalamannya merangkai kata-kata menjadi puisi selama 5 detik dengan menggunakan ChatGPT. Puisi itu telah dibacakan Patria dalam sambutan di acara Grand Launching Pengurus Iluni FIB UI di Kampus FIB UI, Depok, akhir bulan lalu.
“Sekitar 95 persen dari puisi ini dirangkai kata-katanya oleh ChatGPT dengan hanya mengetik kata kunci, yaitu puisi tentang organisasi alumni universitas. Hanya dalam 5 detik, kata-kata di puisi itu terangkai
oleh ChatGPT,” ujar Patria, alumnus Program Studi Ilmu Sejarah FIB UI angkatan 2001.
Kecerdasan buatan di ChatGPT merupakan teknologi mutakhir yang dapat mengkreasikan beragam karya. Seperti beberapa waktu lalu ada penyanyi dangdut virtual yang dibuat dengan teknologi AI. Teknologi dapat mengerjakan berbagai karya, yang dulu hanya mampu dilakukan manusia.
"Namun, manusia-manusia Indonesia tidak boleh berhenti mengolah rasa, cipta, dan karsa. Kita berkesempatan untuk bergotong royong menempa manusia-manusia Indonesia yang memiliki kepribadian unggul dalam berkebudayaan yang membaurkan budaya dan teknologi agar bermanfaat untuk publik,” ucap Patria yang meraih gelar Master of Arts dari jurusan Advertising & Marketing, University of Leeds, Inggris (2007).
Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial
AI pun tengah dikembangkan oleh pemerintah seiring diluncurkan Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial 2020-2045 untuk mengembangkan ekosistem AI di Indonesia.
Berdasarkan riset Daily Social, penggunaan AI di Indonesia masih rendah, yakni 4 persen dari jumlah responden yang disurvei. Mayoritas pengguna AI di Indonesia masih dalam fase uji coba AI.
“Tren AI akan berkembang dan memberikan peluang kepada dosen, mahasiswa, dan alumni FIB UI untuk kreasikan berbagai inovasi. Antara lain aplikasi berbasis linguistik atau natural language processing,
kearsipan, arkeologi, dan lain-lain,” jelasnya.
Dr Alfian Syahmadan Siagian, Manajer Kemahasiwaan dan Alumni FIB UI, mengapresiasi peta jalan (road map) yang dicanangkan Iluni FIB UI yang menautkan budaya dan teknologi untuk pengembangan kebudayaan.
“Saya berharap Iluni FIB UI memberikan dampak nyata terhadap pengembangan kebudayaan dan mahasiswa serta alumni mampu beradaptasi di era disrupsi digital,” ucap Alfian.
Penggunaan AI di sektor kebudayaan dan seni dilakukan oleh sejumlah negara di Uni Eropa dan diperluas implementasinya di ruang publik.
(mdk/sya)