Indonesia siap jadi pasar e-commerce besar, aCommerce punya bos baru
Indonesia diprediksi akan menjadi pasar ecommerce terbesar di Asia Tenggara
aCommerce hari ini mengumumkan penunjukkan dua personel kunci baru, yaitu chief executive dan chief operations officers untuk memimpin aCommerce Indonesia, salah satu wilayah di mana perusahaan penyedia jasa solusi ecommerce Asia Tenggara ini beroperasi.
Eksekutif manajemen internasional asal Norwegia, Snorre Larstad, bergabung dengan aCommerce sebagai CEO dan pemimpin operasional di Indonesia setelah lebih dari 10 tahun membangun karier dalam dunia bisnis di China.
-
Apa perbedaan utama antara e-commerce dan marketplace? Meskipun keduanya seringkali digunakan secara bergantian, namun sebenarnya ada perbedaan yang signifikan di antara keduanya.
-
Siapa yang melakukan riset tentang kepuasan berbelanja online di e-commerce? Melihat situasi pasar digital di awal tahun 2024 yang terus bergerak mengikuti perkembangan kebutuhan dan preferensi masyarakat, IPSOS melakukan riset dengan tajuk ”Pengalaman dan Kepuasan Belanja Online di E-commerce”.
-
Kenapa Hari Jomblo di Tiongkok menjadi Hari Belanja Online? Seperti halnya Hari Valentine di Amerika Serikat yang dianut oleh Hallmark, Hari Jomblo di Tiongkok juga dikooptasi oleh raksasa e-commerce Alibaba pada tahun 2009 dan diubah menjadi hari belanja online besar-besaran.
-
Siapa yang membangun bisnis melalui marketplace? Selain itu, penjual bisa secara independen membangun bisnisnya melalui fasilitas yang ada di platform ini.
-
Kenapa Jack Ma memulai bisnis e-commerce? Berkat kesabarannya, Ma bersama rekannya memberanikan diri untuk memulai bisnis di bidang e-commerce pada tahun 1999 silam.
-
Kenapa bisnis baju bekas impor dilarang di Indonesia? Presiden Jokowi mengungkapkan bisnis baju bekas impor ilegal sangat mengganggu industri tekstil dalam negeri.
Ahli manajemen supply chain dan informatika, Hadi Kuncoro, juga turut bergabung dalam jajaran kepemimpinan baru aCommerce Indonesia sebagai COO, setelah sebelumnya menjadi salah satu pendiri dari Saqina, sebuah perusahaan ecommerce busana Muslim, dan salah satu personel utama dari tim awal yang membangun kesuksesan Zalora Indonesia hingga saat ini.
"Kami melihat pertumbuhan yang sangat besar di pasar Indonesia yang juga merupakan pasar paling penting dan strategis dalam peta bisnis kami," kata Paul Srivorakul, Group CEO dari aCommerce dan Chairman Ardent Capital kepada Merdeka.com, Jumat (14/8).
Pada bulan Juli lalu, aCommerce Indonesia menggandakan kapasitas gudang menjadi 9,332 m2, dengan kehadiran fulfilment center baru di Pondok Ungu seluas lebih dari 5,232 m2 sebagai tambahan dari fulfilment center seluas 4,100 m2 yang sudah beroperasi terlebih dahulu di Halim. aCommerce Indonesia saat ini memberikan jasa solusi ecommerce pada berbagai merk dan retailer besar seperti MatahariMall, PT Mitra Adiperkasa (MAP), BerryBenka, HP, dan L’Oreal.
Indonesia diprediksi akan menjadi pasar ecommerce terbesar di Asia Tenggara berdasarkan hasil studi terkini A.T. Kearney, di mana pertumbuhan pasar Indonesia diperkirakan akan mencapai USD 30 milyar dalam beberapa tahun mendatang, dimulai dari USD 1.3 milyar di tahun 2013.
"Menurut kami, industri ecommerce Indonesia akan memasuki tahap pertumbuhan yang cepat. Oleh karena itu kami akan menggerakkan aCommerce menjadi yang terdepan dalam menyediakan solusi bagi berbagai tantangan yang muncul dalam perkembangan industri ecommerce di Indonesia," kata Snorre.
Baca juga:
PopBox, startup loker online dapat dana dari East Ventures
Lazada permudah penjual dengan aplikasi baru
Kisah pendiri Alibaba, dari guru bahasa jadi orang terkaya di China
Road map e-commerce belum final
Ini pekerjaan freelance yang paling dicari di Indonesia