Jim Geovedi angkat bicara soal penggunaan kata "Cyberwar"
Ada salah persepsi dalam mengartikan "cyberwar."
Sejak 2 minggu lalu, tensi antara Indonesia dan Australia baik di dunia nyata atau di alam cyber meningkat karena isu penyadapan. Banyak hacker yang memekikkan, "Cyberwar..." dan mulai menyerang situs-situs Negeri Kangguru tersebut.
Tidak hanya kelompok hacker baik yang sudah memiliki nama atau yang belum dan juga para peretas individu, mulai melancarkan serangan secara membabi-buta (pada awalnya) setelah tanggal dan waktu yang ditentukan untuk menyerang situs-situs Australia 'dibuka untuk umum.'
Banyak website umum yang tidak tahu apa-apa bertumbangan dengan deface atau juga serangan DDoS dari para hacker Indonesia. Untuk itu, Anonymous Australia mengatakan agar hacker Indonesia menghentikan serangan ke situs umum dan lebih fokus ke website pemerintahan.
[Baca juga: Kalian belum pantas sandang gelar hacker!]
-
Apa yang menjadi sasaran utama hacker dalam serangan siber terkait pemilu? Laporan dari Pusat Keamanan Siber Kanada ungkapkan bahwa serangan siber yang menargetkan pemilihan umum (pemilu) telah meningkat di seluruh dunia.
-
Apa yang dilakukan para hacker terhadap toko penjara? Para peretas memanipulasi daftar harga di toko penjara, menurunkan harga barang menjadi jauh di bawah nilai normalnya.
-
Apa itu yang dimaksud dengan penetrasi internet? Penetrasi internet yang tinggi di negara-negara tersebut menunjukkan perkembangan teknologi dan aksesibilitas yang semakin meningkat, meskipun ada variasi dalam jumlah pengguna berdasarkan populasi total.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Bagaimana cara hacker bisa meretas satelit? Diungkapkannya, celah ini memungkinkan hacker jahat bisa dengan begitu mudah meretas satelit dengan menggunakan peralatan yang tersedia di pasaran.
-
Siapa hacker yang pernah meretas komputer Departemen Pertahanan Amerika Serikat? Jonathan James (c0mrade)Jonathan James merupakan hacker remaja pertama yang pernah ditangkap karena kejahatan siber di Amerika Serikat. Saat ia berusia 15 tahun, di tahun 1999, James pernah melakukan peretasan ke dalam komputer Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Dengan aksinya itu, James berhasil mendapat akses ke lebih dari 3.000 pesan dari pegawai pemerintah, kata sandi, dan berbagai data sensitif lainnya.
Dari serangan-serangan yang dilakukan, tidak sedikit orang yang mengatakan hal tersebut adalah sebuah perang cyber atau cyberwar antara Indonesia dengan Australia.
Namun, salah seorang hacker handal dan yang namanya terkenal sampai tingkat dunia, Jim Geovedi, justru mengatakan bahwa banyak pihak yang kurang memahami dalam mempersepsikan arti dari cyber war itu sendiri.
Dia mengatakan dalam account Twitternya tertanggal 14 November lalu yaitu, cyberwar bukanlah sebuah perang yang nyata. Deklarasi dari perang cyber tersebut ditentukan oleh seorang pemimpin negara, bukan diputuskan oleh sekelompok anak-anak yang kurang jelas asal usulnya walaupun mereka bertindak mengatasnamakan negara.
Jim juga menjelaskan bahwa cyberwar itu sangat terkordinasi, secara sistematis akan menyerang komputer, jaringan komunikasi, database dan media.
Tentunya apa yang dikatakan Jim tersebut beralasan, karena tidak sedikit para hacker yang ikut merontokkan situs-situs Australia ini masih banyak yang berusia belasan dan hanya ingin show-off akan kemampuan mereka melakukan hacking dan defacing serta tidak tahu pasti apa yang dinamakan cyberwar dan apa maksud diberlakukannya cyberwar itu.
[Baca juga: Jim Geovedi, hacker Indonesia yang terkenal di dunia]
Sebuah contoh adalah ketika seorang pemilik account Twitter dari Indonesia yang mengancam pemilik account Twitter bernama @Op_Australia.
Dalam ancamannya, dia mengatakan bahwa Indonesia dan Australia sedang dalam posisi cyberwar dan dia beserta teman-temannya akan menghancurkan semua jaringan internet di Negeri Kangguru tersebut.
Sang pemilik account Twitter dari Indonesia tersebut mencoba berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Inggris yang kacau balau. Tentu saja, sang pemilik account Twitter @Op_Australia terkesan malah memancingnya untuk lebih menunjukkan kebodohannya sendiri.
Ketika merdeka.com mencoba menelusuri dan mencari tahu siapa pemilik account tersebut, ternyata dia masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Baca juga:
Jim Geovedi: Penyadapan itu bukan hal baru
Saran Jim Geovedi terkait serangan hacker Indonesia ke Australia
Anonymous deklarasikan perang dengan Amerika Serikat
Hacker jempolan Indonesia: Cyberwar itu belum pernah ada