Kemkominfo Luncurkan Layanan Chatbot Anti Hoaks
Kemkominfo Luncurkan Layanan Chatbot Anti Hoaks
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) merilis layanan chatbot anti hoaks. Chatbot anti hoaks ini merupakan software program komputer yang disematkan pada aplikasi perpesanan. Tujuannya untuk menjawab pertanyaan publik mengenai informasi yang masih diragukan kebenarannya.
"Kita harapkan masyarakat punya channel untuk verifikasi informasi," ujar Dirjen Aplikasi dan Informatika (APTIKA), Kemkominfo, Semuel Abrijani Pangerapan di Jakarta, Jumat (12/4).
-
Bagaimana cara Kominfo menangani isu hoaks? Tim AIS Kementerian Kominfo telah melakukan pemutusan akses atas konten yang teridentifikasi sebagai isu hoaks.
-
Apa yang dikatakan Menteri AS tentang Kominfo dalam berita hoaks yang beredar? Judul berita itu mencatut situs berita Liputan6.com, berjudul; "Menteri Amerika klaim: Kominfo Indonesia sangat bodoh, Databesa Negaranya dihacker tidak tau, karena terlalu sibuk ngurus Palestina."
-
Kenapa Kemkominfo mendorong kemajuan teknologi? “Kami lakukan untuk mendorong kemajuan teknologi dan ekonomi bangsa yang lebih baik dan membuka berbagai ruang bagi masyarakat Indonesia,” pungkasnya.
-
Apa yang diproyeksikan oleh Menkominfo terkait AI di Indonesia? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi, mengatakan Artificial Intelligence (AI) memiliki peran besar dalam mengubah lanskap industri telekomunikasi. Kata dia, pada 2030 mendatang, diproyeksikan kontribusi AI terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) global mencapai USD 3 triliun.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Kenapa Kominfo fokus menangani hoaks kesehatan? Isu yang berkaitan dengan penyebaran Covid-19 masih mendominasi dalam kategori ini. Selain itu ada banyak informasi yang menyesatkan berkaitan dengan obat-obatan dan produk kesehatan.
Sejauh ini baru Telegram yang sudah bekerja sama untuk penerapan chatbot ini. Di Telegram sendiri, sudah ada ID untuk dapat pengguna melakukan verifikasi informasi tersebut. Lantas bagaimana cara kerjanya?
"Kita bisa copy paste pesan itu kemudian kirim ke chatbot. Nanti diidentifikasi sama chatbot itu. Nanti chatbot memberikan feedback berdasarkan data base yang mereka miliki," jelasnya.
Layanan chatbot ini Kemkominfo bekerja sama dengan Prosa.id. Prosa merupakan perusahaan teknologi berbasis artificial intelligence (AI). Data yang diolahnya itu berdasarkan data base dari Kemkominfo dan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo).
Layanan Chatbot Anti Hoaks adalah bagian dari upaya-upaya yang terus dilakukan Kemkominfo dalam memerangi hoaks. Sebelumnya, Kemkominfo melakukan kerja sama dengan WhatsApp melakukan pembatasan jumlah penerusan pesan dari sebelumnya 20 kali menjadi hanya 5 kali.
Baca juga:
SMRC: Elektabilitas Jokowi Turun Karena Masyarakat Percaya Hoaks Kaki Tangan China
Sebar Hoaks Pilpres Bakal Rusuh, Pemilik Akun Antonio Banerra Ditangkap
Kabiro Hukum KPU Jadi Saksi Sidang Hoaks 7 Kontainer Surat Suara Tercoblos
Hasil Survei Isu Hoaks di Media Sosial yang Serang Jokowi dan Prabowo
Kesbangpol Jateng Nilai Masyarakat Solo Gampang Terpancing Isu Pemilu
Sidang Hoaks 7 Kontainer, KPU Nilai Kabar Surat Suara Tercoblos Kebohongan Besar
KPU Tegaskan Viral Hasil Pemilu di Luar Negeri Hoaks