Kepala BSSN sebut Masih Telusuri Motif Bjorka Sebar Data Pribadi
Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian mengatakan masih terus melakukan koordinasi dengan kepolisian untuk mengejar keberadaan hacker Bjorka. Bjorka telah membuat gaduh bangsa ini atas aksi peretasannya menyebar data pribadi, salah satunya 1,3 miliar data registrasi SIM Card prabayar.
Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian mengatakan masih terus melakukan koordinasi dengan kepolisian untuk mengejar keberadaan hacker Bjorka. Bjorka telah membuat gaduh bangsa ini atas aksi peretasannya menyebar data pribadi, salah satunya 1,3 miliar data registrasi SIM Card prabayar.
"Kami bersama-sama aparat terus melakukan koordinasi. Khususnya dengan Bareskrim Polri," kata Hinsa kepada awak media di kantornya, Depok, Jawa Barat, Selasa (13/9).
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Bagaimana cara hacker sampingan menawarkan jasanya? Salah satu contoh iklan yang ditemukan adalah seorang pengembang Python yang menawarkan layanan pembuatan chatbot VoIP, chatbot grup, chatbot AI, peretasan, dan kerangka kerja phishing dengan harga sekitar USD 30 per jam.
-
Siapa saja yang melakukan serangan hacker ke negara-negara tersebut? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Apa yang dilakukan para hacker terhadap toko penjara? Para peretas memanipulasi daftar harga di toko penjara, menurunkan harga barang menjadi jauh di bawah nilai normalnya.
Lembaga yang dipimpinnya itu pun, masih menelusuri motif yang dilakukan Bjorka dengan melakukan data-data. Sementara terkait data yang dibagikan oleh Bjorka, ia menyatakan, data tersebut memang ada tidak seluruhnya valid.
"Tidak saya katakan semuanya tidak valid, ada juga yang valid, tapi dari sisi masa waktunya berbeda," ucap Hinca.
Dalam kesempatan itu, Hinsa juga menuturkan, aksi pencurian data sendiri termasuk sebagai ancaman di ruang siber dengan intensitas rendah. Ada ancaman lain yang sampai bisa melumpuhkan sistem elektronik.
Kendati demikian, bukan berarti pihaknya tinggal diam dalam melindungi keamanan siber di Tanah Air. Karenanya, ia menuturkan, upaya antisipasi hingga evaluasi terus dilakukan BSSN.
Ia menyatakan, tidak ada satu negara pun di dunia yang menyatakan diri paling aman di bidang siber. Untuk itu, ia pun mengajak semua pihak memiliki semangat kerja sama untuk ikut menjaga ruang siber Indonesia.
Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate mengatakan data-data yang disebar hacker Bjorka merupakan data-data yang bersifat umum dan sebagian merupakan data-data yang lama.
"Data-data itu setelah ditelaah sementara, adalah data-data yang sifatnya umum. Data-data umum, bukan data-data spesifik. Dan bukan data-data yang ter-update sekarang, sebagian data-data yang lama," kata Johnny seperti dikutip dari siaran YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (13/9).
Sumber: Liputan6 / Agustinus Mario Damar
(mdk/faz)