Komisaris BEI soal Rencana IPO Unicorn: Momentumnya Pas
Komisaris Bursa Efek Indonesia (BEI) Pandu Sjahrir mengapresiasi atas rencana unicorn startup asal Indonesia untuk melakukan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO). Ia memandang, momentum pandemi Covid-19 yang terjadi sejak tahun lalu turut jadi faktor penting di dalam rencana tersebut.
Komisaris Bursa Efek Indonesia (BEI) Pandu Sjahrir mengapresiasi atas rencana unicorn startup asal Indonesia untuk melakukan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO). Ia memandang, momentum pandemi Covid-19 yang terjadi sejak tahun lalu turut jadi faktor penting di dalam rencana tersebut.
"Memang waktunya cukup pas ya, melihat momentum gara-gara Covid banyak sekali orang berubah dari bisnis offline menjadi online dan ini bisa kelihatan dari performance banyak perusahaan teknologi," ujar Pandu dalam pernyataan menanggapi isu ini.
-
Bagaimana BRI dan BEI berharap nasabah korporasi mereka bisa memanfaatkan keuntungan dari IPO? Dengan menjadi perusahaan terdaftar, perusahaan memiliki akses langsung ke pasar modal untuk mendapatkan pendanaan tambahan di masa depan melalui penerbitan saham atau obligasi. Hal ini memberikan fleksibilitas dalam manajemen keuangan perusahaan dan memperluas sumber pendanaan yang tersedia
-
Mengapa BRI dan BEI berkolaborasi untuk mendorong nasabah korporasi BRI melakukan IPO? Perusahaan-perusahaan berpeluang besar dalam mengembangkan bisnisnya melalui pendanaan dari pasar modal.
-
Apa tujuan dari kolaborasi BRI dan BEI dalam menyelenggarakan seminar tentang IPO? Kegiatan tersebut bertujuan mendukung perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam hal ini nasabah korporasi BRI untuk dapat berkembang melalui pendanaan di pasar modal dengan melakukan IPO dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia.
-
Kapan BNI pertama kali melakukan IPO? Pada 1996 BNI untuk pertama kalinya menawarkan saham perdana kepada masyarakat atau IPO dengan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.
-
Kapan seminar kolaborasi BRI dan BEI tentang IPO diselenggarakan? Dalam menyambut peluang tersebut, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI berkolaborasi dengan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyelenggarakan seminar terbuka yang mengambil tema 'Optimum Financing Synergy with Initial Public Offering (IPO)' pada 6 Juli 2023 di Main Hall Bursa Efek Indonesia.
-
Siapa saja yang hadir dalam seminar kolaborasi BRI dan BEI tentang IPO? Kegiatan seminar yang dihadiri mulai dari C-Level Officers, Directors hingga Senior Executive yang merupakan nasabah korporasi BRI ini memiliki potensi untuk mengembangkan bisnisnya melalui pasar modal.
Menurut dia, saat ini banyak pemain tech startup yang melihat besarnya potensi public market dan menilai bursa sebagai salah satu tempat untuk fund raising ataupun medium untuk berubah menjadi perusahaan publik. Dia pun meyakini bahwa go public dari unicorn ini dapat mendorong perluasan kapitalisasi pasar bursa karena besarnya valuasi perusahaan-perusahaan tersebut.
"Sekarang banyak sekali teman-teman melihat public market itu mungkin jauh lebih dalam dibandingkan private market, dan untuk sebagian besar perusahaan ini enggak bisa disebut sebagai startup. Mereka sudah merupakan perusahaan yang cukup besar dari sisi kapitalisasi pasar," kata Pandu.
Opsi IPO
Mengenai opsi apa yang akan diambil unicorn saat IPO nanti, Pandu menegaskan bahwa itu tergantung pada bentuk perusahaan masing-masing.
Namun, Pandu optimistis ada beberapa manfaat yang akan didapatkan perusahaan, jika mereka melantai di bursa Indonesia. Mulai dari sisi founder share, income tax, hingga stakeholder engagement.
"Sebagai perusahaan publik [unicorn] akan lebih mudah untuk mendapatkan pendanaan-pendanaan lain di luar equity seperti pinjaman dan lain-lain. Jadi itu salah satu positifnya," tutur Pandu.
Seperti diketahui, belakangan ini kabar bahwa perusahaan dengan titel unicorn akan segera melantai ke BEI dalam waktu dekat ramai diperbincangkan.
Hal ini sudah menjadi perhatian Pandu Sjahrir sejak diangkat menjadi Komisaris BEI pada 2020, yang menargetkan kaum milenial untuk berinvestasi di pasar modal.
"Saya ingin menggandeng perusahaan-perusahaan teknologi untuk bisa menjadi emiten di pasar modal kita," kata Pandu.
Sumber: Liputan6.com
Reporter: M. Wahyu Hidayat