Kue Bisnis GPS Tracker Masih Besar, Asal Pakai AI
Pasar GPS tracker masih besar, asal mampu mengembangkan inovasi AI yang relevan.
CEO PT Sumber Sinergi Makmur Tbk, Alamsyah Cheung, menjelaskan pihaknya masih terus mengembangkan teknologi AI pada produk besutaannya, Fox Logger. Fox Logger merupakan produk perusahaan sebagai penyedia GPS tracker.
Dengan demikian, pengembangan ini tentu saja akan menyesuaikan dengan kebutuhan pasar di industri otomotif.
"Industri otomotif di Indonesia, terutama kendaraan listrik (EV), akan semakin banyak mengadopsi teknologi AI untuk meningkatkan kepuasan konsumen. Namun, saat ini penetrasi EV masih fokus pada segmen menengah ke atas karena keterbatasan infrastruktur pengisian baterai,” ujar Alamsyah.
Meski adopsi kendaraan listrik semakin massif, bukan berarti juga pihaknya meninggalkan peluang di pasar mobil non-EV. Justru kue terbesar masih ada di mobil-mobil non-ev, baik mesin konvensional ataupun hybrid.
Menurutnya, teknologi AI memiliki potensi besar untuk diterapkan di mobil non-EV dengan tujuan meningkatkan pengalaman berkendara yang lebih nyaman dan efisien.
"Dengan AI, konsumen tidak perlu direpotkan lagi dengan hal-hal seperti jadwal penggantian oli atau suku cadang. Semua bisa diprediksi dan dilakukan tepat waktu, sehingga kendaraan jarang mengalami kerusakan mendadak,” jelasnya.
Oleh sebab itu, dibutuhkan startegi kolaborasi dengan perusahaan otomotif di Indonesia. Salah satunya Astra. Menurutnya, teknologi yang ditawarkan Fox Logger memiliki potensi untuk melengkapi ekosistem grup otomotif besar seperti Astra, mulai dari United Tractors (UNTR), Astra Credit Companies (ACC), Astra Honda Motor (AHM) hingga Astra Digital dan Garda Oto.
"Kami berharap dapat menjalin kerja sama yang memperkuat kedua belah pihak, serta menghadirkan inovasi yang lebih baik di industri otomotif Indonesia. Bahkan kami terbuka untuk opsi-opsi aliansi strategis," ujarnya.