Lazada Disebut E-commerce Paling Sering Digunakan Milennial
Berdasarkan hasil survei tersebut, terlihat bahwa peringkat pertama brand awareness masyarakat terhadap brand e-commerce shopping adalah Lazada. Kemudian disusul Shopee.
Perusahaan riset Alvara memaparkan hasil survei yang dilakukan pihaknya terkait dengan perilaku masyarakat terutama milenial saat menggunakan layanan e-commerce. Data dari survei ini dilakukan dengan pengambilan data lapangan, analisa data, dan penulisan laporan kepada 1.204 responden di Jabodetabek, Bali, Padang, Yogyakarta, dan Manado dengan margin of error 2,89 persen.
Salah satu dari hasil survei itu khususnya untuk brand awareness dan jumlah pemakaian menyebutkan bahwa untuk kategori e-commerce shopping, masih didominasi oleh pemain-pemain asing. E-commerce jempolan tanah air, dalam hasil survei itu, belum menduduki brand awareness nomor wahid.
-
Siapa yang mendorong penjual perempuan di Lazada? “Hari Perempuan Internasional bagi Lazada adalah momen untuk mengingatkan kami bahwa di balik kekuatan sebuah platform eCommerce, ada banyak sekali penjual perempuan yang berdaya dan berkarya untuk konsumen,"Ia melanjutkan, "Walau biasanya memiliki banyak peran dan tanggung jawab, penjual perempuan di Lazada tetap menunjukkan semangat dan kegigihan dalam meraih kesuksesan. Sebagai platform eCommerce yang inklusif, kami senantiasa mendorong para perempuan Indonesia untuk berani mendobrak setiap stereotip kewirausahaan dan industri bisnis yang nyatanya dapat digeluti oleh perempuan.”
-
Apa tujuan utama Lazada dalam bekerja sama dengan DKUKMPP Kota Cirebon? Kerja sama ini menegaskan komitmen Lazada dalam mendukung pertumbuhan ekonomi digital, serta memperluas kesempatan yang sama bagi pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia.
-
Kapan AHA Commerce meraih penghargaan sebagai Indonesia Lazada Partner of the Year? Berkat prestasinya, AHA Commerce dinobatkan sebagai Indonesia Lazada Partner of the Year dalam LazMall 2023 Brands Future Forum (BFF) Awards, acara tahunan Lazada yang memberikan apresiasi kepada brand dan mitra di dalam ekosistem e-commerce Lazada.
-
Apa yang dilakukan AHA Commerce untuk membantu brand lokal di Lazada? “Kami memahami bahwa era digital saat ini menawarkan potensi tanpa batas bagi pelaku bisnis, namun di sisi lain juga menghadirkan tantangan besar bagi mereka yang belum memiliki pemahaman mendalam soal lanskap bisnis online. Keberadaan AHA Commerce dimulai dari keinginan kami untuk membantu brand dan penjual lokal yang ada di Indonesia untuk bisa mencapai potensi bisnis optimalnya di dunia digital,” kata Stephen Lawrence, Founder dan CEO AHA Commerce.
-
Bagaimana Lazada membantu UKM Fesyen Cirebon untuk meningkatkan pemasaran produk? Bersama Lazada yang memberikan penawaran kepada UMKM Cirebon untuk dapat bergabung ke kanal ‘Harbolnas’, diharapkan dapat membuka peluang baru bagi para pelaku UMKM agar mendapatkan kemudahan akses untuk meningkatkan pemasaran produk mereka, sehingga para UMKM ini dapat memperluas jaringan distribusi hingga ke seluruh Indonesia.
-
Bagaimana AHA Commerce membantu brand lokal meningkatkan penjualannya di Lazada? Di sisi yang lain, AHA Commerce juga turut menyediakan layanan menyeluruh bagi brand lokal di Lazada yang ingin meningkatkan penjualan, mulai dari pengelolaan toko online, penyediaan gudang dan fasilitas pengepakan pesanan, program pemasaran, hingga layanan pelanggan.
"Dalam hal ini, kami membagi e-commerce itu menjadi 5 sektor, yakni transportasi, belanja, tiket, digital payment, dan pengiriman makanan. Mayoritas setiap kategori, brand asli Indonesia mendominasi. Kecuali yang sektor belanja," kata CEO & Founder Alvara Research Hasanuddin Ali saat acara pemaparan hasil survei perilaku dan preferensi konsumen milenial Indonesia di Jakarta, Selasa (9/7).
Dilanjutkannya, berdasarkan hasil survei tersebut, terlihat bahwa peringkat pertama brand awareness masyarakat terhadap brand e-commerce shopping adalah Lazada. Kemudian disusul Shopee. Lazada mendapatkan prosentase sebesar 47,9 persen dan Shopee 32,2 persen. Setelahnya, diurutan ketiga barulah ada Tokopedia dengan prosentase 15,4 persen dan Bukalapak 14,4 persen.
"Milenial mengasosiasikan Lazada dengan COD/bayar ditempat, sedangkan Shopee dengan ongkos kirim gratis. Sementara, Tokopedia dan Bukalapak diasosiasikan dengan aplikasi belanja terkenal," terangnya.
Hanya saja, kata dia, Shopee dan Tokopedia lebih direkomendasikan milenial dibandingkan dengan Lazada. Sementara itu, menurut Ketua Bidang Ekonomi Digital, Bima Laga, mengapresiasi atas survei yang telah dilakukan Alvara. Hanya saja, kata dia, jumlah responden yang dilakukan masih terbilang kecil sehingga baru menggambarkan sebagian kecil perilaku milenial.
"Data konkret e-commerce sebetulnya sudah bisa diambil dr BPS atau Bank Indonesia. Jadi survei ini baru menggambarkan sebagian kecil perilaku milenial. Tapi kalau market leader, saya serahkan ke masing-masing orang menilainya," jelasnya.
(mdk/faz)